SBD - Pembangunan Embung Serbaguna
Ombowela Weekarara akan mengakhiri penderitaan masyarakat desa Weekarara dan
sekitarnya akibat kekurangan air demikian kata Wakil Bupati Sumba Barat Daya
Ndara Tanggu Kaha ketika menghadiri sosialisasi pekerjaan pembangunan Embung
Serbaguna Ombowela Weekarara di dusun Onggol desa Weekarara Kecamatan Kodi
Balagar pada hari Sabtu (06/05) yang lalu. Permasalahan penderitan akibat
kekurangan air ini menurut Wakil Bupati telah berlangsung puluhan bahkan
ratusan tahun. “Saya menghabiskan masa kecil di sini dan saya sendiri juga
mengalami betapa susahnya mendapatkan air di daerah sini. Memang ada mata air tetapi debit airnya besar
hanya ketika musim hujan saja. Dan saat musim kemarau tiba air menetes setititk demi
setitik sehingga untuk mendapatkan satu jergen 5 liter saja harus menunggu
sampai sejam. Dan keadaan ini sudah berlangsung dari sebelum saya ada sampai
dengan sekarang ini” demikian katanya.
Melihat
kenyataan penderitaan ini lanjut Wakil Bupati pemerintah Daerah mencari solusi
yang dianggap paling tepat untuk mengatasi keadaan kekurangan air tersebut.
Melalui lobi dan usaha yang tidak mudah
akhirnya proyek pembangunan embung
serbaguna ini sampai masuk ke Sumba Barat Daya khususnya di Kecamatan Kodi
Balagar ini. Oleh karena itu phaknya meminta masyarakat untuk mendukung secara
penuh proses pembangunan embung tersebut. “Kita minta semua pihak mendukung
proses pembangunan embung ini, biar cepat selesai. Sebab ini sangat penting.
Usaha mendekatkan air bukan hal yang mudah. Kemarin kemarin kita jalan berkilo-kilo
meter dan menunggu berjam-jam untuk
mendapatkan air satu jergen, kedepannya dengan adanya embung ini kita akan
kelimpahan air, jadi saya minta masyarakat untuk dukung proses pembangunan, jaga alat-alat
berat yang akan ditempatkan disini nanti” demikian harap Wakil Bupati.
Kepala
Satuan Perbendungan Leonardus Lipung yang hadir sebagai wakil dari Balai
Pengairan dan Sungai Wilayah Nusa Tenggara II mengatakan bahwa Embung Ombowela
Weekarara akan dibangun dengan dana APBN senilai 18 Milyard. Embung tersebut
akan dibangun dengan ketinggian 15 meter dari permukaan tanah dengan daya
tampung air sebanyak 350.000 meter kubik. Lebih lanjut Leo mengatakan
bahwa Embung ini memiliki fungsi yang
sangat banyak. Selain menjadi sumber air bersih baik bagi manusia, hewan ternak
maupun tanaman, dapat juga menjadi tempat memelihara ikan, selain itu bisa
menjadi lokasi pariwisata.
Masih
menurut Leo pada Embung ini akan dipasang geomembran dan filter sehingga air
yang tertampung itu menjadi air bersi yang siap dikonsumsi oleh manusia.
Sementara untuk hewan ternak akan dibangun bak dan tempat minum tersendiri di
luar area embung sehingga ternak tidak masuk dan mengotori air dalam embung.
Selain itu akan dibangun bak penampung dan jaringan perpipaan untuk mengalirkan
air kepada masyarakat. “Tahun ini dengan dana 18 M kita hanya bangun fisik
embungnya saja dulu, sementara geomembran dan lain lain akan dibangun pada
tahun berikutnya. Sebab geomembran sendiri saja butuh dana sekitar 12 M, belum
bak dan jaringan perpipaan. Jadi pembangunan dilaksanakan secara bertahap”.
Demkian kata Leo.
Sementara
itu para pemilik lahan menyatakan siap mendukung pembangunan Embung tersebut.
Mereka merelakan lahannya dengan cuma cuma tanpa meminta ganti rugi dan
berjanji akan menjaga dan mengawal proses pembangunan embung agar cepat selesai dan cepat dinikmati
hasilnya. Markus Muda Kaha mewakili para pemilik lahan yang lain mengatakan
bahwa mereka sangat gembira dengan adanya proyek ini. “Kami senang dengan
adanya proyek ini. Embung ini membuat kami keluar dari kesulitan kami. Tanah
kami subur tapi air tidak ada, jadi kami hanya andalkan hujan saja. Hasilnya
kalau hujan tidak tentu seperti sekarang ini maka panen kami gagal semua.
Dengan embung ini kami pasti akan sejahtera. Kami akan dukung dan jaga terus
biar cepat selesai” demikian katanya.
Sebagai
informasi bahwa Embung serbaguna
Ombowela Weekarara ini akan menjadi sumber air bersih bagi desa Weekarara
sendiri dan sekurang kurangnya empat desa di sekitarnya yaitu desa Tanateke,
desa Weemakaha, desa Weelangira, dan desa Panegede. (EDY)
KOMENTAR