Hadapi Ancaman Karhutla di LEMBATA, Linus Lawe : Kita Akan Koordinasi Dengan Bupati

WartaNTT.com, LEMBATA – Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di wilayah Kabupaten Lembata diprediksi akan terjadi lagi, namun KPHL wilayah Lembata memastikan intensitasnya dapat berkurang dibanding tahun 2019 jika keterlibatan Pemkab melalui Pemerintah Desa berjalan optimal dalam langkah mitigasi dan penindakan.

Hal tersebut diungkapkan Linus Lawe, S.Hut, Kepala UPT KPHL Wilayah Kab. Lembata, kepada WartaNTT ditengah kegiatan hasil pemancangan batas sementara kawasan hutan lindung Hadakewa-Labalekan dan kawasan hutan lindung Natu, Rabu (08/07/2020) di hotel Palm Indah-Lewoleba.

Pantauan WartaNTT melalui situs lapan.go.id, hingga hari ini (08/07) tercatat sudah 12 hotspot (titik panas), dimana hotspot tersebut berasal dari tanjung baja antara wilayah Desa Dikesare, Kecamatan Lebatukan dan Desa Wailolong, Kecamatan Omesuri.

“Pengendalian karhutla ini mutlak tanggungjawab kita semua. Langkah yang sudah kami lakukan yakni koordinasi pemantauan diseluruh Desa sejak 3 Juli lewat surat kepada Desa dan kami lakukan kegiatan patroli”.

“Untuk hotspot yang muncul di Kecamatan Omesuri di hari kemarin (07/07), seputaran tanjung baja, dan itu adalah titik panas, mungkin ada aktivitas warga disana namun itu tidak masuk dalam kawasan hutan lindung”.

“Kami juga sudah menyurati seluruh Desa agar dapat membentuk kelompok pengendalian karhutla karena sesuai aturan juga dimungkinkan adanya program atau kegiatan pengendalian yang dialokasikan melalui Dana Desa”.

Ditambahkannya “Kendala hingga saat ini yakni masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjaga. Kami akan berkoordinasi dengan pak Bupati dalam waktu dekat, sehingga dapat mendukung upaya pengendalian dengan mengalokasikan Dana Desa untuk pengendalian karhutla di Lembata”.

“Hingga saat ini baru 3 Desa yang membentuk kelompok Peduli Api, di Desa Kolontobo, dan Desa Muruona di Kec. Ile Ape, serta Desa Belobatang, Kec. Nubatukan. harapan kami semua Desa dapat membentuk kelompok” ujar Linus.

Dilansir dari indonews.id, Presiden Jokowi dalam rapat terbatas yang digelar di istana merdeka, Senin (23/6/2020) menegaskan agar adanya antisipasi karhutla dengan tanggap. Tidak boleh aparat baru turun ke lapangan ketika kebakaran terjadi.

"Berkali-kali saya sampaikan jangan sampai api sudah membesar baru kita padamkan, sekecil mungkin api baru mulai segera harus kita cepat tanggap".

Presiden juga minta para kepala daerah, TNI dan Polri agar cepat tanggap atasi karhutla.

"Kita tahu 99% kebakaran hutan karena ulah manusia baik disengaja atau karena kelalaian, oleh sebab itu penegakan hukum harus tegas dan tanpa kompromi untuk menyelesaikan masalah ini”.

"Api kalau masih kecil kalau bisa kita selesaikan, akan lebih efektif dan efisien dari pada sudah membesar baru kita pontang-panting" ujar Jokowi. (Kris Kris)