WartaNTT.com, Ende - Memasuki akhir tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Ende
mengkebut berbagai paket proyek pembangunan. Terpantau sejumlah proyek
pembangunan di dalam wilayah kota Ende masih sedang dilaksanakan, diantaranya
pembangunan Pasar Mbongawani, penataan Monumen Pancasila beserta air mancur,
penataan Taman Renungan Bung Karno serta pelebaran saluran pembuangan dan perbaikan
jalan di beberapa titik lokasi.
Proyek
– proyek tersebut masih terus dikerjakan namun tampaknya sulit mengharapkan
pengerjaannya selesai tepat waktu,
mengingat akhir tahun 2019 hanya tinggal beberapa pekan lagi. Kondisi ini
membuat Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Ende melaksanakan
aksi damai memprotes pemerintah yang lambat melaksanakan pengerjaan proyek –
proyek tersebut.
Para
mahasiswa GMNI yang dipimpin oleh Ketua GMNI Cabang Ende Mateus Hubertus Bheri,
melakukan aksinya dengan berorasi dari Sekretariat GMNI menuju Kantor Bupati
Ende pada Jumat (6/12/2019). Sesampainya di Kantor Bupati mereka kemudian
diterima oleh Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Ende Kosmas Nyo di dalam ruang kerjanya
yang didampingi oleh Kepala Badan Kesbangpolinmas Kabupaten Ende Yoseph Woge.
Dalam
pertemuan ini GMNI menyampaikan pernyataan sikapnya, yang pertama mendesak
Pemerintah Daerah Kabupaten Ende untuk menambah karyawan kerja sekaligus
membagi waktu siang dan malam dalam pelaksanaan pengerjaan proyek, kemudian
melakukan pengawasan secara masif terhadap pelaksanaan pekerjaan serta
memperhatikan kualitas dari pekerjaan dalam pelaksanaan pembangunan.
GMNI
juga meminta Pemerintah Kabupaten Ende untuk memanggil dan meminta pertanggungjawaban
dari kontraktor pelaksana terkait pekerjaan proyek, memberikan peringatan tegas
dan bila perlu memutus kontrak kerja dengan kontraktor pelaksana yang lalai dan
lengah dalam melaksanakan pekerjaan. Yang terakhir, Pemerintah Kabupaten Ende
diminta mendesak kontraktor pelaksana untuk mengadakan alat dan mesin dengan
teknologi yang lebih modern guna mempercepat pelaksanaan pekerjaan konstruksi.
Perwakilan GMNI Cabang Ende menyampaikan aspirasi kepada Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan |
Ketua
GMNI cabang Ende menyampaikan bahwa berdasarkan hasil advokasi di lapangan,
begitu banyak anggaran negara yang dialokasikan bagi beberapa item pembangunan baik dari Dana Alokasi
Umum (DAU) dan juga Dana Alokasi Khusus (DAK). Hal yang lebih disoroti adalah terkait
pembangunan Pasar Mbongawani karena berdasarkan hasil wawancara sampai dengan saat
ini perkembangannya baru mencapai 50% padahal diketahui bersama bahwa nilai
kontrak proyek tersebut sekitar Rp 14 Miliar lebih.
"Bilamana
itu dibiarkan atau tanpa ada pengawasan baik dari jajaran Pejabat Pembuat Komitmen
(PPK) atau konsultan pengawas maka kami berkeyakinan bahwa pembangunan itu
tidak akan selesai sampai pada waktu yang ditentukan. Anggaran yang
dialokasikan oleh pemerintah pusat dengan cukup besar jangan sampai tidak
bermanfaat akibat kelalaian kita dalam mengawas," ucap Mateus.
GMNI
juga menyampaikan keluhan dari masyarakat tentang banyaknya material
pembangunan yang bertumpukan di pinggir jalan yang mana hal ini sangat
mengganggu kenyamanan dan kelancaran aktifitas masyarakat khususnya pengguna
jalan.
"Banyak
pembangunan peningkatan ruas jalan sudah di akhir Desember ini belum ada
progres bahkan ada yang belum dimulai. Pekerjaannya belum dilaksanakan ada yang
sudah sebagian dilaksanakan tetapi masih sangat rendah progresnya. Material
bertumpukan di jalan dan sangat mengganggu aktifitas masyarakat", ungkapnya.
Menanggapi
tuntutan ini, Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Setda Ende menyampaikan
bahwa pihaknya telah memanggil Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Ende untuk menanyakan perkembangan pekerjaan proyek Pasar Mbongawani.
Disampaikannya bahwa hingga akhir tahun nanti, diperkirakan pembangunan Pasar
Mbongawani akan mencapai 85%.
“Keterlambatan
ini karena ada material baja dari luar yang pengadaannya membutuhkan waktu.
Namun hal ini akan menjadi bahan evaluasi kami dalam pembangunan ke depan,”
ucap Kosmas.
Sementara
itu tentang jalanan yang berdebu dan material pembangunan yang sangat
mengganggu kenyamanan pengguna jalan, Kosmas berjanji untuk berupaya
memperbaiki dan mempercepat pembangunan jalan di lokasi – lokas tersebut.
Khususnya untuk jalur di Simpang Lima, pihaknya akan mengusahakan secepatnya
membuka kembali akses lalu lintas.
“Semoga
dalam waktu satu minggu ini akses jalan di Simpang Lima sudah bisa kembali
dibuka,” tuturnya. (FR)
KOMENTAR