Djarot Apresiasi Ketua MUI Mau Maafkan Ahok

Jakarta - Calon Wakil Gubernur DKI, Djarot Saiful Hidayat memberikan apresiasi sikap Ketua Majelis Umum Indonesia (MUI) Ma'ruf Amin yang bersedia memaafkan Calon Gubernur DKI Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Ia melihat jiwa besar Ma'ruf Amin yang juga sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) patut dicontoh oleh semua pihak.
"Saya ucapkan terima kasih sekali Pak Kiai Haji Ma'ruf Amin. Seharusnya kita saling memaafkan. Saya memberi apresiasi beliau sebagai kiai sepuh di NU memberi contoh yang baik. Mau memaafkan," kata Djarot saat blusukan di Kampung Ambon, Jakarta, Kamis, (2/2).
Dengan adanya sikap jiwa besar dari KH Ma'ruf Amin, Djarot berharap ada kesejukan di tengah-tengah warga Jakarta, khususnya umat Islam di Ibu Kota. Ia juga berharap suasana kondusif di Jakarta tetap terjaga dan warga tidak mudah terprovokasi dengan pihak-pihak lain.
"Marilah dalam masa-masa seperti ini, selalu dimana-mana sejak seminggu lalu saya sampaikan kita benar-benar menciptakan suasana sejuk, damai dan untuk tidak terprovokasi atau memprovokasi," ujarnya.
Ia menegaskan Kota Jakarta adalah milik semua warga Jakarta. Jadi sudah menjadi kewajiban warga untuk menjaga Jakarta tetap sejuk dan damai selama masa kampanye dan menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI 2017.
"Tadi saya sampaikan juga Tuhan sudah memberikan kesejukan pada alam ini, untuk Jakarta. Mari kesejukan itu meresap di dalam hati kita. Di dalam perilaku kita sehingga tidak ada lagi ujaran-ujaran yang provokatif dan saling menyerang satu sama lain. Sekali lagi, saya berterima kasih dan memberikan penghargaan pada beliau (KH Ma'ruf Amin)," paparnya.
Seperti diberitakan, Ketua MUI Ma'ruf Amin telah menerima permintaan maaf Ahok. Mantan anggota Dewan Pertimbangan Presiden di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono itu pun mengimbau seluruh kadernya, agar tidak melakukan hal apapun yang dapat memicu hal-hal yang tidak diinginkan.
Mantan Bupati Belitung Timur ini menyampaikan permohonan maaf secara tertulis kepada Ma'ruf Amin, yang juga Rais Aam Nahdlatul Ulama.
Ahok tidak akan melaporkan Ma'ruf Amin kepada Kepolisian, karena dituding memberikan keterangan palsu saat menjadi saksi dalam sidang penistaan agama.
Dalam permohonan maafnya, Ahok menyampaikan bahwa ia menghormati Ma’aruf Amin sebagai sesepuh NU, seperti halnya tokoh-tokoh lain di NU, Abdurrahman Wahid, alias Gus Dur dan Mustofa Bisri, alias Gus Mus.
Dengan permohonan maaf itu, Ahok berharap dapat menjernihkan persoalan. Dia juga berharap, agar pihak-pihak lain tidak memperkeruh suasana.