WartaNTT.com, LEMBATA – Masa tanggap darurat bencana
banjir dan longsor di Kabupaten Lembata akan berakhir pada 17 April mendatang.
Sejauh ini dari 68 korban jiwa pada 3 Kecamatan meliputi Ile Ape, Ile Ape Timur
dan Omesuri, sebanyak 46 jenazah telah ditemukan tim SAR gabungan bersama warga
dalam upaya pencarian yang dilakukan sejak peristiwa Minggu kelabu
(04/04/2021).
Hingga sore tadi,
Senin (12/04) masih tersisa 22 korban dalam proses pencarian. Dimana beberapa hari
terakhir tidak ada penambahan korban ditemukan selama pencarian.
Kepala SAR
Maumere, I Putu Sudayana, yang hadir dalam pelaksanaan rapat evaluasi antara Bupati Lembata bersama
perangkat daerah terkait penanganan bencana, Senin (12/04) sampaikan bahwa tim
SAR gabungan telah berupaya maksimal dalam proses pencarian namun sampai saat
ini belum berhasil temukan penambahan korban lainnya.
“Proses pencarian
yang tim gabungan lakukan juga melibatkan tokoh agama, tokoh adat dan K-9
(anjing pelacak) Mabes Polri. Dapat kami sampaikan bahwa sejauh ini upaya
maksimal telah kami laksanakan berkoordinasi dengan Kades setempat untuk
mengetahui dimana saja titik atau lokasi rumah-rumah korban terdampak”.
“Itu sudah kami
laksanakan (pencarian), excavator sudah bekerja dengan maksimal namun tetap 22
orang itu belum kita temukan hingga saat ini”.
“Mulai kemarin sudah
dilakukan pencarian di laut. Kami sampaikan permohonan maaf karena pada hari-H kami
tidak berani lakukan pencarian di laut karena situasi saat itu angin kencang, hujan
lebat dan gelombang yang sangat tinggi. Kami tetap mengutamakan safety anggota
sehingga tidak menambah jumlah korban lagi” terangnya.
Dirinya juga menyampaikan
hal-hal yang perlu dibahas pemerintah mulai hari ini. Terdengar nada suara sedih
dari kepala SAR Maumere saat menyampaikan hal tersebut.
“Kalau sudah
maksimal dilapangan bekerjasama, dimana seremonial adat juga sudah dilaksanakan
dihadiri tokoh agama dan tokoh adat, dan jika pada akhirnya hasil yang ... ....
hasil yang kita peroleh seandainya terburuk, korban tidak dapat ditemukan, maka
mulai dari sekarang perlu dibicarakan dengan tokoh adat, dengan keluarga
korban, kepala Desa yang terdampak dan pihak lainnya”.
“Pak bupati sebagai
IC (incident commander) agar dapat komunikasikan sehingga masyarakat pahami
bahwa kita sudah bekerja. Itu yang pimpinan kami di pusat tekankan sehingga
kami menghadap pak Bupati dan pak Sekda bersama pimpinan OPD saat ini” ujarnya.
“Selebihnya kami
dari tim SAR gabungan sudah maksimal bekerja. Tadi pagi jam 5 sudah
berangkatkan K-9 untuk melacak keberadaan korban, dimana jika menemukan bau
langsung ditandai dan excavator langsung bekerja. Namun Tuhan sampai dengan
detik ini berkehendak lain sehingga korban belum dapat ditemukan” ujarnya
sedih.
“Untuk hari
kerja, kami menyesuaikan dengan masa tanggap darurat pak, sampai tanggal 17
April” ujarnya lagi.
Sementara itu Bupati
Lembata, Eliaser Yentji Sunur, juga menyampaikan bahwa proses pencarian korban masih berlangsung sampai dengan masa tanggap darurat berakhir.
“Pencarian
oleh tim SAR seharusnya hanya 7 hari namun akan menyesuaikan
dengan masa tanggap darurat sampai
dengan 17 April, setelah itu akan diambil keputusan
lanjut. Jika tidak didapatkan lagi korban maka harus diiklaskan” ujar bupati Lembata. (Kris Kris)
KOMENTAR