Wartantt.com, SUMTENG- Kegiatan Festival Budaya Bumi
Gogali yang dilaksanakan pada hari ini, Jumad (09/06/17) di Kab. Sumba Tengah
atas prakarsa dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Sumba Tengah dengan dua
kategori kegiatan yang dilombakan yakni kategori Tingkat Sekolah Dasar yakni
Lomba Tarian Tradisional yang diikuti
oleh lima (5) Sekolah Dasar yang ada di Kab. Sumba diantaranya SDN Tama Au, SDN
Waihibur, SDN Waibakul, SDN Laimajori, SDN Mambitul sedangkan untuk kategori Tingkat
SMP yakni Lomba Tarian Modifikasi/ Garapan Baru/ Kolaborasi yang diikuti oleh
lima SMP di Kab. Sumba Tengah yaitu SMPN 1 Umbu Ratu Nggay Barat, SMPN 4
Waibakul, SMP Kristen Waibakul, SMP Swasta Rakyat Perewa Tana dan SMPN SATAP
Waikajanga dengan mengambil tempat di Aula PUSPAS Katiku Loku Kec. Katiku Tana.
Ketua panitia penyelenggara yang juga Kepala Bidang
Pengembangan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Elisabeth Rambu Dai, SPD), dalam
laporannya mengatakan kesenian daerah merupakan salah satu aspek yang melekat
kuat pada akar budaya masyarakat. Kebudayaan daerah bukan saja menjadi simbol
atau identitas satu daerah, namun juga memiliki peran penting dalam
meningkatkan integritas dan kesejahteraan masyarakat terutama pada
daerah-daerah yang menempatkan kesenian daerah sebagai potensi ekonomi. Secara
umum, animo masyarakat terhadap kesenian daerah semakin berkurang sehingga
pengelolaan tidak optimal. Hal ini disebabkan oleh pengaruh globalisasi dan
modernisasi yang mempengaruhi tata nilai dalam berkesenian di daerah.
Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Sumba Tengah
(Drs. Daniel G. Sabarua) dalam sambutannya mengatakan misi pengelolaan kekayaan
nilai budaya yang mencakup kesenian daerah dan kesenian modern adalah bagaimana
membangun hidup, mengembangkan hidup dengan seni dan kesenian. Untuk bisa
membangun hidup dengan seni dan kesenian maka harus memiliki perasaan cinta
terhadap seni dan kesenian. Cerminan rasa cinta itu harus terlihat dalam
kemauan dan ketekunan, komitmen dan konsistensi akan pentingnya seni dan
kesenian dalam kehidupan kita. Oleh karena perasaan cinta itulah maka akan
meneguhkan niat luhur untuk mengelola, mengembangkan dan melestarikan seni dan
kesenian sebagai kekayaan nilai yang harus dijunjung tinggi, dihargai dan
diakui dimana filosofi dalam mengelola, mengelola dan mengembangkan serta
melestarikan seni dan kesenian adalah “ Seni Untuk Seni”, tandasnya.
Berkenaan dengan pengelolaan, penegmbangan dan
pelestarian kesenian tradisional memang sangat penting dan strategis bagi upaya
pewarisan kekayaan nilai kepada generasi muda. Generasi muda perlu didorong
bahkan diberikan pendidikan untuk mengelola, mengembangkan dan melestarikan
kesenian tradisional jika tidak maka eksistensi kesenian tradisional yang
sedang terancam punah akan benar-benar punah seiring bergulirnya waktu dalam
pusaran hadir dan tumbuhnya kesenian modern, tandasnya lagi.
Upaya yang dilakukan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kab.
Sumba Tengah melalui Lomba Tarian Tradisional dan Tarian Modifikasi/ Garapan
Baru/ Kolaborasi dapat memberi makna dan dampak positif bagi upaya bersama kita
untuk mengelola, mengembangkan dan melestarikan eksistensi kesenian tradisional
sekaligus menghasilkan performa produk seni budaya yang mempunyai daya tarik
khas sebagai bentuk dukungan terhadap dunia pariwisata Indonesia umumnya dan
Kab. Sumba Tengah khususnya.
Pendidikan Kesenian masih dipandang sebelah mata, dimana
pendidikan kesenian di lembaga satuan pendidikan hanya dijalankan sebagai suatu
mata pelajaran bukan suatu nilai pendidikan. Karena itu, pendidikan kesenian
masih diajarkan oleh tenaga pendidik yang hanya kebetulan memiliki minat belaka
bukan oleh tenaga pendidik yang memiliki kapasitas dan kompetensi yang
profesional di bidang ilmu kesenian, tandasnya lagi.
Anak-anak dan remaja sebagai generasi pewaris yang
memiliki semangat dan motivasi tinggi untuk belajar diberikan ruang yang bebas
mengembangkan potensi yang ada dalam diri mereka sehingga semangat dan motivasi
tersebut dapat menjadikan Sumba Tengah masa kini dan masa depan destinasi
pariwisata yang diunggulkan. (Okto Bere)
KOMENTAR