WartaNTT.com, LEMBATA –
Hingga kemarin, Senin (10/02/2020) jumlah kasus DBD di Kabupaten Lembata
mencapai angka 160 kasus, melampaui
kasus DBD tahun 2019 yang hanya 107 kasus tanpa
ada yang harus kehilangan nyawa.
Kadis
Kesehatan Kab. Lembata melalui Sekretaris Dinkes, Anselmus
Asan Ola, AP.,M.Si yang ditemui
WartaNTT diruang kerjanya, Selasa (11/02/2020) mengatakan “Sampai dengan keadaan
10 Februari 2020,
Pukul 17.00 WITA, total 160 kasus DBD dengan rincian Positif DBD 134
orang, Suspect 26 orang, kemudian yang telah sembuh dari yang positif sebanyak 113 orang, serta yang Suspect sembuh 19 orang. Sampai dengan keadaan kemarin total yang meninggal dunia
2 orang”
“Korban meninggal dunia tanggal 6
Februari 2020 atas nama
Sisilia Prisila Kristin, usia 3,3 Tahun, alamat terakhirnya di Kecamatan Nubatukan”.
Terkait mayoritas penderita DBD, Anselmus mengatakan “Jumlah
penderita DBD per Kecamatan masih didominasi wilayah Kecamatan Nubatukan, dengan mayoritas diderita
Pelajar”.
“Terdapat juga 1 orang Ibu hamil asal
Kecamatan
Wulandoni yang menderita DBD, tentu
pasti berpengaruh kepada janin. Intinya
harus jaga kebersihan lingkungan dan stamina bumil harus tetap terpelihara”.
Lebih jauh, Anselmus menjelaskan terkait langkah yang
sedang dan akan terus dilakukan Dinkes Lembata.
“Kegiatan yang dilakukan Dinkes Kab. Lembata
saat ini yakni pembentukan juru
pemantau jentik (Jumantik) di sekolah-sekolah dengan tujuan jangka
panjang agar dalam diri para
pelajar sudah terbentuk perilaku hidup sehat”.
“SMA N1 Nubatukan sudah menjadikan pola hidup
bersih dan sehat sebagai bagian pendidikan karakter anak, dan hal ini sangat kami apresiasi, sehingga kedepannya kami akan dorong agar semua
Sekolah juga lakukan hal yang sama”
ujarnya.
“Kami telah berupaya optimal mulai dari penyuluhan, fogging dan pembagian Abate, namun
akan berdampak bagus jika masyarakat turut terlibat. Semua pihak harus masif bergerak, tidak
hanya Dinkes, masyarakat
harus sadar dan peduli dengan kebersihan lingkungan sekitarnya”.
“Dalam rapat evaluasi internal Dinas Kesehatan, telah diambil keputusan untuk lakukan gerakan Jumat bersih, dimana informasi tersebut
sudah kami teruskan melalui Puskesmas s/d Bidan Desa guna berkoordinasi dengan para Kepala Desa”.
“Curah hujan yang masih terjadi saat ini, masih berpotensi
terjadinya penambahan kasus DBD,
sehingga kebersihan lingkungan wajib jadi perhatian” ujarnya menambahkan.
Ditanya lebih lanjut
terkait perkembangan terakhir dari bantuan
anggaran Belanja Tak Terduga yang
telah diajukan Dinkes melalui BPBD Kabupaten Lembata guna penanganan kondisi darurat bencana non alam, dirinya
enggan berkomentar.
Sementara itu Kadis
Kesehatan Kab. Lembata, dr. Lucia Sandra Gunadi Anggrijatno yang dihubungi
WartaNTT secara terpisah menegaskan kembali pentingnya peran serta masyarakat
mendukung pemerintah menyelesaikan kasus DBD.
“Dinkes tidak bisa
bergerak sendiri, keterlibatan masyarakat sangat menentukan dalam upaya penanganan
kasus DBD ini”.
“Kami tidak
bosan-bosannya menghimbau agar masyarakat juga bersikap peduli dengan
lingkungan sekitar, jangan apatislah ketika melihat lingkungan yang kotor. Harus
proaktif menyelesaikan setiap persoalan lingkungan yang berdampak pada
kesehatan individu” ujarnya.
Ditanya terkait anggaran penanganan
kondisi darurat bencana non alam, dr. Lucia mengatakan “Sedang berproses, kami
juga lagi menunggu, semoga cepat biar penanganannya lebih optimal” ujarnya
menambahkan. (Kris
Kris)
KOMENTAR