WartaNTT.com, Lembata – 3
dari 7 Fraksi DPRD Lembata pertanyakan
kontribusi bank NTT Cabang Lewoleba terhadap pembangunan dan kesejahteraan
masyarakat, mengingat penyertaan modal pemerintah telah dilakukan sejak 19 tahun silam.
Hal
tersebut disampaikan dalam Paripurna XXIV dengan agenda Pemandangan umum
Fraksi-Fraksi Dewan terhadap Keterangan Pemerintah atas Pengajuan Ranperda
tentang Penyertaan Modal kepada Pihak Ketiga, Selasa (17/11/2020).
Juru
bicara dari masing-masing fraksi secara bergantian bacakan pemandangan umumnya
dihadapan Pemerintah. Paripurna yang dipimpin Wakil Ketua II, Begu Ibrahim, asal PKB berjalan dengan lancar dimana
seluruh fraksi nyatakan menerima Ranperda yang diajukan pemerintah untuk
dibahas sesuai mekanisme yang berlaku.
Jubir Fraksi Kebangkitan Bangsa Lembata, Gergorius
Amo, mengatakan terhadap penyertaan
modal kepada bank NTT, FKBL harapkan adanya dampak bagi kesejahteraan dan
kemajuan daerah.
“Penyertaan modal harus menggerakkan ekonomi mikro di
daerah, dimana masyarakat kecil boleh mendapatkan pinjaman dan tidak dipersulit
dalam pelayanan dan urusan mendapatkan pinjaman pada bank NTT”.
Hilarius
Lukas Kirun, Jubir Fraksi
Demokrat S14P pertanyakan peran Bank
NTT yang berkontribusi dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi semua kalangan dan
kontribusi nyata terhadap pembangunan daerah.
“Sejauh mana keberpihakan bank NTT terhadap pertumbuhan
UMKM di Lembata?” ujarnya.
Lukas Kirun, melanjutkan “Fraksi Demokrat S14P mendesak
pemerintah untuk menegaskan kepada manajemen bank NTT agar berikan porsi khusus
dalam rekrutmen tenaga kerja dengan memprioritaskan putera-puteri Lembata pada
Bank NTT Cabang Lewoleba. Hal ini sebagai bagian feedback terhadap penyertaan
modal daerah” ungkapnya.
Sementara itu, Rusliudin Ismail, Jubir Fraksi Nasdem-PKS dalam pemandangan umum fraksinya mengungkapkan “Fraksi
Nasdem-PKS Lembata mendorong pemerintah agar penyertaan modal yang dilakukan
pada bank NTT mampu membantu permodalan bagi pedagang kecil dan UMKM dengan
persentase bunga pinjaman terkecil dibandingkan bank lainnya, sehingga
penyertaan modal menjadi penguat dan peningkatan kesejahteraan rakyat”.
Jubir fraksi PDIP, Marianus Pole Raring, bahkan minta agar segera dievaluasi penyertaan modal yang telah dilakukan.
“Fraksi menegaskan kepada pemerintah dan DPRD agar pada
tempat pertama dan utama segera lakukan evaluasi secara holistik dan
komprehensif terhadap praktek penyertaan modal yang selama ini telah dijalankan
secara khusus terhadap bank NTT cabang Lewoleba, PDAM dan PD Purin Lewo. Hasil
evaluasi harus terpublikasi sebagai bentuk transparansi dan akuntabilitas
penyelenggaraan pemerintahan daerah” ujarnya.
Selain
soroti kontribusi Bank NTT, fraksi-fraksi DPRD juga soroti kinerja 2 perusahaan
daerah yang ada yakni PDAM Lewoleba dan Perusahaan daerah Purin Lewo.
Bahkan Fraksi Gerindra menilai 2 perusahaan
daerah tersebut “sakit” dalam pelayanan bahkan pelayanan yang diberikan
“batuk-batuk”.
“Untuk perusahaan daerah Bank NTT yang sakit, diprediksi
sehat di tahun 2024 melalui pasokan nutrisi 1% dari APBD setiap tahunnya.
Demikian juga terhadap 2 perusahaan daerah, dimana Fraksi Gerindra menilai
telah menerima nutrisi dari pemerintah, akan tetapi “sakit” dalam pelayanan.
Sangat boleh jadi 2 perusahaan ini memang sakit sehingga pelayanannya juga
batuk-batuk” ujar Paulus Makarius Dolu, juru bicara Fraksi Gerindra. (Kris Kris)
KOMENTAR