WartaNTT.com, Lembata –
Satgas tanggap darurat
bencana erupsi gunung
Ile Lewotolok gelar rapat
koordinasi, Kamis (3/12/2020). Kegiatan tersebut digelar usai Bupati Lembata
bersama jajaran terkait, kunjungi seluruh posko pengungsi yang tersebar di
wilayah Kota Lewoleba dan sekitarnya.
Hingga kemarin (3/12) tercatat 13 titik posko pengungsi diluar rumah-rumah warga yang secara sukarela melibatkan diri menampung pengungsi. Tercatat sebanyak 7.968 pengungsi dari beragam usia baik lansia hingga balita, telah di data Satgas.
Mencermati pergeseran logistik yang belum merata bahkan
menimbulkan banyak tanda tanya masyarakat perihal pengungsi mandiri yang belum
tersentuh perhatian kebutuhan konsumsi harian, Satgas Tanggap Darurat lakukan evaluasi
pola penyebaran pengungsi dan ambil keputusan untuk memusatkan seluruh pengungsi
pada posko-posko yang telah disiapkan pemerintah guna memaksimalkan penanganan.
Dalam rapat tersebut Bupati Lembata menegaskan pemerintah
sanggup urus pengungsi asal 2 Kecamatan (Ile Ape dan Ile Ape Timur).
“Kita evaluasi sejak 29 November, banyak warga yang mengungsi secara mandiri. Kemudian ada juga yang dijemput anggota keluarganya dari posko pengungsian di sini (halaman eks kantor bupati)
tanpa melapor ke petugas Posko. Saya
saksikan sendiri itu. Kita inginkan mereka terdata dulu sehingga tertib. Kemudian
banyak yang bicara diluar seolah-olah kita tidak tangani dengan baik”.
“Pemerintah mampu atasi pengungsi. Kita hanya perlu tingkatkan koordinasi” tegasnya.
“Mulai besok (4/12) semua pengungsi yang ditampung di rumah-rumah warga akan dijemput untuk dibawa ke posko-posko yang disediakan” ujarnya kepada para Kepala Desa asal 2 Kecamatan.
Dilanjutkannya “Saya juga dengar masih ada warga di
desa-desa terdampak kerawanan yang ngotot tidak mau keluar dari Desanya. Kita
sudah tegas dan besok dievakuasi terakhir, bila perlu dengan cara paksa. Karena
rekomendasi petugas pos pengamatan PVMBG agar tidak ada aktivitas warga dalam
zona perkiraan bahaya radius 4Km”.
“Untuk ibadah sholat jumat, pengungsi bisa manfaatkan masjid-masjid yang tersebar di sekitar sini, kemudian untuk ibadah hari minggu, kita sudah koordinasikan dengan Romo Deken dimana pengungsi akan dilayani untuk kebaktian bersama disini” ungkapnya.
Sekda Lembata, Paskalis Ola Tapobali, dalam keterangannya
di posko media center, (3/12) menyampaikan Pemkab Lembata bekerja optimal dalam
penanganan para pengungsi melalui dukungan Pemprov, Basarnas, TNI-POLRI, BNPB
hingga Kementerian terkait.
“Sesuai arahan dari pak Bupati selaku penanggungjawab utama Satgas kepada kami bahwa pengungsi harus dilayani, dipenuhi kebutuhannya dan logistik terdistribusi secara merata”.
“Salah satu persoalan yang ditemukan di kawasan zona
merah, masih banyak warga yang kembali kesana untuk memberi makan ternaknya”.
“Kadis Peternakan dan tim sudah lakukan penelusuran,
diketahui banyak ternak warga dalam keadaan tak berdaya. Saya sudah minta untuk
diajukan rencana kebutuhan. Karena sesuai perintah pak Bupati apabila ada
ternak warga yang mati akibat erupsi maka akan ditanggung pemerintah. Kemudian
terhadap pakan, pak Bupati sudah tegaskan kembali dalam rapat bahwa akan
dilakukan koordinasi untuk menangani pakan ternak.
“Dinas peternakan sudah ajukan usulan sekitar Rp.200 Juta
untuk membiayai pakan ternak sampai dengan masa tanggap darurat selesai.
Rencana kebutuhan ini akan diajukan ke Bupati kemudian direview inspektorat
sebelum dieksekusi” ujar Paskalis. (Kris Kris)
KOMENTAR