wartantt.com, EKONOMI - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan didukung sejumlah
perusahaan negara menggalakkan program kewirausahaan dan digitalisasi
pertanian untuk mengangkat kesejahteraan petani.
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menerangkan program itu akan meningkatkan posisi petani dari sebelumnya penggarap lahan yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi menjadi pemilik bersama terhadap entitas bisnis yang memberi keuntungan maksimal bagi petani.
"Sejauh ini tahap-tahap awal yang jadi kunci program pewira-usahaan pertanian diwujudkan dengan membentuk entitas-entitas bisnis PT Mitra BUMDes Bersama (MBB) berbasis kerja sama komunitas di 11 kecamatan pada 9 kabupaten," ujar Wahyu di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/7).
Kesembilan kabupaten yang menjadi proyek percontohan itu terdapat di Jawa Barat, yakni Indramayu, Purwakarta, Karawang, Majalengka, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang, Garut, dan Ciamis.
Wahyu menjelaskan MBB yang merupakan anak perusahaan PT Mitra BUMDes Nusantara akan menjadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi tani, seperti permodalan, proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat, dan penjualan hasil tani.
"Dengan begitu, petani yang tergabung pada komunitas yang bermitra dengan MBB, dari persiapan panen hingga pascapanen bisa terbantu mulai akses modal hingga pasar."
Ia melanjutkan proses edukasi dan sosialisasi kebijakan anyar itu terus dilakukan hingga September 2018. Selanjutnya, pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani yang kian maju sudah dapat diterapkan sehingga pada 2019 program itu bisa diimplementasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia.
Selain MBB, program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian didukung BUMN lain, yakni PT Telkom, PT Pupuk Indonesia, Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Perum Bulog, Askrindo, RNI, Jasindo, Pertani, Sang Hyang Seri, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani, dan Perusahaan Perdagangan Indonesia.
"Peran perbankan di sini jelas. Aspek permodalan kami penuhi. Kemudian dibantu pembinaan dan teknologi oleh perusahaan BUMN sektor pangan. Konsep kita ialah bagaimana BUMN ini berperan menyejahterakan petani," ujar Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto.
Aplikasi digital
Direktur Digital dan Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) David Bangun mengatakan dalam program itu Telkom menciptakan aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan) untuk mengembangkan bisnis industri pertanian menjadi lebih modern.
Aplikasi itu mengumpulkan data petani, lahan, dan aktivitas pertanian. Data-data itu digunakan pada pemrosesan layanan pertanian seperti kredit usaha rakyat, penyerapan beras, pembelian sarana produksi pertanian, dan asuransi usaha tani padi.
Direktur Utama PT Pertani Wahyu mengatakan, lewat skema digitalisasi pertanian, petani akan didata secara lengkap, kemudian dikelola MBB yang menyediakan fasilitas pertanian. "Peran MBB tidak hanya sampai di situ, mereka pun akan membeli hasil produksi para petani mitra untuk kemudian diproses pascapanen."
Deputi Bidang Usaha Industri Agro dan Farmasi Kementerian BUMN Wahyu Kuncoro menerangkan program itu akan meningkatkan posisi petani dari sebelumnya penggarap lahan yang tidak memiliki akses pasar dan kendali pada harga produksi menjadi pemilik bersama terhadap entitas bisnis yang memberi keuntungan maksimal bagi petani.
"Sejauh ini tahap-tahap awal yang jadi kunci program pewira-usahaan pertanian diwujudkan dengan membentuk entitas-entitas bisnis PT Mitra BUMDes Bersama (MBB) berbasis kerja sama komunitas di 11 kecamatan pada 9 kabupaten," ujar Wahyu di Kantor Kementerian BUMN, Jakarta, Senin (9/7).
Kesembilan kabupaten yang menjadi proyek percontohan itu terdapat di Jawa Barat, yakni Indramayu, Purwakarta, Karawang, Majalengka, Tasikmalaya, Cianjur, Sumedang, Garut, dan Ciamis.
Wahyu menjelaskan MBB yang merupakan anak perusahaan PT Mitra BUMDes Nusantara akan menjadi mitra petani dalam berbagai kegiatan produksi tani, seperti permodalan, proses penyediaan bibit, pupuk, pengajuan kredit usaha rakyat, dan penjualan hasil tani.
"Dengan begitu, petani yang tergabung pada komunitas yang bermitra dengan MBB, dari persiapan panen hingga pascapanen bisa terbantu mulai akses modal hingga pasar."
Ia melanjutkan proses edukasi dan sosialisasi kebijakan anyar itu terus dilakukan hingga September 2018. Selanjutnya, pada Oktober dan November diharapkan proses pengalihan pola petani yang kian maju sudah dapat diterapkan sehingga pada 2019 program itu bisa diimplementasikan ke seluruh kabupaten di Indonesia.
Selain MBB, program kewirausahaan dan digitalisasi pertanian didukung BUMN lain, yakni PT Telkom, PT Pupuk Indonesia, Bank BTN, Bank BNI, Bank BRI, Bank Mandiri, Perum Bulog, Askrindo, RNI, Jasindo, Pertani, Sang Hyang Seri, Pegadaian, Permodalan Nasional Madani, dan Perusahaan Perdagangan Indonesia.
"Peran perbankan di sini jelas. Aspek permodalan kami penuhi. Kemudian dibantu pembinaan dan teknologi oleh perusahaan BUMN sektor pangan. Konsep kita ialah bagaimana BUMN ini berperan menyejahterakan petani," ujar Direktur Bisnis Kecil dan Jaringan BNI Catur Budi Harto.
Aplikasi digital
Direktur Digital dan Strategic Portfolio PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) David Bangun mengatakan dalam program itu Telkom menciptakan aplikasi digital pertanian yang disebut Logistik Tani (Logtan) untuk mengembangkan bisnis industri pertanian menjadi lebih modern.
Aplikasi itu mengumpulkan data petani, lahan, dan aktivitas pertanian. Data-data itu digunakan pada pemrosesan layanan pertanian seperti kredit usaha rakyat, penyerapan beras, pembelian sarana produksi pertanian, dan asuransi usaha tani padi.
Direktur Utama PT Pertani Wahyu mengatakan, lewat skema digitalisasi pertanian, petani akan didata secara lengkap, kemudian dikelola MBB yang menyediakan fasilitas pertanian. "Peran MBB tidak hanya sampai di situ, mereka pun akan membeli hasil produksi para petani mitra untuk kemudian diproses pascapanen."
KOMENTAR