wartantt.com--Kelompok ormas keagamaan kembali akan menggelar aksi menuntut
Basuki T Purnama, terdakwa penistaan agama, dicopot sebagai gubernur DKI
Jakarta.
Demo bernama aksi Bela Islam 212, itu digelar hari ini dan berlokasi di
depan Gedung DPR/MPR, Jakarta. Diduga aksi diinisiasi Forum Umat Islam
(FUI) tersebut sarat politik.
Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan, salah satu pihak menduga adanya nuansa politik dalam aksi Bela Islam 212. Untuk itu, dia mengimbau warga Jawa Barat tidak turut serta pada aksi tersebut.
"Masalah aksi 212, kalau saya sebagai kapolda mengimbau pada masyarakat, karena itu masalah lebih kental dengan nuansa politik. Politiknya juga politik DKI Jakarta. Jadi saya imbau masyarakat Jabar tidak usah ikut-ikutan dengan politik DKI. Silakan urus rumah tangga masing-masing," ujar Anton, Senin kemarin.
Anton meyakini dalam aksi itu tidak ada keterkaitan dengan bela agama dan ulama. Sehingga dia meminta warga Jawa Barat tida tertipu dengan pelbagai bujukan untuk beraksi demi beli ulama.
"Karena ini bukan masalah agama dan juga bukan masalah ulama. Jadi jangan terjebak dengan ajakan-ajakan itu. Kita hanya mengimbau agar enggak ke sana. Ke Jakarta. Karena ini bukan masalah agama tapi kental nuansa politik. Enggak ada kaitannya," tegasnya.
Mabes Polri bahkan mengendus adanya upaya provokasi berujung tindakan anarkis pada aksi 212. Untuk itu, mereka mengimbau masyarakat tidak mudah termakan tindakan provokatif dapat merugikan diri sendiri.
"Kami telah mendeteksi kegiatan yang mengarah pada provokatif menuju kondisi anarkis. Dalam hal ini tidak berlebihan jika kepolisian mengingatkan kepada masyarakat," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar.
Sementara itu, Mabes Polri mencium adanya upaya provokasi berujung tindakan anarkis pada aksi 212. Untuk itu, mereka mengimbau masyarakat tidak mudah termakan tindakan provokatif dapat merugikan diri sendiri.
"Kami telah mendeteksi kegiatan yang mengarah pada provokatif menuju kondisi anarkis. Dalam hal ini tidak berlebihan jika kepolisian mengingatkan kepada masyarakat," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli.
Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto meminta massa aksi 212 menyampaikan aspirasinya secara tertib dan aman. Sehingga pihaknya menyerahkan masalah ini kepada para lembaga keamanan negara guna menjaga aksi tetap berjalan baik.
"Masalah demo itu kan hak masalah rakyat nanti semuanya kita harapkan semuanya berjalan tertib aman. Dan semua kita serahkan kepada aparat baik Kepolisian dan TNI untuk bisa memberikan komunikasi yang baik selama ini," terang Setya.
Kapolda Jabar Irjen Anton Charliyan, salah satu pihak menduga adanya nuansa politik dalam aksi Bela Islam 212. Untuk itu, dia mengimbau warga Jawa Barat tidak turut serta pada aksi tersebut.
"Masalah aksi 212, kalau saya sebagai kapolda mengimbau pada masyarakat, karena itu masalah lebih kental dengan nuansa politik. Politiknya juga politik DKI Jakarta. Jadi saya imbau masyarakat Jabar tidak usah ikut-ikutan dengan politik DKI. Silakan urus rumah tangga masing-masing," ujar Anton, Senin kemarin.
Anton meyakini dalam aksi itu tidak ada keterkaitan dengan bela agama dan ulama. Sehingga dia meminta warga Jawa Barat tida tertipu dengan pelbagai bujukan untuk beraksi demi beli ulama.
"Karena ini bukan masalah agama dan juga bukan masalah ulama. Jadi jangan terjebak dengan ajakan-ajakan itu. Kita hanya mengimbau agar enggak ke sana. Ke Jakarta. Karena ini bukan masalah agama tapi kental nuansa politik. Enggak ada kaitannya," tegasnya.
Mabes Polri bahkan mengendus adanya upaya provokasi berujung tindakan anarkis pada aksi 212. Untuk itu, mereka mengimbau masyarakat tidak mudah termakan tindakan provokatif dapat merugikan diri sendiri.
"Kami telah mendeteksi kegiatan yang mengarah pada provokatif menuju kondisi anarkis. Dalam hal ini tidak berlebihan jika kepolisian mengingatkan kepada masyarakat," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli Amar.
Sementara itu, Mabes Polri mencium adanya upaya provokasi berujung tindakan anarkis pada aksi 212. Untuk itu, mereka mengimbau masyarakat tidak mudah termakan tindakan provokatif dapat merugikan diri sendiri.
"Kami telah mendeteksi kegiatan yang mengarah pada provokatif menuju kondisi anarkis. Dalam hal ini tidak berlebihan jika kepolisian mengingatkan kepada masyarakat," ungkap Kadiv Humas Mabes Polri, Irjen Boy Rafli.
Sementara itu, Ketua DPR Setya Novanto meminta massa aksi 212 menyampaikan aspirasinya secara tertib dan aman. Sehingga pihaknya menyerahkan masalah ini kepada para lembaga keamanan negara guna menjaga aksi tetap berjalan baik.
"Masalah demo itu kan hak masalah rakyat nanti semuanya kita harapkan semuanya berjalan tertib aman. Dan semua kita serahkan kepada aparat baik Kepolisian dan TNI untuk bisa memberikan komunikasi yang baik selama ini," terang Setya.
KOMENTAR