Nagekeo, WartaNTT.com - Sebagaimana dilansir dari Pos Kupang Kementerian Kesehatan mempromosikan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (Germas) di Desa Marapokot, salah satu desa I pesisir Pantai Utara Kabupaten Nagekeo.
Gemas merupakan gerakan yang mengharapkan partisipasi langsung masyarakat untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat (tujuan kesehatan).
Staf Kementrian Kesehatan RI, Sugiharto di depan Masyarakat Marapokot, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, Jumat (18/11/2016), mengatakan, Germas merupakan gerakan yang membutuhkan partisipasi langsung masyarakat dalam mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan di Indonesia sebagaimana tertuang dalam UU Kesehatan yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten II Setda Nagekeo, Bernardinus Fanciena, Kepala Dinas Kesehatan Nagekeo, Martha Lamanepa, Kepala Bagian Kesra Nagekeo, Pius Dhari, Kapolsek Aesesa, Jamaludin, Kepala Desa Maropokot, serta para tokoh masyarakat, toko agama, tokoh pemuda, tokoh wanita di desa tersebut.
Sugiharto mengatakan, Germas memiliki paradigma yang mengedepankan upaya preventif dan promotif kepada masyarakat agar sehat.
Tujuan Germas,lanjut Sugiarto, menurunkan beban penyakit menular dan penyakit tidak menular, baik kematian maupun kecacatan, menghindarkan terjadinya penurunan produktivitas penduduk, menurunkan beban pembiayaan pelayanan kesehatan karena meningkatnya penyakit dan pengeluaran kesehatan.
"Prinsip dari Germas sendiri yakni, kerjasama multisector, keseimbangan masyarakat, keluarga dan individu, pemberdayaan masyarakat, penguatan sistem kesehatan, pendekatan siklus hidup, Jaminan
Kesehatan Nasional (JKN) dan berfokus pada pemerataan layanan," kata Sugiharto.
Dikatakan Sugiharto, Germas dimulai dari tiga hal yakni, meningkatkan aktifitas fisik, konsumsi sayur dan buah, serta deteksi dini penyakit tidak menular (PTM).
Bupati Nagekeo, Elias Djo dalam sambutannya yang dibacakan Asisten II Setda Nagekeo, Bernardinus Fanciena, mengatakan, setiap orang pasti mengidamkan tubuh dan raga yang sehat tanpa dirundung penyakit yang merusak tubuh.
Selain tidak nyaman dan menghambat aktivitas, kata Bernard, tubuh yang tidak sehat dapat mempengaruhi kondisi keuangan keluarga. Apalagi, katanya, jika tubuh terserang penyakit berbahaya seperti stroke, jantung dan kanker membutuhkan yang membutuhkan biaya pengobatan yang tidak sedikit.
Bernadinus mengungkapkan, sakit fisik dapat melemahkan hati dan pikiran, sehingga menyebabkan munculnya penyakit lain. Oleh karena itu, kata Bernard, menjaga kesehatan merupakan sebuah intervensi untuk hari ini, esok dan masa depan.
"Sehat itu mahal. Karena itu, saya mengimbau kepada kita semua, kiranya slogan lebih baik mencegah daripada mengobati, benar-benar di pahami dan diterapkan dalam kehidupan kita sehari-hari,'' Imbau Bernard.
Bernadinus menambahkan, selama ini masyarakat cenderung memilih mengobati daripada mencegah. " Kita sering terlambat ke tempat pelayanan kesehatan baik Rumah Sakit, Puskesmas atau balai pengobatan. Disaat sakit dan penyakit sudah sampai pada taraf akut atau stadium lanjut baru mencari berobat. Akibatnya, penanganan penyakit lebih sulit bahkan berujung pada kematian," demikin Bernard.
Dikatakan Bernard, sebagian masyarakay masih menganggap menjaga kesehatan itu bukanlah hal prioritas dalam kehidupan sehari-hari. Disisilain, katanya, telah terjadi transisi epidemiologi atau perubahan pola penyakit yang ditandai dengan meningkatnya kematian dan kesakitan akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, kanker dan lain-lain. Sementara kematian akibat penyakit menular, jelas Bernard, justeru semakin menurun meskipun prevalensi penyakit masih cukup tinggi.
Bernadinus menambahkan, kondisi tersebut menyebabkan tingginya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan terutama pelayanan rujukan, penanganan dengan biaya besar dan teknogi canggih sehingga mempegaruhi kondsi keuangan keluarga selain kecacatan dan kematian.
Sementara itu anggota DPRD Kabupaten Nagekeo, Rispan Panteleon Djogo, mengatakan, banyak faktor yang mengganggu kesehatan masyarakat antara lain rendahnya kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat, kurangnya sanitasi dan air bersih.
Karena itu, ia mengajak masyarakat untuk mulai berperilaku hidup sehat dengan melakukan hal-hal kecil seperti menjaga kebersihan rumah, cuci tangan sebelum makan, ketersediaan air bersih, makan sayur dan buah yang cukup, olahraga, tidur yang cukup, dan menjauhkan anak-anak dari rokok.
KOMENTAR