Puasa, Kebhinekaan, dan Janji Persatuan

BAGIKAN:



Kupang. Ramadan menjadi momentum untuk melakukan refleksi dan evaluasi. Ramadan tak sekadar tentang rutinitas menahan lapar dan dahaga sepanjang hari selama sebulan penuh. Sebab, sebagaimana dijelaskan Imam Al-Ghazali dalam Ihya Ulumuddin, puasa semacam itu masih sekadar level awam.

Untuk bisa melangkah ke level selanjutnya, yakni puasa khusus atau bahkan puasa yang istimewa, kita juga harus mampu menahan pendengaran, lisan, penglihatan, dan pelbagai indera dari segala dosa, bahkan sampai menjaga hati dan pikiran dari segala sesuatu selain Allah.

Jika kita meresapi level puasa khusus tersebut, maka bulan Ramadan mestinya bisa kita jadikan sebagai momentum memperbaiki diri dari segala kesalahan yang sudah kita lakukan. Kesalahan-kesalahan seperti menggunakan lisan untuk menghujat orang lain yang berbeda pandangan, tangan atau jari yang selama ini sering kita gunakan untuk menyebarkan kabar-kabar palsu (hoax) di media sosial, serta segala bentuk kebencian terhadap suatu kelompok yang sebenarnya saudara sebangsa kita sendiri.

Segala hal negatif yang belakangan memantik pertikaian sudah semestinya diakhiri. Artinya, dalam konteks kehidupan berbangsa, Ramadan harus bisa memperkuat kembali semangat persatuan bangsa.

Seperti kita saksikan, belakangan masyarakat dilanda perselisihan akibat perbedaan yang terus diruncingkan. Kita melihat betapa mudahnya orang saling hujat dan saling menyerang saudaranya sendiri akibat perbedaan pandangan. Terlebih, ditambah maraknya hoax yang ditebarkan pihak-pihak tak bertanggung jawab.

Berita hoax ibarat minyak yang terus diguyurkan dan mengobarkan amarah dan benci di tengah masyarakat yang sedang berselisih, sehingga menciptakan pertikaian, terutama di ruang maya.

Setelah beberapa bulan belakangan kita hanyut dalam kemelut pertikaian tersebut, kini di bulan suci Ramadan mestinya bisa kita jadikan sebagai ajang untuk evaluasi diri. Kita mesti belajar menahan nafsu dan keinginan menyerang orang atau kelompok yang berbeda dengan kita.

Kita mesti belajar menghindari pertikaian yang sama sekali tidak produktif, yang hanya menimbulkan suasana sosial yang tak harmonis, bahkan memicu perpecahan bangsa. Pendeknya, kita mesti kembali belajar tentang nilai-nilai persatuan bangsa.

Kebhinekaan

Untuk mendalami nilai-nilai persatuan, penting untuk kembali meresapi kebhinnekaan yang sudah menjadi karakter bangsa. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, ras, etnis, maupun agama yang berbeda-beda. Bahkan dalam sejarahnya, sebelum bangsa ini berdiri, atau di masa kerajaan, masyarakat yang mendiami wilayah Nusantara sudah terdiri dari beragam suku, ras, agama, dan budaya yang beragam.

Ketika negara Indonesia berdiri, keragaman tersebut kemudian menjadi keunikan tersendiri yang lain dari bangsa lainnya. Menariknya, masyarakat yang majemuk tersebut hidup rukun, saling menghormati dan menghargai dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Keharmonisan tersebut tercipta berkat adanya toleransi yang kuat dalam masyarakat. Kita mampu berdiri kuat sebagai sebuah bangsa ketika kita bisa bersatu dalam ikatan kebangsaan. Oleh karena itu, kecintaan pada Tanah Air, kesetiaan pada dasar negara Pancasila, keteguhan pada bentuk NKRI merupakan nilai-nilai kebangsaan yang harus selalu ditumbuhkan dalam diri setiap warga negara, sebab itu merupakan faktor yang mengikat keragaman bangsa.

Jika kita kembali memahami makna dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika, kita akan menyadari bahwa semboyan tersebut tak semata bermuatan semangat menjaga kebhinnekaan, namun juga harus menggalang persatuan. Bhinneka Tunggal Ika merupakan kutipan bahasa Sansekerta yang berasal dari Kitab Sutasoma karya Mpu Tantular. Jika diterjemahkan per patah kata, bhinneka berarti "beraneka ragam" atau berbeda-beda. Kemudian kata tunggal berarti "satu", dan ika berarti "itu".

Jadi secara harfiah, Bhinneka Tunggal Ika berarti "Beraneka Satu Itu", atau jika dijabarkan berarti meskipun berbeda-beda, tetapi pada hakikatnya bangsa Indonesia tetap adalah satu kesatuan .

Kembali lagi, pemaknaan tersebut pada akhirnya menyadarkan kita bahwa di samping menjaga kebhinekaan, di saat yang sama kita memiliki tugas mengupayakan, menanamkan, dan memupuk rasa persatuan dan kesatuan bangsa. Sebab sudah jauh-jauh hari bangsa ini telah dicita-citakan para pendiri bangsa agar mampu hidup berdampingan dalam perbedaan, namun memiliki rasa kebangsaan yang sama, yang satu, yakni Indonesia.

Untuk mewujudkannya, para pendiri bangsa telah mewariskan landasan negara yang begitu sakral, yang bisa merangkul dan mengakomodasi kepentingan semua elemen bangsa, yakni dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika tersebut.

Janji

Oleh karena itu, momen bulan Ramadan sudah semestinya menjadi pengingat bagi kita untuk menjaga amanah dari pendiri bangsa tersebut. Umat Islam di Indonesia harus merawat dasar negara Pancasila dan semboyan Bhinneka Tunggal Ika sebagai warisan yang harus kita jaga bersama.

Seperti dijelaskan Din Syamsudin (2015) dalam tulisannya yang berjudul NKRI: Negara Perjanjian dan Kesaksian, bahwa bagi umat Islam, komitmen terhadap negara Pancasila dapat dijadikan sebagai sikap keagamaan, yakni sikap menepati janji dan amanat dari para pendiri bangsa. Kita tahu, dalam Islam, menepati janji merupakan suatu keharusan. Bahkan, dalam salah satu hadits disebutkan bahwa ketika seseorang berjanji dan tidak menepatinya (ingkar), itu termasuk tanda orang munafik.

Komitmen menepati janji untuk bersatu dalam bingkai Negara Pancasila tersebut kemudian dapat diejawantahkan lewat sikap-sikap yang menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan. Sikap yang dilandasi semangat saling menghormati dan menghargai saudara sebangsa. Sampai di sini, kita semakin tersadar bahwa segala bentuk sikap intoleran dan pelbagai sikap yang memantik perpecahan bangsa yang terjadi belakangan ini sudah saatnya untuk segera diakhiri.

Bulan Ramadan harus menjadi penerang bagi kehidupan berbangsa kita yang sebelumya berkemelut dalam kegelapan karena pertikaian. Bulan Ramadan harus kita jadikan momentum untuk mengingat kembali janji kita pada Negara Pancasila.

Ingat pesan Bung Hatta tepat 40 tahun lalu saat Pidato Peringatan Lahirnya Pancasila pada 1 Juni 1977 di Gedung Kebangkitan Nasional Jakarta, "Dan camkanlah pula, bahwa Pancasila ini adalah kontrak rakyat Indonesia seluruhnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan kita sebagai bangsa. Angkatan muda sekarang tidak boleh melupakan ini dan mengabaikannya!"

Akhirnya, bulan Ramadan harus menjadi saat bagi kita, terutama umat Muslim untuk berkontemplasi, merenungkan sejarah berdirinya bangsa yang tak lepas dari konteks kemajemukannya, agar kita dapat mengesampingkan segala bentuk nafsu dan sikap yang menggambarkan egoisme dan eksklusivisme yang bisa merusak hubungan harmonis dengan saudara kita yang lain.

KOMENTAR

Nama

23 T,1,3 tahun Jokowi-JK,3,4 Tahun,1,4 Tahun Jokowi-JK,15,Agama,2,aksi 313,12,Al Khaththath,1,Alor,3,Alrosa,7,alumni MAN Ende,1,AMAN Flobamora,1,AMAN Nusabunga,1,Anies,1,APBN,2,apel gelar pasukan,1,ASDP,1,ASF,1,Asian Games,6,Asian Para Games 2018,1,Asian Sentinel,1,Asing-Aseng,1,ASN,1,Babi,1,Badan Otorita Pariwisata Labuan Bajo - Flores,1,Bahasa Inggris,1,Bali,1,Bandara,1,Bandara H Hasan Aroeboesman,1,banjir,1,Bank Dunia,3,Banten,1,Bantuan,2,bantuan beras kapolri,1,bantuan rumah,1,bantuan sosial,1,Basarnas Maumere,1,batik,1,Bawaslu,1,Bawaslu Ende,1,BBM,15,BBM 1 Harga,3,Bela Negara,1,Belu,4,Bencana,4,Bendungan,1,Benny K Harman,1,Beragama,1,BI,5,Bilateral,1,Bisnis,1,Blik Rokan,1,Blok Mahakam,1,Blok Rokan,1,BLT,1,Blusukan,1,BMKG,3,BNPT,1,Bogor,1,BPJS,1,BPK,1,BPN,1,BPS,3,Budayawan,1,Bulog,3,Bulutangkis,2,BUMN,3,Bupati Ende,8,Buruh,3,Buya Syafi'i,1,camat nangapanda,1,CFD,1,Citilink,1,coklat gaura,1,coklit KPU,2,Covid-19,31,Cukai,1,Damai,1,dana desa,11,Dana Kelurahan,2,Danau Kelimutu,1,Deklarasi,2,demo sopir angkot,1,Denny Siregar,2,Desa Tiwu Sora,1,Dewan Masjid Indonesia,2,Dharma Lautan Utama,1,Dihapus,2,Dinas Pertanian dan Peternakan Kabupaten Ende,1,Divestasi,1,DIY,1,Djafar Achmad,4,Donggala,1,DPR,2,DPRD Ende,3,DPT,2,Dunia,1,Dusun Numba,1,E-KTP,2,Editorial,1,Ekonomi,256,Ekspor,1,Emak-Emak,1,Emas,1,Ende,235,Ende lio,1,Energi,9,ESDM,9,Esemka,1,Esports Indonesia,1,Esthon Funay,2,Fakta & Hoaks,2,fashion show,1,Festival Literasi,1,Festival Sandelwood,1,Festival Sepekan Danau Kelimutu,2,Festival Tenun Ikat,1,Final,1,Fitnah,1,FKMA,1,FKUB ENDE,1,Flores,234,flores timur,2,FPI,1,Freeport,8,Freeport Indonesia,6,Game of Thrones,1,Ganjar Pranowo,1,Gempa,9,Gempa NTB,9,Gempa. Tsunami,1,gereja lidwina,1,Gerindra,1,GMNI,4,GMNI Ende,1,GNPF MUI,1,Golkar,2,Golkar NTT,1,Guru Tidak Tetap Ende,1,Gus Dur,1,Habieb Rizieq,3,Haji,3,Hankam,4,Hanura,1,Hari Kesaktian Pancasila,1,Hari Lahir Pancasila,1,Hari Raya Idul Fitri,2,Hari santri,1,Hate Speech,3,Headline,1494,Hewan Kurban,1,Hiburan,12,HIV/Aids,1,HMI,1,HMI Ende,1,Hoaks,11,Hoax,14,HTI,49,Hukum,2,HUT HUT ke-73 Bhayangkara,1,HUT RI ke 73,2,HUT RI ke 74,4,HUT TNI,1,HUT TNI ke 73,1,Hutang,2,ICMI,2,Ideologi,18,Idul Adha,2,IMF,5,IMF-WB,1,Imlek,1,Indobarometer,2,Indonesia-RDTL,1,Industri,2,industri kreatif,3,Infrastruktur,153,Internasional,27,intoleransi,1,investasi,9,IPM,1,Iptu Yohanes Lede,1,Isra Mi'raj,1,istana,1,Isu Agama,1,Jalan Tol,1,Jawa,1,Jemaah Haji,1,jembatan Uma Sawa,1,Johan Fredikson Yahya,1,Jokowi,129,Jokowi-Ma'aruf,3,Juara,1,Julie Laiskodat,1,Jurnalisme,1,Jusuf Kalla,2,Kab Sabu Raijua,1,Kabupaten Kupang,6,Kabupaten Sumba Barat Daya,10,kades Jegharangga,1,Kadin,2,KAHMI,1,Kalimantan,1,Kampanye,7,Kampanye Damai,1,Kampus,2,kamtimbas,1,Kapolda NTT,1,Kapolri,2,Karel Lando,1,Karhutla,1,kasus pidana,1,Kawasan hutan industri,1,keamanan,17,Kebakaran,1,Keberagaman,4,Kedaulatan,1,KEIN,2,kejagung,1,Kelautan,4,Kemendagri,1,KEMENDES,1,Kemenkeu,1,Kementan,1,Kemiskinan,8,kepala daerah,1,Kepala Desa,2,Kerukunan,1,Kesatuan,1,Kesehatan,2,Khilafah,1,khitanan massal,1,KII,1,KKP,1,KNPI,1,Kodim 1602/Ende,8,Komunis,1,Korupsi,5,Korupsi E-KTP,1,Kota Kupang,33,KPK,4,KPU,1,KPU Kabupaten Ende,1,KPU NTT,1,KPUD Ende,1,Krisis,2,Krismon,1,KSP,4,KTT ASEAN,1,kupang,13,La Nyalla,1,lagi daerah Ende Lio,1,larantuka,2,LDII,1,lebaran ketupat,1,Lembata,574,Lingkar Madani,1,Listrik,9,Lomba Cipta Puisi,1,lomba pop singer,1,Lombok,3,Longsor,1,LSI,1,Luar Negeri,6,Luhut Binsar Panjaitan,1,Lukman Hakim,1,Maáruf Amin,5,madama,1,Madrasah Negeri Ende,1,Magepanda,1,Mahasiswa,3,Mahfud MD,2,makanan kadaluarsa,1,Makar,3,Maksimus Deki,1,Malaysia,1,Manggarai,5,Manggarai Barat,18,Manggarai Timur,5,Maritim,1,Masjid,1,masyarakat adat,1,Maxi Mari,1,Maxim,2,Medan,1,Media,1,Media Sosial,8,Medsos,2,Mendagri,3,Mendikbud,1,Menhan,2,Menhub,1,Menkeu,2,Menkopolhukam,1,Menlu,1,Mensi Tiwe,2,Mentan,1,Menteri Agama,1,Milenial,2,Mimbar Agama,1,Minyak,1,Minyak Goreng,1,Minyak Tanah,1,MK,2,Moeldoko,4,Moke,1,Mosalaki,1,MPR,2,MTQ,1,Mudik 2018,17,MUI,4,Muslim,1,muswil VIII Muhammadiyah NTT,1,Nagekeo,24,narkotika,1,nas,1,Nasional,1880,Nasionalisme,25,Natal dan Tahun Baru,3,Nataru,2,Nawacita,3,Ngabalin,2,Ngada,7,No Golput,1,NTB,3,NTT,11,NU,6,Nusa Tenggara Timur,11,nyepi,1,objektif,1,OECD,1,OJK,1,Olahraga,13,Ombudsman,1,onekore,1,operasi lilin,1,Operasi Turangga,2,Opini,214,Osis,1,Otomotif,2,OTT,1,outsourcing,1,Palestina,2,Palu,5,PAN,1,Pancasila,46,Pangan,5,Panglima TNI,1,Papua,25,Papua Barat,1,Paralayang,1,Pariwisata,4,Pariwisata Flores,1,paroki onekore,1,Partai Berkarya,1,Partai Gerindra,1,partai Perindo,1,Pasar,2,pasar modal,1,Paspampres,1,pekerja migran,1,Pekerja Migran Indonesia,1,Pekerjaan,1,Pelabuhan,1,Pelabuhan Sekosodo,1,Pelangi Nusantara,1,PELITA,1,pelukan,1,Pembangunan,2,pemilihan Wabup Ende,1,pemilu,2,Pemilu 2019,27,Pemilu 2024,10,Pencak Silat,1,Pendidikan,7,Pengangguran,3,Penguatan Pancasila,1,Perbankan,1,Perbatasan,7,Perdagangan,2,Perdamaian,1,Perhubungan,1,Perikanan,6,Perintis Kemerdekaan,1,Perlindungan Pekerja Migran,2,Perppu Ormas,8,Persatuan,6,persatuan bangsa,1,persatuan dan kesatuan,1,persatuan Indonesia,3,Persija,1,Pertamina,1,Pertanian,19,Pesantren,1,pesta demokrasi,1,Petani,1,Philipus Kami,1,Piala,2,Pidato Jokowi,1,Pilbup,1,Pileg 2019,1,pilkada,6,Pilkada NTT 2018,23,Pilkada NTT 2019,1,Pilkades,1,Pilkades Ende,1,PIlpres,3,Pilpres 2019,18,Pilres 2019,5,PKI,2,PKP,1,PKS,2,PLAN,1,Pluralisme,1,PMII,1,PMKRI,3,PNS,1,Poling,1,Politik,68,Polres Ende,8,Polri,3,Polsek Detusoko,1,PP Muhammadiyah,3,Prabowo,5,prakiraan cuaca,1,Pramono Anung,1,Presiden,2,Presiden Bank Dunia,1,Proyek Mangkrak,1,Proyek Pembangunan,1,Proyek Strategis,1,PT Asia Dinasti Sejahtera,2,PT Pratama Yahya Abadi,1,Pulau Saugi,1,pupuk,1,Puting Beliung,1,PWI,1,radikal,2,radikalisme,45,Ramadhan,4,Ratna Sarumpaet,2,RD SIPRI SADIPUN,1,RDTL,1,Regional,4,Registrasi SIM Card,1,Rekonsiliasi,10,Restorative justice,1,Reuni Alumni 212,4,RISSC,1,Rizieq Shihab,2,Rohingya,11,Rote Ndao,2,RRI Ende,1,RS Pratama Tanali,1,Rumah janda,1,Rupiah,12,Sabu,1,Sabu Raijua,32,Sandiaga Uno,1,SARA,7,SBY,2,SDA,1,SDM,1,Sejahtera,1,Sekjen PBB,2,Seleksi CPNS,1,Sengketa Lahan,2,seni,1,Sepak,1,Sepak Bola,3,serbuan vaksin maritim TNI AL,1,Sertifikat,3,Seskab,1,Setara Institute,1,Sidang Ahok,7,Sikka,134,Siklon tropis Seroja,1,sleman,1,SMA/SMK,1,Sontoloyo,1,SOSBUD,52,Sosial Budaya,82,Sri Mulyani,6,Sriwijaya SJ-182,2,Stadion Marilonga,1,Startup,1,STKIP Simbiosis,1,STPM St. Ursula,1,Subsidi,1,subversi,1,Sulawesi Selatan,1,Sulawesi Tengah,10,Sumba,83,sumba barat,6,Sumba Barat Daya,168,sumba tengah,44,Sumba Timur,18,Sumpah Pemuda,2,survei,3,Susi Pudjiastuti,2,Tanah,1,TBC,1,Teknologi,14,Tenaga Kerja,1,tenun,1,Ternak Tani,1,terorisme,9,TGB,2,Timor,13,Timor Tengah Selatan,49,Timor Tengah Utara,2,Tito Karnavian,1,Tjhajo Kumolo,1,TKI,1,TNI,2,Tokoh,2,Tol,3,Tol Suramadu,1,toleransi,2,tour de flores 2017,2,transparan,1,Transparansi,1,transportasi,9,Travel,7,Tsunami,8,TTU,1,Turki,1,Turnamen Futsal,1,Twitter,1,Uang NKRI,1,uang palsu,1,UI,1,Ulama,1,Umat,1,UMKM,1,Vaksin Covid-19,3,Vaksin Sinovac,2,Virus Babi,1,Wakil Bupati Ende,2,Walikota,1,Wapres,1,Wiranto,4,World Bank,2,World Peace Forum,1,Yenny Wahid,4,yogyakarta,1,Yohanes borgias Riga,2,zakat,1,
ltr
item
Warta NTT: Puasa, Kebhinekaan, dan Janji Persatuan
Puasa, Kebhinekaan, dan Janji Persatuan
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsDGCOnbYTwpsTpWXvfpgWGfHDRq3bYv3TFAl1d5aH41Yvw-CaP1cH-Rd-ZkxyNinyJ42P4acdT_8CiE3MeFwL-FJkGTEs507QL1wxAjQP3oC_Q_RR6Y5xIoQ_elA1v_Wp2GU0jj7gdwaG/s320/warta+ntt+41.jpg
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhsDGCOnbYTwpsTpWXvfpgWGfHDRq3bYv3TFAl1d5aH41Yvw-CaP1cH-Rd-ZkxyNinyJ42P4acdT_8CiE3MeFwL-FJkGTEs507QL1wxAjQP3oC_Q_RR6Y5xIoQ_elA1v_Wp2GU0jj7gdwaG/s72-c/warta+ntt+41.jpg
Warta NTT
http://www.wartantt.com/2017/06/puasa-kebhinekaan-dan-janji-persatuan.html
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/
http://www.wartantt.com/2017/06/puasa-kebhinekaan-dan-janji-persatuan.html
true
7634889450117025147
UTF-8
Semua berita termuat Berita tidak ditemukan LIHAT SEMUA Selengkapnya Balas Batal membalas Hapus Oleh Beranda HALAMAN BERITA Lihat Semua REKOMENDASI LABEL ARSIP CARI SEMUA BERITA Tidak ada berita yang sesuai dengan permintaanmu Kembali ke Beranda Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Min Sen Sel Rab Kam Jum Sab Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des baru saja 1 menit yang lalu $$1$$ minutes ago 1 jam yang lalu $$1$$ hours ago Kemarin $$1$$ hari yang lalu $$1$$ minggu yang lalu lebih dari 5 minggu yang lalu Pengikut Ikuti KONTEN INI PREMIUM Tolong bagikan untuk membuka Salin Semua Kode Pilih Semua Kode Semua kode telah disalin di clipboard-mu Tidak bisa menyalin kode, tolong tekan [CTRL]+[C] (atau CMD+C dengan Mac) untuk menyalin