Wartantt.com, SIKKA - Bertempat di Aula Kantor Kelurahan Kota Baru Kecamatan Alok Timur, Komisi Penanggulangan AIDS Kab Sikka menggelar pelatihan penyuluhan HIV dan AIDS bagi Kader Peduli AIDS di Kab Sikka yang dilaksanakan sejak 30 s/d 31 Mei 2017 dihadiri 25 orang perwakilan Warga Peduli AIDS (WPA) dari 17 Kecamatan.
Silvester Jompar., dalam laporannya mengatakan ODHA juga menyandang masalah sosial akibat stigma dan diskriminasi yang membelenggu dalam interaksi dengan masyarakat sekitarnya.
“Untuk mencapai keberhasilan penanggulangan AIDS dibutuhkan komitmen para pemimpin, LSM dan masyarakat untuk bekerjasama mengatasi laju endemi HIV melalui pemberian informasi yang benar untuk mencegah HIV dan dukungan psikologis terhadap ODHA dan keluarga”.
“Salah satu kegiatan nyata yang perlu dilakukan adalah peningkatan kapasitas bagi elemen yang ada dalam masyarakat baik itu aparat Pemerintah Desa dan Kelurahan, kader Posyandu, dan WPA sendiri” ujarnya.
Kegiatan yang bertujuan meningkatkan pengetahuan terkait IMS, HIV dan AIDS; menghimpun data potensi permasalahan HIV dan AIDS lingkup Desa/Kelurahan; serta koordinasi penyelenggaraan penanggulangan HIV dan AIDS baik di Kecamatan, Kelurahan, dan Desa ini dihadiri Wakil Bupati Sikka.
Wakil Bupati Sikka.,Drs. Paolus Nong Susar mengucapkan terima kasih seluruh Warga Peduli AIDS (WPA) atas upaya mewujudkan cita-cita pembangunan di bidang kesehatan dalam rangka preventif dan represif.
Dirinya berpesan agar peserta mengikuti kegiatan pelatihan ini dengan baik dan semangat sehingga dapat menjaring diseluruh wilayah kerjanya sebagai bagian dari penyelamat masyarakat yang mempunyai kewaspadaan dini di Kab Sikka.
Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kab Sikka.,Yohanes Siga kepada WartaNTT mengatakan maksud kegiatan ini yakni membekali WPA dengan pengetahuan praktis baik berhubungan dengan HIV-AIDS dan teknik penyuluhan sehingga dapat membantu KPA dalam melaksanakan tugasnya.
“Jumlah penderita HIV-AIDS di Kab Sikka sebanyak 627 dan didominasi oleh Ibu rumah Tangga sejumlah 145 orang” ujarnya.
Yohanes Siga melanjutkan “KPA Sikka sudah bergerak sejak 10 Tahun lalu dan sudah adanya kemajuan dimana adanya partisipasi lintas sektor sehingga memudahkan kegiatan KPA.
Pemerintah Kab Sikka juga secara bertahap memberikan anggaran yang meningkat dan saat ini sebesar Rp.500 Juta”.
“Meskipun demikian terdapat beberapa hal yang perlu dibenahi contoh kasus WPA sudah menyiapkan sasaran/klien dan merujuk ODHA namun Puskesmas belum siap sehingga di Tahun 2018 diharapkan setiap puskesmas sudah memiliki klinik VCT sendiri-sendiri untuk mendukung program Pemerintah ini”.
WPA di Kab Sikka saat ini sebanyak 33 orang dan belum menjangkau 22 Kecamatan akibat sumber dana yang terbatas meskipun telah ada Instruksi Bupati Nomor 4 Tahun 2015 agar semua Desa dan Kecamatan membentuk WPA.
“Bagaimanapun juga cepat atau lambat KPA Sikka akan mendorong pembentukan WPA di seluruh wilayah mengingat Kasus HIV-AIDS sudah menjangkau pedesaan” ujarnya.
Kepada peserta kegiatan Yohanes Siga menyampaikan pesan “bagaimanapun juga anda telah dibekali dan diutus. Sosialisasikan pengetahuan yang didapat kepada orang terdekat, selanjutnya kepada lingkungan masyarakat disekitar, dan lakukan itu meskipun susah namun terus dilakukan”.
Kepada ODHA yang belum teridentifikasi oleh KPA, Sekretaris KPA Sikka berpesan ketika merasa pernah melakukan hubungan Sex beresiko, sebaiknya anda mencari pertolongan atau melakukan tes ke klinik VCT.
Sex beresiko yang dimaksud yakni melakukan hubungan sex bukan dengan pasangan sendiri. Lebih cepat mengetahui, lebih cepat diberikan pertolongan.
Keadaan Januari sampai dengan April 2017 diidentifikasi sebanyak 31 ODHA di Kab Sikka.
Harapan KPA Sikka, angka temuan kasus boleh bertambah namun tidak boleh ada kasus baru dalam artian temuan kasus pada bayi.
“Kalau bisa, anda yang suka gonta-ganti pasangan sebaiknya melakukan tes untuk menolong diri sendiri dan melakukan pengobatan serta tidak menularkan kepada isteri/suami dan anak anda.
Bagaimanapun juga jika kita mengharapkan generasi yang sehat haruslah sehat dari orangtuanya” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR