Wartantt.Com; Keterampilan
literasi merupakan hal yang dangat penting dan mendasar bagi anak anak usia
sekolah untuk belajar. Tidak hanya itu, keterampilan literasi ini juga penting
untuk seluruh masyarakat di berbagai usia karena dengannya orang dapat
berkompetisi di semua tingkatan dan lini. Hal ini disampaikan oleh Second
Secretary From Australian Embassy In Jakarta, Farah Tayba dalam pudatonya pada
kesemptan peringatan Hari Aksara Internasional tingkat Propinsi NTT pada
(10/10) yang lalu.
Kegiatan
yang digelar di lapangan Mandaelu Kota Waikabubak kabupaten Sumba Barat
tersebut dihadiri oleh Asisten III Provinsi NTT, Stefanus Ratoe Oedjoe, Bupati
Sumba Barat, seluruh kepala Dinas Pendidika di NTT dan perwakilan dari seluruh
kabupaten di NTT dan seluruh pelaku program INOVASI untuk pendidikan yang
merupakan program kemitraan Indonesia dan Australia dalam bidang pendidikan.
Kegiatan
yang dibuka dengan parade bernuansa budaya dari perwakilan 20 Kabupaten di NTT
ini berlangsung sangat meriah. Seluruh peserta yang hadir larut dalam suasana
kegembiraan.
Bupati
Sumba Barat Niga Dapawole mengucapkan terimakasoh kepada pemerintah
propinsi karena telah memilih Sumba Barat menjadi tuan rumah kegiatan tingkat
propinsi ini. Menjadi tuan ruma menurutnya menjadi posisi yang startegis karena
dengan banyaknya orang yang datang di Sumba Barat maka Sumba Barat semakin
dikenal terutama aspek pariwisata yang merupakan kekayaan andalan kabupaten
ini. "Kami sangat berterima kasih kepada pemerintah provinsi atas
kepercayaan yang sudah diberikan kepada menjadi tuan rumah HAI. Tentu ini bukan
tugas yang mudah. Butuh kerjasama dari semua pihak terutama dinas
pendidikan dalam upaya menyukseskan kegiatan ini beberapa hari ke depannya.
Kami sangat senang jika nantinya kami terpilih lagi jadi tuan rumah karena di
satu sisi kami juga mau perkenalkan pariwisata di daerah kami kepada para
pengunjung yang hadir,"katanya lagi penuh harap.
Lebih lanjut Bupati Niga menegaskan menegaskan bahwa moment perayaan HAI ini
harus dijadikan sebagai ajang membangun silaturahmi, dan sinergisitas kinerja
bersama antara pemerintah, pemangku kepentingan dan masyarakat untuk bersama
menyoroti angka buta huruf yang tinggi hingga kini khususnya di NTT.
Dikatakannya,
kegiatan ini juga harus menjadi salah satu kesempatan sharing komitmen
untuk meningkatkan upaya agar semakin banyak manusia yang mengenal huruf hingga
fasih membaca. Dengan demikian, pada titik tertentu ungkap Bupati Niga dapat
membantu masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat sendiri.
Asisten III Provinsi NTT, Stefanus Ratoe Oedjoe pada kesempatan yang sama saat membacakan sambutan Gubernur menyebut bahwa moment ini harus dijadikan saling memberikan informasi tentang pengetahuan dan ketrampilan baik kepada sesama tutor, warga pendidikan dan penyelenggara pendidikan formal maupun non formal dalam membangun mutu dan kualitas pendidikan keaksaraan yang lebih baik di daerah ini.
Asisten III Provinsi NTT, Stefanus Ratoe Oedjoe pada kesempatan yang sama saat membacakan sambutan Gubernur menyebut bahwa moment ini harus dijadikan saling memberikan informasi tentang pengetahuan dan ketrampilan baik kepada sesama tutor, warga pendidikan dan penyelenggara pendidikan formal maupun non formal dalam membangun mutu dan kualitas pendidikan keaksaraan yang lebih baik di daerah ini.
"Momentum pelaksanaan HAI ini harus pula dijadikan wahana untuk terus memperkuat hubungan antar pemerintah provinsi maupun daerah,satuan pendidikan formal dan non formal, warga pendidikan yang ada yang menjadi bagian dari ekosistem pendidikan. Dengan demikian, maka perubahan mutu dan kualitas hidup karena tahu membaca saja tetapi juga diukur warga mengembangkan kemampuan literasinya sebagai sumber pendapatannya,"katanya.
Dikatakannya,
dari data yang ada jumlah buta aksara di indonesia semakin hari semakin menurun
dengan total hingga 2017 menyisahkan 3 juta lebih yang masih buta angsara dari
total penduduk di Indonesia. Sedangkan di NTT katanya, kondisi serupa juga
terjadi dimana angka buta angsara di tahun 2017 mencapai 15,5 persen. Angka ini
ungkapnya menurun dari tahun 2015 lalu. "Dengan demikian kita berusaha
agar provinsi NTT yang kini berada di posisi tiga terendah secara nasional itu
bisa berubah,"pesannya.
KOMENTAR