Ini Lima Proyek Besar Migas yang Sudah Selesai dan Onstream pada Pemerintahan Jokowi

wartantt.com -- Selama tiga tahun Pemerintahan Jokowi, telah ada lima proyek besar migas yang selesai dan sudah onstream. Ditambah dengan satu proyek besar yang telah masuk tahapan konstruksi. Bukan itu saja, bahkan sudah ada yang mampu memproduksi migas.
Apa saja, sih? Nah, ini di daftar lima proyek migas yang selesai dan sudah onstream itu:

1. Proyek Banyu Urip

Salah satu proyek besar yang telah onstream tersebut adalah proyek Banyu Urip. Untuk Train A, proyek Banyu Urip telah onstream pada Desember 2015 dan Train B pada 12 Januari 2016.
Total investasi untuk proyek Banyu Urip mencapai US$ 3,38 miliar. Produksi Banyu Urip saat ini mencapai 200.000 BOPD dari target produksi sebesar 185.000 BOPD.
Selain mendapatkan produksi minyak dari proyek ini, proyek Banyu Urip juga berkontribusi banyak di bidang lain. Mulai dari pelatihan pekerja lokal, pendidikan, kesehatan, pengembangan UKM, dan sosioekonomi.
“Proyek ini berkontribusi ke Bojonegoro, dimana menurut BPS Bojonegoro, mencapai 19,47%,” jelas Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, seperti dikutip dari Kontan.co.id pada Jumat (15/12).

2. Lapangan Bangka

Proyek kedua yang onstream di Era Jokowi adalah lapangan Bangka. Ini merupakan bagian dari proyek Indonesia Deepwater Development (IDD). Lapangan Bangka sendiri onstream pada Agustus 2016 dengan produksi 110 MMSCFD dan 4.000 barel kondensat per hari.
Meski demikian, pemerintah dan operator proyek IDD juga harus kerja ekstra untuk bisa mengembangkan IDD tahap dua. Proyek IDD tahap dua terdiri dari Lapangan Gendalo dan Gehem.

3. Proyek Donggo-Mantidok-Senoro

Selain proyek IDD juga ada proyek Donggi-Mantindok-Senoro. Untuk proyek Senoro telah onstream pada September 2014. Untuk Donggi dan Matindok telah onstream pada April 2017 dengan kapasitas 105 mmscfd.

4. Proyek Jangkrik

Sementara proyek Jangkrik onstream pada Mei 2017. Investasi untuk proyek ini mencapai US$ 3,77 miliar.
Kapasitas produksi awal proyek Jangkrik sebesar 450 MMSCFD. Produksi dari proyek Jangkrik ini nantinya bisa mencapai 600 MMSCFD plus 3.200 kondensat per hari.
Seluruh produksi gas dari proyek Jangkrik akan diolah di Kilang Bontang.
“Lapangan Jangkrik gasnya disalurkan ke Kilang Bontang,” kata Amien.

5. Lapangan Madura BD dan Proyek Tangguh Train III

Proyek Lapangan Madura BD yang onstream pada Juni 2017 dengan proyeksi produksi gas hingga 100 MMSCFD.
Selain itu ada juga Proyek Tangguh Train III. Proyek ini telah mencapai tahapan Final Investment Decision pada 2016 lalu. Dengan nilai Capital Expenditure mencapai US$ 11,13 miliar dan Operation Expenditure sebesar US$ 2,91 miliar.
“Tangguh Train III termasuk yang penting. Tangguh Train III dinyatakan final investment decision itu pada 2016. Di tahun itu, di dunia hanya ada dua FID untuk LNG plant. Dari dua FID tersebut, salah satunya adalah Tangguh. Ini sebagai gambaran bahwa iklim investasi LNG di Indonesia secara global masih menarik. Dengan fakta bahwa di tempat lain tidak ada yang FID kecuali satu. Kemudian ditambah satu yaitu Tangguh Train III,” tutup Amien.