Dialog antara Gubernur NTT dengan Masyarakat Rendu Terkait Pembangunan Waduk Lambo

WartaNTT.com, Nagekeo - Sudah sejak lama kita berjuang untuk membangun Provinsi NTT, masalah yang paling penting yang kita hadapi di NTT, salah satunya adalah masalah air. Persoalan ini merata hampir di seluruh wilayah NTT, hanya sebagian kecil wilayah NTT yang tidak cukup bermasalah dengan persoalan air. Oleh karena itu, pembangunan sarana air sangatlah diperlukan. APBD Provinsi NTT tidak cukup untuk membangun sarana air, kami hanya bisa membangun embung-embung kecil, dimana setiap tahunnya hanya ada 10-15 buah yang tersebar dimana-mana. Dengan kesadaran bahwa kita sedang mengatasi permasalahan ketersediaan air. Oleh karena itu, pembangunan bendungan sangat kita butuhkan untuk saat ini. Demikian salah satu point yang disampaikan oleh Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, ketika bertatap muka bersama masyarakat dari dua desa, pada Selasa kemarin (18/4/2017).

Gubernur yang didamping oleh Kepala BWS Nusa Tenggara II, Agus Sosiawan, dan Kepala Dinas Pekerjaan Umum Prov. NTT, Andre Koreh, langsung menuju ke Kantor Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa Selatan, Kabupaten Nagekeo, setibanya dari Kupang untuk membuka kegiatan Pekan Daerah Kontak Tani dan Nelayan Andalan (PEDA-KTNA) XV Tingkat Provinsi NTT, yang dieselenggarakan di Mbay, Ibukota Kabupaten Nagekeo tanggal 19-22 April 2017.

Gubernur menambahkan, Bapak Presiden kita yang sekarang, dulunya juga seorang Gubernur dan kami sering bertemu. Beliau juga sudah berulang kali datang ke NTT, dan saya menyampaikan kepada beliau bahwa salah satu masalah pokok di NTT adalah, ketersediaan air bersih. Karena itu, setelah menjadi Presiden, beliau memprogramkan untuk membangun 7 buah Waduk/Bendungan di NTT. Hal ini merupakan komitmen beliau, untuk turut bersama-sama mengatasi permasalahan air di NTT.

Sementara itu, dalam sesi tanya jawab seorang pemuda Rendu, Kristianus Minggu, menyampaikan bahwa, Pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh Staf dari Deputi II dan IV Kantor Staf Presiden, Bapak Gories Mere, dan Bapak Gubernur, lebih manusiawi dan bisa menghapuskan trauma akibat intimidasi yang dialami oleh warga terkait penolakan ini. Dan kami berjanji, akan mendukung dan mendampingi sendiri Petugas Survey yang akan melakukan kajian di 2 lokasi alternatif tersebut, yaitu di Lowo Pebhu dan Mala Waka. (*WR*)