Kupang. Pemahaman wawasan kebangsaan dewasa ini belum diimplementasikan
secara optimal dalam kehidupan masyarakat, sehingga belum menghasilkan
sinergi kekuatan untuk membangun keutuhan negara-bangsa. Oleh karena
itu, diperlukan sebuah gerakan inovasi kebangsaan untuk mendorong
kemajuan bangsa serta membangun daya saing yang kuat dan keunggulan di
berbagai sektor kehidupan.
Hal itu dikatakan Dewan Pelindung Yayasan Planet Inovasi, Jenderal
TNI (Purn) Moeldoko, dalam pengantar workshop inovasi kebangsaan untuk
memperingati Hari Kelahiran Pancasila, di Jakarta, Kamis (8/6).
“Gerakan inovasi kebangsaan itu merupakan kolaborasi dan sinergi
kekuatan dari seluruh elemen bangsa yang mempertemukan kekayaan yang
beragam di seluruh wilayah dan daerah,” ungkapnya.
Moeldoko mengatakan, realitas kehidupan berbangsa saat ini
menunjukkan kondisi yang memprihatinkan karena menghadapi berbagai
tantangan. Tantangan besar yang dihadapi antara lain, goyahnya semangat
persatuan dan kesatuan dalam keberagaman sebagai satu bangsa, buruknya
manajemen tata-kelola pemerintahan, dan semakin maraknya kasus korupsi
yang sudah menyebar ke berbagai lembaga tinggi negara.
“Karena itu, kesadaran nasionalistik atau wawasan kebangsaan perlu
dirawat dan diperbaiki untuk memperkuat semangat kebersamaan dan
keutuhan negara kesatuan republik Indonesia,” katanya.
Moeldoko menyebutkan, konsepsi wawasan kebangsaan bukan hanya sekadar
rumusan slogan belaka, akan tetapi harus dimaknai, dituangkan dan
diimplementasikan dalam dinamika kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
“Langkah dan agenda revitalisasi kesadaran nasionalistik perlu
dilakukan oleh seluruh elemen bangsa,” ujar mantan Panglima TNI yang
kini menjadi Ketua Umum Himpunan Kerukunan Tani Indonesia.
Ketua Yayasan Planet Inovasi, Avanti Fontana mengatakan, gerakan
inovasi kebangsaan yang menumbuhkan semangat nasionalistik bisa
dilakukan dengan mengembangkan sistem inovasi nasional secara
berjejaring dan terintegrasi yang memberikan manfaat ekonomi dan sosial.
Selain itu, juga membangun komunitas-komunitas inovasi yang
terintegrasi di berbagai daerah untuk memajukan kewirausahaan dan
meningkatkan keberdayaan masyarakat.
“Fokus dari berbagai inovasi yang dihasilkan atau dikembangkan oleh
generasi muda atau para inovator Indonesia mesti bermanfaat secara
ekonomi dan sosial bagi kemajuan bangsa dan keberdayaan masyarakat,”
ujar pengajar strategi dan manajemen inovasi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Indonesia itu.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Planet Inovasi, Sugihardjo mengatakan,
generasi muda adalah garda terdepan dari setiap gerakan keteladanan.
Misalnya, turut menjaga kesantunan, moralitas dan etika politik dalam
setiap proses demokrasi. “Sehingga terhindar dari praktik politik kotor,
menghalalkan segala cara atau menggunakan kekerasan maupun premanisme
politik demi tujuan kelompok atau golongan tertentu saja,” ujarnya.
Memperhatikan kondisi perpolitikan nasional dewasa ini, kata
Sugihardjo, hendaknya generasi muda menjadi bagian yang tidak
terpisahkan dari solusi atas berbagai masalah yang dihadapi.
“Sudah saatnya generasi muda Indonesia menjadi aktor-aktor
pencerdasan politik bagi masyarakat. Sehingga seluruh elemen bangsa
tidak terjebak dalam pragmatisme politik maupun ekonomi, menghormati hak
dan kewajiban orang lain serta menghargai keberagaman,” ungkapnya.
Avanti menjelaskan, inisiatif-inisiatif pemecahan masalah bangsa
dapat dilakukan berdasarkan skala prioritas kepentingan pembangunan.
“Dan keterlibatan Planet Inovasi membantu pemerintah dalam menggerakkan
sistem inovasi nasional melalui berbagai kajian dan rekomendasi
kebijakan,” ujarnya.
Ia mengatakan, yayasan ini juga mendorong tumbuhnya kreativitas dan
inovasi terutama di kalangan generasi muda, sekaligus memacu semangat
kewirausahaan dalam mengelola dan memanfaatkan berbagai sumber kekayaan
alam Indonesia untuk kepentingan bangsa.
Dalam upaya merawat keutuhan negara-bangsa, tambahnya, diperlukan
pula kerjasama berbagai pihak yang mendorong gerakan keteladanan di
berbagai bidang sosial-budaya-politik-ekonomi-hankam, terutama di
kalangan generasi muda, sebagai modal penting untuk “Menginspirasi
Indonesia Baru” bagi seluruh warga bangsa.
Oleh karena itu, Yayasan Planet Inovasi mengajukan tema khusus dalam
Workshop Inovasi Kebangsaan angkatan ke-13, yaitu “Pancasila dan
Kekinian: Ideologi Negara, Identitas Nasional, dan Inovasi Kebangsaan”.
Sejumlah narasumber yang hadir dalam kesempatan ini, yaitu Djumain
Appe, (Dirjen Penguatan Inovasi, Kemenristek Dikti RI), Mulyatno (Tenaga
Penilai Lembaga Ketahanan Nasional RI), Daniel Surya (CEO WIR Global),
Kristanto Santosa (Ketua Business Innovation Center), Turro S. Wongkaren
(Ketua Lembaga Demografi FEB UI), Thomas Pureklolon (Dosen Kepemimpinan
Universitas Pelita Harapan), dan Djoko Sihono Gabriel (Inovator
Konservasi Material Sampah, FT UI).
Selain itu, hadir pula beberapa narasumber dari kalangan muda yaitu:
Kris Wijoyo Soepandji (Pendiri Forum Diskusi Nasionalis Muda), Esa
Ghanim Fadhallah (Inovator Material Organik Penyerap Gelombang Radar,
IPB), Sony Sandra (Peneliti PIN Bidang Pendidikan Karakter), serta
musikus neo-etnik Ivan Nestorman.
KOMENTAR