WartaNTT.com, LEMBATA – “Ina
dan Ama, sama dimata Tuhan.
Suami
dan isteri sama bertanggungjawab.
Kita
berbeda hanya karena kodrat (2x).
Ayo,
Ayo, Mari kita bagi peran.
Senang
sama rasa, susah sama pikul e (2x)”.
Lantunan yel-yel begitu harmoni
menggema disuarakan 30 orang perempuan Kepala Keluarga asal Kecamatan Ile Ape, dalam kegiatan bimtek
kerjasama Kementerian PPPA RI dengan Akademi Paradigta – PEKKA, sebagai upaya peningkatkan kapasitas perempuan rentan pelaku usaha termasuk menghadapi dampak
pandemi Covid-19 bagi usaha kecilnya.
Akademi
Paradigta – PEKKA, lembaga
masyarakat yang berperan dalam isu-isu perempuan yang juga memiliki jaringan hingga pelosok nusantara, bersinergi dengan Kementerian PPPA RI gelar bimbingan teknis kewirausahaan perempuan
rentan, Senin (22/11/2021) bertempat di Center PEKKA Keru Baki, Desa
Amakaka-Kec. Ile Ape, Kabupaten Lembata.
Kabupaten
Lembata- NTT sendiri menjadi fokus sasaran PEKKA tahun 2021 bersama Kabupaten
Kubu Raya-Kalimantan Barat.
Kepada
WartaNTT (22/11), perwakilan
koordinator API nasional, Adi Nugroho, sampaikan bimtek
yang digelar saat ini merupakan lanjutan program.
“Jadi
sebetulnya pelatihan ini adalah lanjutan. Kebetulan Lembata tahun lalu sudah
mendapatkan pelatihan seperti ini tapi kepemimpinan untuk perempuan desa
(bimtek kepemimpinan) yang kemudian ada kelanjutannya yaitu bimtek
kewirausahaan perempuan rentan”.
“Ini
kerjasama kami dengan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak.
Kita membangun kesadaran perempuan terhadap
potensi atas sumberdaya yang dimilikinya dalam menjalankan usaha dan menciptakan lingkungan kondusif
melalui integrasikan perspektif gender dan life skill”.
“Kemudian juga meningkatkan kapasitas
perempuan rentan pelaku usaha dalam mengembangkan usahanya sehingga mandiri
secara ekonomi dan mampu berkontribusi bagi peningkatan kesejahteraan keluarga”.
“Kemudian
harapan dari kementerian PPPA sendiri,
kegiatan ini ikut mendukung (program) desa ramah perempuan dan peduli anak”.
“Hari pertama ini lebih dominan teori dan
hari kedua keterampilan sehingga mereka lebih mampu lagi menghasilkan produk
yang lebih baik lagi” ujarnya.
Adi
Nugroho juga berharap terjalin koordinasi yang harmonis bersama pemerintah daerah.
“Sebetulnya
pelatihan kita banyak,
namun sering kali tidak terkoordinasi. Kami berharap OPD yang lain ikut
membantu tentunya dengan kapasitas masing-masing”.
“Dengan
dikoordinir Pemkab Lembata diharapkan ada kerjasama lintas OPD memperkuat
pelaku usaha yang ada, mungkin dari dinas pariwisata dan dinas KUKM, sehingga
bersama-sama memperkuat mereka sehingga lebih baik” pintanya.
Kepala bidang pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan pada Dinas P3A Lembata, Amin Pati, dalam sambutannya mengapresiasi dukungan PEKKA kepada Pemkab Lembata.
“Kerjasama
kita sudah berjalan dimana hanya 2 lembaga yang aktif mengurus perempuan dan
anak di Lembata yakni PEKKA dan Yayasan Plan internasional indonesia yang
konsen dan aktif membantu pemerintah”.
“Urusan
perempuan menjadi sangat penting sehingga harus diberdayakan. Persamaan hak
tidak berarti melanggar kodrati namun persamaan hak agar kaum perempuan bisa
seiring sejalan dengan kaum laki-laki” ujarnya.
“Perempuan
Kepala Keluarga tentunya mempunyai tanggungjawab yang lebih besar karena segala
harapan bertumpu disana. Keluarga yang dikepalai oleh seorang laki-laki saja ada
kekurangan apalagi bagi Kepala Keluarga perempuan sendiri”.
“Saya
apresiasi kemampuan koordinator PEKKA Lembata terhadap perkembangan ibu-ibu Kepala
Keluarga ditengah bencana yang terjadi di wilayah Ile Ape. Harapan kita PEKKA
bersama dinas P3A Lembata terus berkoordinasi sehingga seiring sejalan kedepannya” harap Amin.
Sementara
itu Camat Ile Ape, Simon Emmi Langoday, yang membuka kegiatan tersebut berharap motivasi tumbuh dalam
diri perempuan Kepala Keluarga di wilayah Kecamatan Ile Ape.
“Kegiatan
ini sebagai kesempatan emas yang sudah dikaji secara mendalam oleh pihak pusat
sehingga kita bisa dapatkan kesempatan apalagi hanya 2 tempat yakni di Kalimantan
Barat dan NTT”.
“Kita
perlu pahami pengertian kewirausahaan, apalagi ibu-ibu yang hadir saat ini
adalah single parents. Dituntut untuk semangat sehingga motivasi diri
terbangun”.
“Sebagai
motivator yang suka membagikan semangat terhadap kelompok binaan, saya yakin
ibu-ibu ini sangat teruji dan kuat” yakinnya.
“Bimtek
saat ini untuk menambah kreativitas dan inovasi sehingga hasil tenunan tidak
hanya jadi sarung, namun bisa menjadi jas, pakaian pesta, dompet, tas, jilbab
dan sebagainya”.
“Bencana
Seroja yang terjadi beberapa waktu lalu di wilayah ini berdampak hasil tenunan
ikut hanyut ke laut, namun kita tidak putus asa dan bekerja kembali”.
“Saya
harap ada etalase yang ditempatkan di Kota Lewoleba sehingga mama-mama ini
tugasnya hanya berproduksi dengan kualitas yang memadai kemudian disimpan di
etalase kota sehingga cepat terjual. Ini adalah mimpi saya” ujar Camat Ile Ape.
“Saya
minta konsentrasinya dalam kegiatan ini. Saya harapkan juga kegiatan ini
berkesinambungan dilakukan akademi Paragidta-PEKKA dan lintas OPD dapat
bersinergi”.
“Semangat
kita adalah masa depan anak, meskipun mama-mama ini berstatus single parents”
urainya.
Koordinator
PEKKA Lembata, Bernadette Deram Langobelen, kepada WartaNTT sampaikan kegiatan ini
berlangsung selama 2 hari yang diikuti 30 utusan
dari kelompok ibu-ibu PEKKA wilayah Kecamatan Ile Ape. (Kris Kris)
KOMENTAR