WartaNTT.com, Sumba Tengah –
Progres realisasi Dana Desa tahun 2022 pada 65 desa di Kabupaten Sumba Tengah, mulai menunjukkan peningkatan seiring
dengan tujuan penyaluran Dana Desa sebagai bentuk komitmen negara dalam
melindungi dan memberdayakan desa agar menjadi kuat, maju, mandiri dan
demokratis.
Kadis PMD Sumba Tengah, Ahmad Zailani kepada
WartaNTT, Senin (5/9/2022) di ruang kerjanya sampaikan hingga akhir Agustus realisasi penyaluran Dana Desa telah mencapai 77,99%. Meski demikian dirinya
berharap tidak ada SILPA di akhir tahun 2022.
“Untuk realisasi Dana Desa sampai dengan saat ini sudah
mencapai 77,99% sedangkan ADD mencapai 50%. Saat ini kita sedang berproses
untuk pencairan triwulan ketiga”.
“Alokasi anggaran sebesar 40% dari Dana Desa untuk BLT
sudah terserap sesuai termin, kemudian alokasi 20% untuk ketahanan pangan juga terserap dengan baik bahkan ada desa
yang alokasikan anggaran untuk ketahanan pangan lebih dari 20%. Begitu juga
dengan alokasi untuk Covid-19 sebesar 8% sudah terserap. Jadi tidak ada yang
kurang dari target yang ditetapkan pemerintah pusat”.
“Kemudian terkait dengan kendala dalam pelaksanaan tugas,
pada prinsipnya tidak ada yang terlalu berat. Kita akui memang sumber daya manusia
masih sangat terbatas dan ini yang menjadi perhatian kita untuk perbaikan
secara bertahap”.
“SPJnya saja yang sedikit terlambat dari target kita,
namun prosesnya tetap berjalan” tuturnya.
Didampingi Kabid Pemerintahan Desa, Jhoni Umbu Sakki
Pekulimu, Kadis PMD Sumba Tengah sampaikan beberapa desa yang dianggap cukup
baik dalam pengelolaan dan pertanggungjawaban APBDes-nya.
“Dari 65 Desa di 6 Kecamatan, terdapat beberapa desa yang
memang butuh perhatian karena SDMnya, namun seiring waktu kita terus perbaiki.
Lewat ADD pun kita berupaya bagaimana kapasitas aparaturnya bisa berjalan. Termasuk
kita akan lakukan kegiatan pelatihan KPM selama 2 hari disini berkaitan dengan
SDM yang ada di desa”.
Dirinya juga menyampaikan beberapa desa yang pengelolaan dan
pertanggungjawaban Dana Desanya dianggap cukup baik.
“Desa Bolu Bokat Barat, Makata Keri, Maradesa Selatan dan
Desa Mata Waikajawi. Ini yang progresnya bagus dalam pertanggungjawaban. Kemudian
dari 65 kepala desa ada 1 orang kepala desa perempuan, Kades Tana Mbanas Barat.
Beliau termasuk Kades yang cukup berhasil dalam upaya percepatan penurunan
Stunting”.
Dilanjutkannya “Sejauh ini kita hanya bisa memotivasi saja
kenapa desa yang lain bisa (tertib administrasi) sedangkan yang lainnya tidak
bisa. Memang progresnya jika dibandingkan tahun kemarin, saat ini lebih baik”
ujarnya.
Selain itu Ahmad Zailani juga berharap semua desa
berproses sesuai timeline yang telah dibuat .
“Kita berharap memang semua desa berproses sesuai dengan
timeline yang sudah kita buat. Ada Anggaran Kas yang telah dibuat dan harus
dipedomani. Kita berharap ini ditaati sehingga proses kedepan tidak terjadi
kendala berarti”.
“Kalau anggarannya tidak terserap akan menjadi SILPA
untuk tahun mendatang dimana tahun berikut kita akan programkan lagi dana yang
sudah ada”.
“Karena anggarannya sudah masuk ke kas desa dan penyerapannya
terlambat tentu sangat kita sayangkan sekali jika hal itu terjadi, karena
banyak kegiatan yang seharusnya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di
tahun ini tidak terpenuhi” ujarnya lagi.
Meski baru mengemban tugas sebagai Kadis PMD Sumba Tengah
sekitar 1 tahun, Zailani optimis terus melakukan pembenahan dalam bekerja.
“Saat ini sistem yang kita terapkan sudah lebih baik
dibandingkan sebelumnya dalam pemeriksaan dokumen SPJ”.
Ahmad Zailani juga menyampaikan kebanggaannya karena Sumba
Tengah menjadi Kabupaten se-daratan Sumba yang penyerapan dan
pertanggungjawaban Dana Desa cukup baik.
“Untuk daratan Sumba kami yang realisasi pengelolaan
dana desanya paling tinggi”.
“Ini bukan kita yang bilang namun hasil evaluasi KPPN dan mereka datang sendiri sampaikan
kepada pemerintah, ke pak Bupati beberapa waktu lalu, kalau dari 4 Kabupaten se-daratan
Sumba, yang terbaik (penyerapan Dana Desa) di Sumba Tengah” tutupnya. (Rcd)
KOMENTAR