Pemerintahan Jokowi – JK Tambah Areal Tanam Jagung Di Sulawesi

wartantt.com -- Kabupaten Tojo Una-una (Touna) di Sulawesi Tengah yang merupakan kawasan perbatasan NKRI menyatakan, siap menjadi pemasok jagung untuk diekspor ke Filipina. Setelah menambah areal tanam hingga 20.000 hektare.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Touna Muhammad Nur Rahmat mengatakan, wilayahnya sedang bertekad menjajaki pasar ekspor jagung ke Filipina. Dengan memulai penambahan areal tanam baru (PATB) jagung hingga 20.000 ha atas bantuan Kementan.

“Sampai Oktober tahun ini, kami menargetkan sekitar 20.000 ha tanam,” katanya, Minggu (3/6/2018).

Ia melanjutkan, jika target luas tanam tercapai, maka jagung akan berlimpah di Touna. Sehingga bisa ekspor ke luar negeri.

Saat ini, berdasarkan data penggunaan lahan Kabupaten Touna di statistik pertanian (SP) lahan, terdapat lahan kering untuk pengembangan jagung. Berupa tegalan, ladang, dan perkebunan masing-masing 19.817 ha, 8.642 ha, dan 8.870 ha.

Touna juga saat ini adalah salah satu penghasil jagung terbesar di Sulawesi Tengah. Dengan mengandalkan jagung di bawah tegakan pohon kelapa.

“Posisi Touna yang strategis di bawah garis khatulistiwa, membuat jagung tetap mendapat sinar matahari. Meskipun di bawah tegakan kelapa,” katanya.

 

Out Of The Box

Menurut Direktur Institut Agroekologi Indonesia (INAgri), Syahroni, upaya pemerintah pusat mendorong pemerintah daerah di wilayah perbatasan merupakan langkah jitu yang “out of the box”.

“Selama ini frame berpikir pejabat, ekspor harus dari Jakarta, padahal masyarakat tradisional telah melakukan ekspor sejak puluhan tahun di wilayah perbatasan,” kata Syahroni.

Menurut Syahroni, wilayah perbatasan merupakan teras dan etalase negeri yang perlu diurus dengan baik. Sehingga menampakkan negeri agraris yang subur.

Pada 2017, luas panen jagung di Touna 11.475 ha. Kika rencana penanaman jagung sampai Oktober terealisasi 20.000 ha maka akan terjadi lonjakan produksi di akhir tahun nanti.

“Rencana penanaman jagung yang luasnya hampir dua kali lipat dibanding tahun sebelumnya harus memperhatikan efek domino yang mungkin terjadi. Sebut saja harga jagung di tingkat petani yang saat ini stabil Rp2.800-3.000/kg maka kemungkinan harga turun. Ini yang harus diantisipasi,” papar Syahroni.

Luas tanam jagung yang meningkat signifikan tentu diikuti produksi jagung yang berlimpah.

“Dorongan pemerintah pusat untuk ekspor, harus lintas sektoral, tidak hanya dari Kementan tetapi kementerian terkait lain termasuk yang bertanggungjawab pada perizinan,” kata Syahroni.

Sebut saja dengan menjalin kerja sama dengan calon eksportir di masing-masing wilayah potensial.

Bila target luas tanam 20.000 ha tercapai dengan provitas rata-rata lima ton/ha yang ditanam dua kali setahun, maka tiap tahun Touna bakal menghasilkan 200 ribu ton jagung.

Ke depan, sepert dilansir dari Antara, luas tanam tersebut rencananya juga akan ditingkatkan lagi. Hingga 100.000 ha sehingga produksi mencapai satu juta ton.