Wartantt.com--SBD; Pengerjaan
Jalan Wee Kamura dengan panjang 2.800 meter di Desa Raba Ege Kecamatan Wewewa
Barat anggaran tahun 2017 belum diselesaikan sampai saat ini. Hal tersebut
meresahkan Masyarakat Desa. Pasalnya
jalan tersebut merupakan lahan kebun masyarakat yang digarap. Dengan demikian
hak masyarakat pun terabaikan. Hal itu dikatakan oleh Ketua BPD Desa Raba Ege
Paulus Dapa Ole pada Jumat(11/01) kepada media di lokasi.
Paulus
mengatakan bahwa pembuatan jalan Desa ini menggunakan APBDES ini dimulai dari pembukaan
badan jalan sampai penyiraman sertu. Sepanjang jalan harus dibangun 4 gorong gorong dan 1
jembatan.
Namun demikian sampai
saat ini lagi kata Paulus jalan tersebut dibiarkan begitu saja setelah badan
jalan dibuka. Bahkan satu jembatanyang seharusnya dibangun tidak selesai
terbangun sehingga masyarakat terpaksa memasang kayu sebagai jembatan
penyeberangan sementara pada kali yang termasuk lebar tersebut.
Menurut
Paulus pihaknya selaku BPD mepertanyakan hal tersebut kepada kepala desa secara lisan terkait
anggarannya kurang lebih 190 juta. Dirinya
sudah menayakan keterlambatan
pengerjaan proyek tersebut kepada penjabat yang menjadi PLT saat itu. Bahkan
dia juga sudah menayakan kepada kepala Desa terlantik. Namun dirinya tidak
mendapatkan penjelasan yang baik. Dan dana tersebut lanjut Paulus sudah
diberikan semua kepada kontraktor bahkan langsung dibuatkan berita acara.
"Bahkan
sudah tiga kali saya menanyakan kepada penjabat namun tidak diindahkan, baru-baru saya juga baru ketemu kepala Desa
dirumahnya, saya sampaikan keluhan masyarakat yang merasa dirugikan, dan
menanyakan jembatan yang patah, kepala
desa jawab, ya jembatan yang patah itu karena sudah patah memang, dia bilang
semua dana itu sudah diserahkan kepada kontraktor" Ujar Paulus.
Paulus
mengakui bahwa dirinya tidak dilibatkan dalam perencanaan anggaran pembuatan jalan tersebut; sebab pada
masa perencanaan dirinya sebagai BPD saaat itu dinonaktifkanoleh pemerintah
desa Raba Ege.
Paulus menuturkan bahwa ketika dirinya ditetapkan kembali sebagai Ketua BPD dirinya
tidak mengetahui perencanaan anggaran pembuatan jalan tersebut. Walaupun demikian dirinya selalu mempertanyakan kejelasan pengerjaan
proyek tersebut.
"Sudah, kami sudah sampaikan ke BPMD dan POLRES, saat
itu mereka jawab tunggu nanti kami akan turun periksa, tetapi sampai hari ini kami tidak melihat
mereka turun di Desa Raba Ege. Selama ini kami BPD seolah-olah ada hanya untuk
melihat saja tidak pernah dilibatkan dalam perencanaan program, sehingga saya akan
terus menanyakan demi kesejatheraan masyarakat" tandas Dirinya.
Sementara
itu warga lainnya, Paulus Ngongo Malo
mengatakan bahwa dirinya sangat mendukung tindakan BPD yang sudah berinisiatif
mempertanyakan pengerjaan jalan
tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa BPD memiliki perhatian terhadap
kesejatheraan masyarakat. Soal proyek yang tidak terselesaikan tersebut,
dirinya mengaku kecewa. Pasalnya, dengan anggaran yang besar nyatanya
pengerjaan tersebut belum kunjung selesai. Hal ini kata dia akan sangat merugikan
kami masyarakat kecil.
"kami
masyarakat sangat mengharapkan kendaraan bisa memasuki lingkungan untuk memuat
hasil pertanian. Waktu itu belum ada badan jalan tapi sesuai rap yang mereka
katakan bahwa ini jalan sampai sertu. Tetapi ketika terlaksana bapak lihat saja
ini macam bukan sertu saja. Hal ini juga tidak sesuai keinginan pemerintah
pusat yang menyalurkan dana demi kesejatherakan masyarakat desa" ungkap
paulus
Senada
dengan itu
Ngongo Bora mengatakan bahwa dirinya
turut merancang pembuatan jalan wee kamura tersebut. Ia melimpahkan lahannya
yang memiliki potensi pendapatan yang cukup tinggi. Dengan melihat keuntungan
kedepannya, Ia mengorbankan sekitar 40 pohon dan tanaman lainnya untuk
ditebang demi membuat badan jalan. Sementara hasil jual dari dari isi lahan itu
kata dia bisa mencapai 2 juta permusim. Namun ia sangat menyayangkan bahwa
pemerintah desa tidak memperhatikan kerugian masyarakat. Ia mengharapkan supaya
lembaga terkait dapat melihat tindakan pemerintah yang sudah meresahkan banyak
masyarakat.
"keinginan
kami mengeluarkan air mata luar yang biasa untuk pembuatan jalan sudah
tercapai, Kalau begitu tolong bekerja sesuai keinginan kami. kami sudah
korbankan lahan hanya untuk memudahkan kendaraan untuk bisa beroperasi supaya
bisa memuat batang keladi, kemiri dan
masih banyak lagi. Namun hasil pengerjaan ini tidak sesuai yang kami
harapkan," ujar Ngongo Bora
Berdasarkan
informasi yang diperoleh media,
Masyarakat Desa Raba Ege akan terus perjuangkan dan menanyakan
pengerjaan proyek yang belum terselesaikan itu. (Rn/06)
KOMENTAR