REMAJA ASAL JAKARTA, SURABAYA DAN LOMBOK KUNJUNGI KAB SIKKA DALAM WORKSHOP NASIONAL PARENTING DAN PENGENALAN DIRI BAGI KELOMPOK PERLINDUNGAN ANAK DESA DAN KELOMPOK ANAK

Wartantt.com, SIKKA - Sebanyak 57 orang peserta kegiatan yang berasal dari beberapa wilayah di Indonesia mengikuti Workshop Nasional Parenting dan Pengenalan diri bagi Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dan Kelompok Anak di Kab Sikka, yang diselenggarakan oleh PLAN International Indonesia PA Flores melalui Project Down to Zero, dihadiri Deputi Plan Area Manager Flores, Marina Meydiyanti Solokana dan CO Commercial Sexual Exploitation of Children (CSEC), Roosa Sibarani bertempat di Hotel Sylvia-Maumere pada Kamis (8/6/2017).

Kegiatan yang diikuti oleh perwakilan Forum Anak Jakarta dan Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Jakarta, perwakilan Forum Anak Surabaya dan Pusat Krisis Berbasis Masyarakat (PKBM) Surabaya, perwakilan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dan Sanggar Anak Lombok serta perwakilan Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dan Forum Anak Desa Kab Sikka ini akan berlangsung selama 3 hari sejak 8 s/d 10 Juni 2017.

Communication Specialist Plan International PA Flores, Zuniatmi Hanimi kepada WartaNTT mengatakan tujuan pelaksanaan kegiatan ini agar peserta belajar dan melihat aktifitas pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia 11 s/d 18 Tahun di desa tujuan observasi baik perubahan fisik, psikologis, mental, dan pola pergaulan serta pola komunikasi antara anak dengan orang tua.

“Mengingat di usia ini merupakan usia kritis dalam artian anak usia 11 s/d 18 Tahun kadang malu-malu dalam berkomunikasi dengan orang tua terutama usia ini merupakan masa peralihan atau pubertas remaja” ujarnya.

Zuniatmi melanjutkan “Kab. Sikka selaku tuan rumah patut berbangga karena menjadi tujuan kedatangan peserta dari Jakarta, Lombok dan Surabaya untuk belajar meskipun masih banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan sehingga diperlukan juga upaya-upaya untuk menekan kasus kekerasan anak dan perdagangan anak terutama yang berhubungan dengan eksplotasi seksual dan komersial anak”.

CO Commercial Sexual Exploitation of Children (CSEC), Roosa Sibarani yang ditemui terpisah mengatakan, “Alasan dipilihnya Kab. Sikka sebagai lokasi kegiatan dikarenakan KPAD yang sudah lama didampingi dan ditingkatkan kapasitasnya oleh Plan International Indonesia PA Flores sudah sangat mumpuni sehingga dari beberapa lokasi lain tempat Plan International Indonesia bekerjasama dengan mitra lokal yakni di Lombok Tengah, Lombok Barat, Surabaya, Jakarta Utara dan Jakarta Timur sangat perlu belajar dari KPAD dan warga yang berada di Kab Sikka.

Roosa menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaan project Down to Zero di Indonesia yakni masyarakat masih belum paham apa itu eksploitasi seksual dan komersial (ESK). Masyarakat melihat ada kejadian/kasus anak dieksploitasi secara seksual dan komersial namun tidak memiliki pemahaman yang cukup terkait dampaknya bagi kehidupan anak secara psikis dan terhadap lingkungan sekitar sehingga KPAD/RPTRA/PKBM perlu bergandeng tangan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat karena disanalah gerbang utamanya untuk fungsi pencegahan itu bisa dilaksanakan.

Sementara itu Deputi Plan Area Manager Flores, Marina Meydiyanti Solokana yang ditanyakan terkait mulai berkurangnya pendampingan yang dilakukan oleh Plan PA Flores di Kab Sikka mengatakan bahwa Plan International Indonesia PA Flores sudah cukup lama berada di Kab Sikka dan cukup banyak program yang diimplementasikan untuk mendukung pemerintah sehingga saat ini berdasarkan pertimbangan manajemen, beberapa Project Plan International Indonesia beralih ke Kab Nagekeo sebagai Kab yang baru.
Terkait perlindungan anak di Kab Sikka telah dibentuk Kelompok Perlindungan Anak Desa (KPAD) dan didorong untuk berperan aktif melindungi anak-anak yang berada di Desanya sehingga saat Plan International Indonesia tidak berada lagi di wilayah Kab Sikka, anak-anak tetap mendapatkan hak-haknya serta Plan International Indonesia memastikan bahwa tanggungjawab semua pihak dapat berjalan dengan baik. (Kris Kris)