WartaNTT.com, LEMBATA –
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT didampingi pejabat teras Pemkab
Lembata dalam satuan Gugus Tugas penanganan Covid-19, menyampaikan update
perkembangan Covid-19 dan upaya penanganan yang telah dan sedang dilakukan
Pemkab Lembata demi melindungi masyarakat.
Hal
tersebut disampaikan Bupati Lembata kepada seluruh awak media saat konferensi pers, Kamis
(02/04/2020) bertempat di kediaman pribadi Bupati Lembata di Kuma Resort, Desa
Waijarang.
“Kami terus sampaikan
data
update perkembangan Covid-19 Kab. Lembata setiap harinya sehingga bisa diketahui juga oleh
masyarakat, namun masyarakat tidak perlu panik dan tetap patuhi protokol yang
disampaikan pemerintah”.
“Terkait 1
PDP yang dirawat di RSUD Lewoleba, hasil Rapid Test awal diketahui negatif,
namun kita masih
menunggu 6 hari lagi untuk dilakukan
test kali ke-dua. Memang akibat
kondisi
bawaan (riwayat penyakit)
yang bersangkutan masih dalam proses
penyembuhan sakitnya,
jantung membengkak dan gangguan paru-paru. Kita harapkan dan doakan bersama
agar yang bersangkutan
segera sembuh dan hasil testnya
nanti tetap negatif covid-19” ujarnya.
Dirinya melanjutkan “RSUD Lewoleba ditunjuk Gubernur
NTT sebagai RS rujukan. Saat ini
sedang
dibenahi APD, alkes, SDM, dan ruangan isolasi. Pemkab sudah lakukan realokasi
APBD guna fokus belanja kebutuhan penanganan Covid-19”.
“Prioritas alokasi APBD untuk belanja APD,
alkes, dan obat siap pakai,
dimana
sudah diorder dan ruang
isolasi bertekanan negatif sedang
disiapkan. Saat
ini sudah
adanya 20 APD untuk RSUD Lewoleba, dan 10 APD untuk Dinkes yang telah
didistribusikan ke Puskesmas yang ada, APD lainnya masih diorder”.
“Dari realokasi APBD, jumlah sementara yang telah
terkumpul Rp. 13 Milyar, kemudian
ada juga pencadangan anggaran, dan dihitung-hitung totalnya nanti sekitar Rp. 15 Milyar yang dialokasikan dan dapat bertambah.
Kita rencanakan total persiapan anggaran kebutuhan Pemkab sekitar Rp. 28 sampai denga Rp. 30
Milyar”.
Ditanya terkait kesiapan lokasi karantina terpusat,
Bupati Lembata mengatakan “Kita sedang siapkan ruang isolasi transit
bagi wilayah Kec. Omesuri dan Kec. Buyasuri, yang direncanakan berada di lokasi
Puskesmas Balauring. Sedangkan
untuk lokasi karantina, sedang disiapkan di lokasi gedung baru Puskesmas
Lewoleba bertempat di Desa Pada, Kec. Nubatukan”.
Dirinya melanjutkan “Untuk akses transportasi
laut, kita sudah keluarkan surat bagi Kapal PELNI, mulai 2
April untuk batasi frekuensi pelayaran ke Kab. Lembata dengan pengaturan 2
Minggu sekali masuk Pelabuhan”.
“Sedangkan bagi Kapal Penyeberangan antar pulau
dari Kab. Flotim, Sejak 6 April s.d
6 Juni dijadwalkan pelayaran 2
Minggu sekali dan beroperasi di hari
Minggu. Semua penumpang Kapal penyeberangan antar
Pulau dalam wilayah
Kab. Flores Timur yang menuju Kab.
Lembata,
harus melewati Pelabuhan Larantuka sebagai pelabuhan embarkasi penumpang” ujarnya.
Bupati Lembata menambahkan “Pemerintah
membatasi pergerakan orang masuk wilayah dengan cara mengurangi frekuensi akses
transportasi laut. Memang kita
tidak bisa larang orang untuk pulang kampung, namun perlu dihimbau sehingga bisa batasi diri dan pemerintah harus jujur menyampaikan
serta tidak boleh sembunyi-sembunyi
karena ini semua demi keselamatan masyarakat Lembata”.
“Kita himbau masyarakat agar tidak panik, ikut aturan yang
disampaikan pemerintah, jika pemerintah sampaikan jangan berkumpul maka harus
dipatuhi khususnya melakukan physical distancing”.
“Masyarakat ikuti protokol kesehatan yang
dikeluarkan pemerintah, serta harus bersama-sama menjaga situasi kondusif di Lembata dan NTT. Perlu
dibangun semangat bersama dan saatnya bekerja bersama untuk atasi persoalan
ini, karena tidak bisa hanya pemerintah
saja yang bekerja” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR