Salah satu
kadernya yang juga menjabat Ketua DPD Golkar Sabu Raijua, Simon Petrus Dira Tome,
diberikan penugasan khusus untuk merebut kembali hati masyarakat Sabu Raijua.
Selain menyatakan
kesiapannya, Simon Dira Tome juga sampaikan komitmennya untuk membangun kembali
Sabu Raijua.
Dikonfirmasi
WartaNTT, Rabu (17/4/2024) perihal keseriusannya ikut berkompetisi, Simon nyatakan
dirinya bersama Golkar sangat siap membangun kembali Sabu Raijua.
“Sebelum Pileg 2024 kemarin, seluruh bakal
calon kepala daerah yang hendak diusung oleh Partai Golkar dikumpulkan di
Jakarta, bertemu langsung dengan pak Airlangga (Ketum Golkar), dimana kami diberikan penugasan”.
“Untuk NTT, Kabupaten Sabu Raijua termasuk salah satu daerah
yang telah ditetapkan calon tunggalnya (calon bupati)” ujar Simon menjelaskan.
Dilanjutkannya “Saat rakerda tingkat provinsi
di Kupang beberapa waktu lalu, telah dikukuhkan kembali calon-calonnya kemudian
bagi daerah yang sudah ditetapkan calon tunggalnya tidak lagi membuka
pendaftaran (penerimaan pendaftaran bakal calon bupati)”.
“Kemudian calon bupati diberikan kebebasan
untuk menentukan siapa calon wakilnya serta juga diberikan ruang untuk membangun
komunikasi dengan Parpol lain dalam rangka koalisi menuju Pilkada” terangnya.
Menjawab WartaNTT, Simon Petrus Dira Tome sampaikan deklarasi Paketnya
akan digelar menyusul.
“Terkait dengan deklarasi, yang pasti
deklarasinya akan menjadi deklarasi Paket bukan sendiri-sendiri”.
“Kami sementara mencari waktu yang tepat. Dalam
kurun waktu ini kami masih menunggu hasil survey terhadap beberapa kandidat
calon Wakil Bupati dengan elektabilitas yang lebih baik dari sejumlah nama yang
telah kami rekomendasikan” ujarnya.
Ditanya keseriusannya maju Pilkada 2024, Simon
menjawab sangat siap. “Sebagai kader Partai saya sangat siap mengamankan apapun
keputusan Partai Golkar”.
Menurut Simon hal yang menjadi alasan kuat
untuk berkompetisi kali ini didorong pengalamannya dalam bersinergi dengan
eksekutif serta melihat Sabu Raijua yang terus mengalami kemunduran.
“Kami sudah terlibat cukup lama bahkan
sebelum Sabu Raijua menjadi Kabupaten, saya sudah menjadi anggota DPRD
Kabupaten Kupang di Tahun 2009. Kemudian setelah Sabu Raijua menjadi daerah
otonom, kami anggota DPRD yang berasal dari dapil Sabu Raijua dialihkan menjadi
anggota DPRD Kabupaten Sabu Raijua”.
“Seiring berjalannya waktu hingga saat ini
saya masih diberikan kepercayaan oleh masyarakat Sabu Raijua untuk duduk di
lembaga DPRD”.
“Sebagaimana amanat regulasi bahwa DPRD dan
pemerintah itu sama-sama unsur penyelenggara pemerintahan daerah. Karena itu “isi
perutnya” pemerintahan kami cukup paham hal itu”.
Ditambahkannya lagi “Dengan melihat kondisi Sabu Raijua setelah menjadi daerah otonom, dimata
kami Sabu Raijua bukannya semakin maju. Hal ini terbukti dengan status Sabu Raijua
masih menjadi daerah termiskin ke-2 di NTT”.
“Kenapa miskin, karena orang susah mencari
lapangan kerja di Sabu. Hal ini juga bisa diukur dari Pendapatan Asli
Daerah yang terus menurun”.
“Jadi kami melihat kesulitan-kesulitan yang
terjadi di masyarakat termasuk juga yang dialami para petani. Sehingga program-program
prioritas yang menyentuh kebutuhan masyarakat harus dilakukan oleh pemerintah.
Hal ini yang menjadi mimpi kami dari partai Golkar” ujar Simon.
Menurut Simon, sambil menunggu waktu
untuk deklarasi, tim partai Golkar bersama tim keluarga terus bergerak
menjangkau masyarakat di semua Kecamatan yang ada.
“Kita juga tetap membangun komunikasi dengan
Parpol lainnya baik yang tergabung dalam Koalisi Indonesia Maju (KIM) serta partai-partai
diluar KIM” terangnya. (DeW)
KOMENTAR