WartaNTT.com, LEMBATA –
Gugus Tugas percepatan penanganan Covid-19 Kab. Lembata, hari ini, Selasa
(26/05/2020) kembali tepati janji menjemput warganya yang berada di
Larantuka-Kab. Flores Timur.
Menggunakan
Kapal milik Pemkab Lembata, KM. Banawa Nusantara 109, tim yang dipimpin
koordinator isolasi dan karantina, Apolonaris Mayan, mengangkut 21 warga Lembata
dari Pelabuhan Larantuka ditengah guyuran hujan lebat.
Saat
tiba di Pelabuhan Lewoleba sore hari (26/05), Apol Mayan yang ditemui awak media
mengatakan “Jumlah yang kita angkut saat ini seharusnya 24 orang, namun 3 orang
tidak ikut sehingga hanya membawa 21 orang saja sesuai manifest”.
“Memang
suasana di Pelabuhan Larantuka tadi terlihat banyak sekali orang sehingga kita
masih akan telusuri kembali riwayat perjalanannya. Prinsipnya kita tetap
konsisten untuk pulangkan hanya 68 orang saja, sehingga kloter-3 nanti hanya
angkut sisanya saja. 68 orang itu semuanya sudah di Rapid Test dan hasilnya non
reaktif” ujarnya.
Namun
saat dilakukan pencatatan oleh petugas posko Pelabuhan Lewoleba, penumpang yang
diangkut KM. Banawa Nusantara tercatat sebanyak 24 orang, sontak mengagetkan semua yang
hadir. Usai ditelusuri kembali, ternyata terdapat 3 warga Lembata yang tidak
terdata dalam manifest.
Tak
berlangsung lama, Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali yang mengetahui kejadian
tersebut tiba di lokasi, dimana 1 dari 3 pelaku perjalanan tersebut adalah CPNS
Kab. Lembata yang berprofesi sebagai guru disalah satu SMP.
Apol
Mayan selaku Ketua Tim sangat kesal dengan ulah
3 warga Lembata yang melakukan tindakan nekat tersebut.
“Tadi saat di Pelabuhan Larantuka semua personil gabungan gugus tugas termasuk dari unsur keamanan Kab. Flotim hadir dan sudah dicroscheck jumlah penumpang 21 orang sesuai manifest”.
“Wibawa
Pemkab Lembata tercoreng dengan sikap yang
dilakukan 3 orang ini. Karena ini hubungan antara pemerintah daerah”.
“Saya sebagai ketua tim menganggap kecolongan ini karena tindakan penyusupan yang dilakukan 3 orang. Saat
berada di Pelabuhan Larantuka sudah disampaikan agar pelaku perjalanan lainnya
yang belum diangkut bersabar. Hal ini harus kita lakukan sehingga tidak ada gesekan antara Pemkab Lembata dengan Pemkab Flores
Timur” ujarnya.
Sementara itu Sekda Lembata, Paskalis
Ola Tapobali, mengingatkan agar oknum
CPNS yang ikut dalam rombongan 21 warga harus siap terima resiko yang
akan diambil Pemkab Lembata.
Kepada sejumlah awak media, oknum guru YDS
menyampaikan alasannya sehingga harus segera kembali ke Lembata hari ini juga.
“Tanggal 20
Maret, saya ke
Larantuka dan sudah izin Kepala Sekolah karena isteri saya yang dalam kondisi hamil 8 bulan terjatuh di kamar
mandi kontrakan kami. Kondisinya sudah
membaik, mungkin 2 minggu lagi melahirkan. Sudah 3 kali kontrol ke dokter kandungan di Larantuka”.
Dirinya melanjutkan “Tanggal 14 April kemarin saya sudah berusaha untuk pulang kembali ke Lembata, namun tidak ada lagi kapal
yang muat
penumpang”.
“Saya juga sudah 2 kali dapat surat panggilan untuk diambil BAP, yang pertama di bulan April dan panggilan yang
ke-2 hari ini tanggal 26 Mei. Karena takut jadi saya juga ambil keputusan ikut
kapal” ujarnya. (Kris
Kris)
KOMENTAR