Revolusi Mental ala Joko Widodo selama Menjadi Presiden RI

BAGIKAN:


Kepemimpinan Joko Widodo (Jokowi) sebagai presiden RI ketujuh selama 2,5 tahun memang seperti naik roller coaster. Asyik tapi menegangkan. Jokowi terpilih menjadi presiden pada tahun 2014 dan sekarang sudah memasuki tahun 2017 yang artinya sudah 2 tahun lebih beberapa bulan beliau menjabat sebagai kepala negara atau orang RI nomor 1.
Jokowi sebelum menjadi presiden adalah gubernur Jakarta terpilih tahun 2012 dan belum selesai menunaikan tugasnya di Jakarta, dia dinilai pantas oleh rakyat Indonesia untuk memimpin lebih dari Jakarta, yaitu negara Indonesia. Sebelum menjadi gubernur Jakarta, beliau menjabat sebagai walikota Surakarta atau Solo. Keberhasilan beliau membuat Solo menjadi kota pariwisata yang modern menjadi modal beliau untuk bertarung di Jakarta dan akhirnya menjadi presiden terpilih yang sah pada tahun 2014.
Ketika Jokowi terpilih mengemban tugas menjadi presiden terpilih periode 2014-2019, majalah luar langsung menggunakan halaman depan dengan foto Jokowi dengan judul “Jokowi Is Hope”. Saya setuju sekali dengan pernyataan Jokowi Is Hope karena beliau adalah orang-orang yang baru, tidak ada dalam masa lalu suram di Indonesia sehingga ada harapan baru yang muncul ketika Jokowi menjadi presiden.
Selain kesuksesan Jokowi dalam bekerja membangun kota, beliau dikenal dengan pemimpin yang bercita-cita bahwa rakyat nya mempunyai mental kuat dan solid untuk menjaga keutuhan persaudaraan dengan saudara sebangsa. Istilah yang lebih dikenal adalah revolusi mental. Revolusi mental ini yang menjadi jargon utama ketika Jokowi bertarung di Pilpres 2014 dengan Prabowo.
Mari kita kupas jargon revolusi mental itu sendiri dan saya mencoba beropini dalam artikel ini apakah jargon yang sering disebut-sebut Jokowi ini sudah berhasil diterapkan di Indonesia apa belum.
Kita mulai dari kehidupan Jokowi terlebih dahulu. Karena beliau yang mengusung jargon ini, tentulah dia harus menjadi panutan dari jargon itu sendiri.
Jokowi datang dari Solo sebagai warga sipil biasa, bukan datang dari latar belakang militer seperti Prabowo atau SBY. Beliau ingin menunjukkan sebuah mental perjuangan kepada seluruh rakyat Indonesia bahwa dia yang bukan siapa-siapa juga bisa menjadi presiden di negara ini. Berasal dari kehidupan yang sederhana, ketika masih belia, beliau dan keluarga pernah digusur sebanyak 3 kali, tapi dia bisa berhasil lulus di UGM jurusan kehutanan.
Setelah hidup sederhana, akhirnya beliau berhasil menjadi salah seorang pengusaha meubel sukses di Solo. Setelah itu, beliau terpilih menjadi walikota dengan segudang prestasi menjadikan Solo menjadi kota berbudaya yang modern. Kemudian, dia terpilih menjadi gubernur Jakarta dan kemudian menjadi presiden RI ketujuh.
Keberhasilan beliau ini membuktikan bahwa jargon Revolusi Mental yang sering dia dengungkan adalah nyata dimulai dari kehidupan beliau sendiri. Beliau juga mengajarkan hal yang sama kepada ketiga anaknya. Anak Jokowi yang pertama, Gibran, mencari nafkah sendiri, tanpa bantuan Jokowi yang notabene bisa mencarikan proyek buat dia. Dia memilih memulai usahanya dari nol. Kahiyang dan Kaesang (anak kedua dan ketiga Jokowi) juga hidup layaknya rakyat biasa dan tidak kelihatan sombong menjadi anak presiden.
Jokowi adalah seorang masyarakat sipil, sama seperti kita, rakyat Indonesia biasa yang memulai karir nya dari pengusaha meubel, kemudian berlanjut menjadi walikota, gubernur, dan pada akhirnya presiden. Beliau pernah mengatakan perkataan yang berhubungan dengan Indonesia yang menurut saya benar dan tepat sekali.
Memenjarakan Ahok dan Kisah Lilin Keadilan
Siapa yang tidak kenal dengan Ahok? Partner Jokowi ketika maju dalam pertarungan pemilihan gubernur Jakarta tahun 2012. Jokowi yang tenang dan Ahok yang menggebu-gebu, Jokowi bermain halus dan Ahok yang bermain “kasar”. Mereka bukan hanya partner kepentingan politik tetapi partner dalam memajukan Indonesia dengan misi dan visi yang sama, yaitu untuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Ketika Jokowi menjadi presiden RI 2014, Ahok menjadi gubernur Jakarta dan ruang gerak menjadi mudah untuk melaksanakan misi mereka dalam pembangunan baik fisik maupun mental Indonesia menjadi lebih baik. Sungguh sayang sekali, Ahok harus tersandung kasus penistaan agama ketika pilkada Jakarta 2017 kemaren. Kasus ini sungguh sarat kepentingan politik dan saya yakin bahwa Jokowi mengetahui hal tersebut.
Walaupun tahu bahwa kasus Ahok sarat kepentingan politik, saya senang dengan sikap yang diambil oleh Jokowi. Lagi-lagi, dia mau mengajarkan pelajaran revolusi mental dalam kasus ini. Langkah piawai dan indah diambil kaki Jokowi, yaitu kaki Jokowi menginjak garis netral yang tak terbantahkan karena dia sama sekali tidak mengintervensi hukum yang berjalan.
Peran penting Jokowi dalam peristiwa Ahok yang masuk penjara adalah pelajaran penting revolusi mental bagi seluruh rakyat Indonesia. Saya mengatakan pelajaran revolusi mental milik Jokowi sukses besar dalam kasus Ahok ini. Bagaimana tidak bahwa, Jokowi dengan jelas menunjukkan bahwa posisi dia sebagai kepala negara adalah netral dan sama sekali tidak mengintervensi hukum yang ada. Pada akhirnya, Ahok divonis 2 tahun masuk dalam penjara karena kasus penistaan agama.
Beliau menunjukkan kalau beliau berada di garis netral yang bukan berarti dia tidak peduli dengan Ahok. Saya yakin dan percaya Jokowi peduli dengan partner yang memiliki misi yang sama dengan beliau, partner yang memiliki integritas yang sama dengan beliau, dan sudah terbukti bersih, transparan, dan professional. Tetapi beliau tidak bergeming dengan proses hukum yang mengharuskan Ahok mencicipi dinginnya berada di balik jeruji penjara.
Rakyat Indonesia pun berhasil menunjukkan revolusi mentalnya dalam kasus ini dengan menyalakan lilin-lilin keadilan untuk Ahok, bukan hanya di Jakarta saja, tetapi di seluruh Indonesia. Bisa kita lihat, bahwa mental rakyat Indonesia yang dahulu tidak begitu peduli dengan urusan-urusan politik begini, akhirnya bersuara lantang melawan ketidakadilan yang ada.
Saya harus mengakui bahwa jargon Revolusi Mental di bawah kepemimpinan Jokowi berhasil diambil dan diterapkan oleh rakyat Indonesia. Hal ini menjadi modal penting bagi masa depan bangsa Indonesia. Orang-orang terutama anak muda jadi mempunyai ideologi mana yang harus mereka pegang ke depan. Apakah akan membiarkan radikalisme menyebar luas atau melawannya dengan bersuara lantang bahwa kita berada di pihak pemerintah yang nasionalis.
Ketika menjadi presiden RI, beliau tetaplah pada jargon Revolusi Mental agar mental seluruh rakyat Indonesia berevolusi menjadi mental yang kuat, seperti tidak melakukan korupsi, kolusi, nepotisme, etos kerja menjadi baik dan mengutamakan kedispilinan dalam bekerja.
Kemunculan Anak-Anak Muda yang Berani Bersuara Lantang
Sebut saja beberapa anak muda adalah Tsamara Amany dan Afi Nihaya yang viral di media-media sosial belakangan ini. Tsamara Amany yang merupakan alumni dari Universitas Paramadina sukses bergabung di PSI (Partai Solidaritas Indonesia) dan berani menyuarakan pemikiran-pemikiran dia tentang politik dan kepentingan umum buat masyarakat Indonesia.
Tsamara ini pernah magang di balaikota ketika Ahok masih menjadi gubernur DKI Jakarta dan dia akhirnya belajar dari sosok Ahok yang berani meluruskan birokrasi di Jakarta yang selama ini berantakan menjadi teratur dan transparan sehingga rakyat bisa tahu dan memahami semuanya. Dia mengagumi dan mencontoh sosok berani dan tegas dari sosok Ahok dan terinspirasi terjun ke dunia politik dengan bergabung di PSI.
Kemudian Afi Nihaya yang berani bersuara di facebook dengan memposting status-status tentang pemikirannya yang kritis tentang masalah sosial yang sedang terjadi di Indonesia. Artikel dia yang paling heboh kemaren adalah dia memposting mengenai bahwa agama adalah warisan.
Terlepas dari suara Tsamara dan tulisan Afi yang kritis, saya ingin mengatakan bahwa anak-anak muda di masa pemerintahan Pak Jokowi jadi mempunyai ideologi politik yang jelas. Dahulu, kebanyakan anak muda tidak begitu peduli dengan urusan politik, dan hanya berada di zona nyaman saja karena menurut mereka, urusan politik terlalu rumit dan negatif untuk mereka.
Sosok Pak Jokowi bukan hanya seorang presiden yaitu kepala negara dan pemerintahan negara Indonesia saja, tetapi Pak Jokowi adalah sosok pengajar sejati. Beliau dengan gaya khasnya yang kalem dan sabar dalam menghadapi masalah-masalah yang terjadi di Indonesia, membuat kita semua bisa belajar secara jelas tentang kepemerintahan Pak Jokowi yang mengutamakan kerja bukan pencitraan saja.
Pembawaan dan kerja nyata Pak Jokowi membuat kita semua yakin tidak ada yang bisa memimpin rakyat Indonesia sebaik beliau. Beliau baru memimpin kurang lebih 3 tahun, tetapi hasil kerja nyata beliau bisa disaksikan seluruh rakyat Indonesia.
Pengalaman Pribadi Penulis
Saya adalah anak muda yang dahulu sangat tidak mau peduli dengan urusan politik, pemikiran saya dulu adalah saya hidup enak tanpa perlu memikirkan urusan politik karena menurut saya hidup saya tidak ada hubungannya dengan politik. Tetapi begitu sosok Jokowi, kemudian Ahok hadir di dunia politik Indonesia, saya menjadi sadar dan mau ikut turut bersuara meskipun hanya melalui media seword.
Saya sadar bahwa apabila ada orang-orang baik seperti Pak Jokowi yang ingin mengubah Indonesia menjadi negara maju, kita harus membantu orang-orang baik seperti beliau. Karena menurut saya, Jokowi benar adalah harapan baru untuk Indonesia!
Salam.


KOMENTAR

Nama

23 T,1,3 tahun Jokowi-JK,3,4 Tahun,1,4 Tahun Jokowi-JK,15,Agama,2,aksi 313,12,Al Khaththath,1,Alor,3,Alrosa,7,alumni MAN Ende,1,AMAN Flobamora,1,AMAN Nusabunga,1,Anies,1,APBN,2,apel gelar pasukan,1,ASDP,1,ASF,1,Asian Games,6,Asian Para Games 2018,1,Asian Sentinel,1,Asing-Aseng,1,ASN,1,Babi,1,Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo - Flores,1,Bahasa Inggris,1,Bali,1,Bandara,1,Bandara H Hasan Aroeboesman,1,banjir,1,Bank Dunia,3,Banten,1,Bantuan,2,bantuan beras kapolri,1,bantuan rumah,1,bantuan sosial,1,Basarnas Maumere,1,batik,1,Bawaslu,1,Bawaslu Ende,1,BBM,15,BBM 1 Harga,3,Bela Negara,1,Belu,4,Bencana,4,Bendungan,1,Benny K Harman,1,Beragama,1,BI,5,Bilateral,1,Bisnis,1,Blik Rokan,1,Blok Mahakam,1,Blok Rokan,1,BLT,1,Blusukan,1,BMKG,3,BNPT,1,Bogor,1,BPJS,1,BPK,1,BPN,1,BPS,3,Budayawan,1,Bulog,3,Bulutangkis,2,BUMN,3,Bupati Ende,8,Buruh,3,Buya Syafi'i,1,camat nangapanda,1,CFD,1,Citilink,1,coklat gaura,1,coklit KPU,2,Covid-19,31,Cukai,1,Damai,1,dana desa,11,Dana Kelurahan,2,Danau Kelimutu,1,Deklarasi,2,demo sopir angkot,1,Denny Siregar,2,Desa Tiwu Sora,1,Dewan Masjid Indonesia,2,Dharma Lautan Utama,1,Dihapus,2,Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende,1,Divestasi,1,DIY,1,Djafar Achmad,4,Donggala,1,DPR,2,DPRD Ende,3,DPT,2,Dunia,1,Dusun Numba,1,E-KTP,2,Editorial,1,Ekonomi,256,Ekspor,1,Emak-Emak,1,Emas,1,Ende,235,Ende lio,1,Energi,9,ESDM,9,Esemka,1,Esports Indonesia,1,Esthon Funay,2,Fakta & Hoaks,2,fashion show,1,Festival Literasi,1,Festival Sandelwood,1,Festival Sepekan Danau Kelimutu,2,Festival Tenun Ikat,1,Final,1,Fitnah,1,FKMA,1,FKUB ENDE,1,Flores,234,flores timur,2,FPI,1,Freeport,8,Freeport Indonesia,6,Game of Thrones,1,Ganjar Pranowo,1,Gempa,9,Gempa NTB,9,Gempa. Tsunami,1,gereja lidwina,1,Gerindra,1,GMNI,4,GMNI Ende,1,GNPF MUI,1,Golkar,2,Golkar NTT,1,Guru Tidak Tetap Ende,1,Gus Dur,1,Habieb Rizieq,3,Haji,3,Hankam,4,Hanura,1,Hari Kesaktian Pancasila,1,Hari Lahir Pancasila,1,Hari Raya Idul Fitri,2,Hari santri,1,Hate Speech,3,Headline,1494,Hewan Kurban,1,Hiburan,12,HIV/Aids,1,HMI,1,HMI Ende,1,Hoaks,11,Hoax,14,HTI,49,Hukum,2,HUT HUT ke-73 Bhayangkara,1,HUT RI ke 73,2,HUT RI ke 74,4,HUT TNI,1,HUT TNI ke 73,1,Hutang,2,ICMI,2,Ideologi,18,Idul Adha,2,IMF,5,IMF-WB,1,Imlek,1,Indobarometer,2,Indonesia-RDTL,1,Industri,2,industri kreatif,3,Infrastruktur,153,Internasional,27,intoleransi,1,investasi,9,IPM,1,Iptu Yohanes Lede,1,Isra Mi'raj,1,istana,1,Isu Agama,1,Jalan Tol,1,Jawa,1,Jemaah Haji,1,jembatan Uma Sawa,1,Johan Fredikson Yahya,1,Jokowi,129,Jokowi-Ma'aruf,3,Juara,1,Julie Laiskodat,1,Jurnalisme,1,Jusuf Kalla,2,Kab Sabu Raijua,1,Kabupaten Kupang,6,Kabupaten Sumba Barat Daya,10,kades Jegharangga,1,Kadin,2,KAHMI,1,Kalimantan,1,Kampanye,7,Kampanye Damai,1,Kampus,2,kamtimbas,1,Kapolda NTT,1,Kapolri,2,Karel Lando,1,Karhutla,1,kasus pidana,1,Kawasan hutan industri,1,keamanan,17,Kebakaran,1,Keberagaman,4,Kedaulatan,1,KEIN,2,kejagung,1,Kelautan,4,Kemendagri,1,KEMENDES,1,Kemenkeu,1,Kementan,1,Kemiskinan,8,kepala daerah,1,Kepala Desa,2,Kerukunan,1,Kesatuan,1,Kesehatan,2,Khilafah,1,khitanan massal,1,KII,1,KKP,1,KNPI,1,Kodim 1602/Ende,8,Komunis,1,Korupsi,5,Korupsi E-KTP,1,Kota Kupang,33,KPK,4,KPU,1,KPU Kabupaten Ende,1,KPU NTT,1,KPUD Ende,1,Krisis,2,Krismon,1,KSP,4,KTT ASEAN,1,kupang,13,La Nyalla,1,lagi daerah Ende Lio,1,larantuka,2,LDII,1,lebaran ketupat,1,Lembata,574,Lingkar Madani,1,Listrik,9,Lomba Cipta Puisi,1,lomba pop singer,1,Lombok,3,Longsor,1,LSI,1,Luar Negeri,6,Luhut Binsar Panjaitan,1,Lukman Hakim,1,Maáruf Amin,5,madama,1,Madrasah Negeri Ende,1,Magepanda,1,Mahasiswa,3,Mahfud MD,2,makanan kadaluarsa,1,Makar,3,Maksimus Deki,1,Malaysia,1,Manggarai,5,Manggarai Barat,18,Manggarai Timur,5,Maritim,1,Masjid,1,masyarakat adat,1,Maxi Mari,1,Maxim,2,Medan,1,Media,1,Media Sosial,8,Medsos,2,Mendagri,3,Mendikbud,1,Menhan,2,Menhub,1,Menkeu,2,Menkopolhukam,1,Menlu,1,Mensi Tiwe,2,Mentan,1,Menteri Agama,1,Milenial,2,Mimbar Agama,1,Minyak,1,Minyak Goreng,1,Minyak Tanah,1,MK,2,Moeldoko,4,Moke,1,Mosalaki,1,MPR,2,MTQ,1,Mudik 2018,17,MUI,4,Muslim,1,muswil VIII Muhammadiyah NTT,1,Nagekeo,24,narkotika,1,nas,1,Nasional,1880,Nasionalisme,25,Natal dan Tahun Baru,3,Nataru,2,Nawacita,3,Ngabalin,2,Ngada,7,No Golput,1,NTB,3,NTT,11,NU,6,Nusa Tenggara Timur,11,nyepi,1,objektif,1,OECD,1,OJK,1,Olahraga,13,Ombudsman,1,onekore,1,operasi lilin,1,Operasi Turangga,2,Opini,214,Osis,1,Otomotif,2,OTT,1,outsourcing,1,Palestina,2,Palu,5,PAN,1,Pancasila,46,Pangan,5,Panglima TNI,1,Papua,25,Papua Barat,1,Paralayang,1,Pariwisata,4,Pariwisata Flores,1,paroki onekore,1,Partai Berkarya,1,Partai Gerindra,1,partai Perindo,1,Pasar,2,pasar modal,1,Paspampres,1,pekerja migran,1,Pekerja Migran Indonesia,1,Pekerjaan,1,Pelabuhan,1,Pelabuhan Sekosodo,1,Pelangi Nusantara,1,PELITA,1,pelukan,1,Pembangunan,2,pemilihan Wabup Ende,1,pemilu,2,Pemilu 2019,27,Pemilu 2024,10,Pencak Silat,1,Pendidikan,7,Pengangguran,3,Penguatan Pancasila,1,Perbankan,1,Perbatasan,7,Perdagangan,2,Perdamaian,1,Perhubungan,1,Perikanan,6,Perintis Kemerdekaan,1,Perlindungan Pekerja Migran,2,Perppu Ormas,8,Persatuan,6,persatuan bangsa,1,persatuan dan kesatuan,1,persatuan Indonesia,3,Persija,1,Pertamina,1,Pertanian,19,Pesantren,1,pesta demokrasi,1,Petani,1,Philipus Kami,1,Piala,2,Pidato Jokowi,1,Pilbup,1,Pileg 2019,1,pilkada,6,Pilkada NTT 2018,23,Pilkada NTT 2019,1,Pilkades,1,Pilkades Ende,1,PIlpres,3,Pilpres 2019,18,Pilres 2019,5,PKI,2,PKP,1,PKS,2,PLAN,1,Pluralisme,1,PMII,1,PMKRI,3,PNS,1,Poling,1,Politik,68,Polres Ende,8,Polri,3,Polsek Detusoko,1,PP Muhammadiyah,3,Prabowo,5,prakiraan cuaca,1,Pramono Anung,1,Presiden,2,Presiden Bank Dunia,1,Proyek Mangkrak,1,Proyek Pembangunan,1,Proyek Strategis,1,PT Asia Dinasti Sejahtera,2,PT Pratama Yahya Abadi,1,Pulau Saugi,1,pupuk,1,Puting Beliung,1,PWI,1,radikal,2,radikalisme,45,Ramadhan,4,Ratna Sarumpaet,2,RD SIPRI SADIPUN,1,RDTL,1,Regional,4,Registrasi SIM Card,1,Rekonsiliasi,10,Restorative justice,1,Reuni Alumni 212,4,RISSC,1,Rizieq Shihab,2,Rohingya,11,Rote Ndao,2,RRI Ende,1,RS Pratama Tanali,1,Rumah janda,1,Rupiah,12,Sabu,1,Sabu Raijua,32,Sandiaga Uno,1,SARA,7,SBY,2,SDA,1,SDM,1,Sejahtera,1,Sekjen PBB,2,Seleksi CPNS,1,Sengketa Lahan,2,seni,1,Sepak,1,Sepak Bola,3,serbuan vaksin maritim TNI AL,1,Sertifikat,3,Seskab,1,Setara Institute,1,Sidang Ahok,7,Sikka,134,Siklon tropis Seroja,1,sleman,1,SMA/SMK,1,Sontoloyo,1,SOSBUD,52,Sosial Budaya,82,Sri Mulyani,6,Sriwijaya SJ-182,2,Stadion Marilonga,1,Startup,1,STKIP Simbiosis,1,STPM St. Ursula,1,Subsidi,1,subversi,1,Sulawesi Selatan,1,Sulawesi Tengah,10,Sumba,83,sumba barat,6,Sumba Barat Daya,168,sumba tengah,44,Sumba Timur,18,Sumpah Pemuda,2,survei,3,Susi Pudjiastuti,2,Tanah,1,TBC,1,Teknologi,14,Tenaga Kerja,1,tenun,1,Ternak Tani,1,terorisme,9,TGB,2,Timor,13,Timor Tengah Selatan,49,Timor Tengah Utara,2,Tito Karnavian,1,Tjhajo Kumolo,1,TKI,1,TNI,2,Tokoh,2,Tol,3,Tol Suramadu,1,toleransi,2,tour de flores 2017,2,transparan,1,Transparansi,1,transportasi,9,Travel,7,Tsunami,8,TTU,1,Turki,1,Turnamen Futsal,1,Twitter,1,Uang NKRI,1,uang palsu,1,UI,1,Ulama,1,Umat,1,UMKM,1,Vaksin Covid-19,3,Vaksin Sinovac,2,Virus Babi,1,Wakil Bupati Ende,2,Walikota,1,Wapres,1,Wiranto,4,World Bank,2,World Peace Forum,1,Yenny Wahid,4,yogyakarta,1,Yohanes borgias Riga,2,zakat,1,
ltr
item
Warta NTT: Revolusi Mental ala Joko Widodo selama Menjadi Presiden RI
Revolusi Mental ala Joko Widodo selama Menjadi Presiden RI
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX6dTXhjSZoefxHCgu4DfrV0QQZZ7Ny_tRu1hTKeOihBDDWnXlC9-PPlDO1NxCShDVkiX76jDQJ7BeYvTJuhO6dyY9DID4kvRycIhsF3VGEvKidH0z_2TLHdnUGSAPIrtqS_Ikfd5lymN-/s320/jokowi.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjX6dTXhjSZoefxHCgu4DfrV0QQZZ7Ny_tRu1hTKeOihBDDWnXlC9-PPlDO1NxCShDVkiX76jDQJ7BeYvTJuhO6dyY9DID4kvRycIhsF3VGEvKidH0z_2TLHdnUGSAPIrtqS_Ikfd5lymN-/s72-c/jokowi.jpg
Warta NTT
http://www.wartantt.com/2017/06/revolusi-mental-ala-joko-widodo-selama.html
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/2017/06/revolusi-mental-ala-joko-widodo-selama.html
true
7634889450117025147
UTF-8
Semua berita termuat Berita tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal membalas Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua REKOMENDASI LABEL ARSIP CARI SEMUA BERITA Tidak ada berita yang sesuai dengan permintaanmu Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ hari yang lalu $$1$$ minggu yang lalu lebih dari 5 minggu yang lalu Pengikut Ikuti KONTEN INI PREMIUM Tolong bagikan untuk membuka Salin Semua Kode Pilih Semua Kode Semua kode telah disalin di clipboard-mu Tidak bisa menyalin kode, tolong tekan [CTRL]+[C] (atau CMD+C dengan Mac) untuk menyalin