WartaNTT.com, LEMBATA –
Keadaan 24 Januari 2020, Penderita Demam Berdarah Dangue (DBD) di Kabupaten
Lembata mencapai 76 kasus yang mayoritas diderita pelajar, dimana telah memakan
korban jiwa sebanyak 1 orang pada 16 Januari lalu, demikian diungkapkan
Sekretaris Dinkes Lembata, Anselmus Bahy kepada WartaNTT, Senin (27/01/2020).
Anselmus menambahkan “Dari 76 kasus tersebut 64 orang menjalani rawat inap dan 12 orang
menjalani rawat jalan serta 1 orang telah meninggal dunia. Sekitar 80% penderita berdomisili
dalam wilayah Kota Lewoleba yang
mana sekitar 90% diderita pelajar baik ditingkat SD sampai SMA”.
Ditanya terkait penyebab utama peningkatan
kasus DBD di Lembata, Ansel mengatakan karena gaya hidup yang kurang memperhatikan lingkungan.
“Tahun 2019
sejak Januari s/d Desember ditemukan 107 kasus DBD dan tidak ada yang meninggal dunia. Tentu faktor
utama dari kejadian ini karena kurangnya kesadaran untuk memperhatikan kondisi lingkungan sekitar".
Dirinya menambahkan “Sejak 16 Januari Kadis Kesehatan Kab. Lembata telah
mengeluarkan pernyataan Kejadian
Luar Biasa (KLB) DBD, dan saat ini bersama stakeholder terkait kami gencar melaksanakan upaya
penanganan diantaranya fogging di seluruh wilayah Kecamatan
untuk membunuh nyamuk dewasa, melakukan penyuluhan ke semua komponen
masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat melalui gerakan
3M plus, serta penyuluhan ke sekolah-sekolah”.
“Harapan kami agar masyarakat ikut menjaga kebersihan lingkungan, membersihkan
genangan air, tidak menggantung pakaian kotor dan dibiarkan berhari-hari, serta
memasang kulambu pembagian dan tidak menyimpannya”.
Ditanya lebih lanjut terkait intervensi Pemerintah menangani
status KLB DBD di Lembata, kepada WartaNTT Anselmus mengatakan “Tanggal 25 Januari pihak Dinkes Provinsi NTT turun ke Lembata dan menggelar penyuluhan yang dihadiri pihak
sekolah dari tingkat PAUD s/d SLTP se-Kota Lewoleba bertempat di
aula Koperasi Bhakti Husada. Selanjutnya
kami yang akan menggelar sosialisasi ke sekolah-sekolah”.
“Dinas
Kesehatan Prov. NTT juga telah memberikan bantuan berupa 2 galon Abate yang
dikirim menggunakan Kapal ASDP dan hari ini akan tiba bantuan 1 unit alat
Fogging menggunakan maskapai TransNusa”.
Dirinya melanjutkan “Kami telah berkoordinasi dengan BPBD Kab. Lembata terkait penanganan
kondisi darurat bencana non alam sehingga bisa diperoleh bantuan
anggaran Belanja Tak Terduga. Saat ini sedang berproses di BPBD” ujarnya.
Sementara itu Kalak BPBD Lembata, Thomas Tip Des Lelangrian,SH.,M.Hum yang ditemui WartaNTT diruang kerjanya, Senin
(27/01/2020) mengatakan “BPBD Lembata
sudah menerima usulan Kadis Kesehatan Lembata terkait rancangan anggaran
penanganan bencana non alam”.
“Saat ini sedang dirasionalisasikan lagi item anggaran belanjanya dari total usulan anggaran yang diajukan sekitar Rp. 300 juta”.
“Masih ada 2 dokumen lagi yang perlu
dilampirkan untuk pengajuan anggaran ke Badan Keuangan Daerah yakni Surat Pernyataan Darurat Bencana, dan Surat
Keputusan
Penetapan Lokasi Bencana yang
ditandatangani Bupati Lembata”.
“2 dokumen tersebut akan disampaikan ke Bupati setelah beliau berada di Lembata, selanjutnya kami akan menyerahkan seluruh dokumen ke Badan Keuangan Daerah guna diproses secepatnya” ujar Thomas. (Kris Kris)
KOMENTAR