Sikka
- Bertempat di aula Rujab Bupati Sikka, Jln El Tari-Kota Uneng, Rabu
(10/5/2017) berlangsung Launching Project
BLOOM (Better Life Options and Opportunities Model) atau “Pilihan Hidup
dan Kesempatan yang Lebih Baik”, bagi anak-anak muda khususnya usia 13 s/d 19
Tahun agar dapat membangun visi dan mewujudkan masa depan yang produktif
melalui pendidikan gender, lifeskill serta membangun keterampilan praktis dalam
penyiapan tenaga kerja dengan fokus utama pada anak putus sekolah.
Project BLOOM dilaksanakan di 3 Kabupaten yakni Kab Nagekeo, Sikka dan
Lembata.
Untuk Kabupaten
Sikka, Project kerjasama Plan International dengan LSM Anugrah ini akan
difokuskan di wilayah Kecamatan Magepanda meliputi 5 Desa yakni Desa Magepanda,
Reroroja, Done, Kolisia dan Kolisia B.
Sasaran Project BLOOM di Kab Sikka, Nagekeo dan Lembata ini
antara lain 1800 orang muda usia 13 s/d 19 tahun terdaftar dalam program ini
dengan rincian 70% perempuan dan 30% laki-laki; mayoritas anak putus sekolah;
terbentuknya 30 pusat belajar dan informasi yang inklusi; minimal terbentuk 6
komite pendukung proyek dari masyarakat; adanya replikasi dan alokasi dana yang
cukup.
Sedagkan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan antara
lain master training; sosialisasi program di desa dampingan; pemilihan komite
pendukung proyek (PSC) dari masyarakat serta fasilitator; kunjungan belajar;
training fasilitator; pertemuan reguler dengan pemerintah; workshop untuk
advokasi; peningkatan kapasitas komite pendukung proyek (PSC); pertemuan rutin
PSC dengan orang tua; diskusi regular “memilih masa depan’ (CAF); camp intensif
“siap untuk bekerja” (RFW); serta wisuda.
Project Manager BLOOM.,Marzalena Zaini dalam pemaparan Project
BLOOM mengatakan bahwa fokus project ini yakni :
- membangun karakter
dan keterampilan pra-kerja bagi remaja (terutama perempuan) yang tidak
diajarkan di sistem sekolah formal;
- membangun keterampilan kecakapan hidup dan pemberdayaan
yang dibutuhkan oleh remaja perempuan dan laki-laki baik yang masih bersekolah
maupun yang putus sekolah; serta
- membuat rencana hidup yang lebih kreatif dan positif
untuk masa depan mereka.
Menanggapi Launching Project BLOOM di Kab Sikka,
Sekretaris Daerah Sikka.,dr. Valens Sili Tupen,MKM., yang hadir mewakili Bupati
Sikka kepada WartaNTT mengatakan “Ini merupakan intervensi program kerja yang
sangat bagus dari Plan International dan mitranya dalam melaksanakan kegiatan
yang berkaitan dengan pendidikan dan kesehatan reproduksi remaja serta
pendampingan terhadap anak putus sekolah”.
Terkait kesehatan reproduksi menurutnya perlu pemberian
pemahaman yang benar bagi generasi muda sehingga tidak berdampak buruk yang
besar akibat pengetahuan yang setengah-setengah terutama terkait masa
berfungsinya organ reproduksi dan kapan bisa difungsikan. Hal ini disampaikan
mengingat tingginya angka kehamilan usia ibu dibawah 20 Tahun di Kab Sikka.
dr. Valens melanjutkan “Kehadiran Organisasi Perangkat
Daerah terkait saat ini sebagai bentuk lain dari dukungan pemerintah untuk
memfasilitasi dan menyiapkan masyarakatnya agar turut terlibat dalam kegiatan
ini.
“Jika kegiatan ini berkembang dengan baik kedepannya
tentunya pemerintah akan mendukung baik dari segi fasilitas lainnya maupun
anggaran” ujarnya.
Sementara itu Manager Plan Internasional Indonesia PA
Flores.,Eka Hadiyanto kepada WartaNTT mengatakan maksud pelaksanaan kegiatan
ini memberikan kesempatan kepada anak muda Kab Sikka belajar tentang kesehatan
reproduksi sebagai upaya agar anak muda tidak menikah di usia muda; belajar
kecakapan hidup (life skill) dan kesempatan untuk bekerja mengingat banyak anak
muda Sikka yang memilih untuk bekerja diluar dengan meninggalkan wilayah Flores
padahal potensi SDA yang siap untuk dikelola banyak terdapat di Flores dan Kab Sikka pada
khususnya.
Eka Hadiyanto juga mengatakan “Sampai saat ini, Plan
International bertindak sebagai katalisator, namun pemangku kewajiban pembangunan
utama adalah pemerintah daerah sehingga diharapkan komitmen pemerintah baik
dari tingkat Kabupaten sampai tingkat Desa dan masyarakatnya. Diperlukan
dukungan regulasi pemerintah dan diharapkan integrasi program dari OPD terkait
baik dari segi pendidikan kesehatan reproduksi maupun kesempatan kerja bagi
generasi muda untuk mengoptimalkan pengelolaan potensi alam yang sudah
tersedia”. (Kris)
KOMENTAR