Indonesia Kuasai Freeport hingga Blok Mahakam, Presiden Jokowi: Begitu Dibilang Antek Asing?

wartantt.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) heran dengan masih munculnya segelintir suara sumbang yang menuduhnya antek asing. Padahal, kata Kepala Negara, selama 4 tahun ini pemerintahannya justru berhasil memberikan kedaulautan khususnya juga di bidang tambang untuk nusantara.

Misalnya saja pengelolaan Blok Mahakam yang dahulu dikelola oleh Prancis dan Jepang. Kini 100 persen diberikan kepada perusahaan pelat merah PT Pertamina (Persero).

“Bagaimana antek asing? Yang namanya Blok Mahakam, yang dulu dimiliki oleh Perancis dan Jepang, 100% sekarang kita berikan ke Pertamina,” kata Presiden Jokowi saat memberikan sambutan pada Pembukaan Pendidikan Kader Ulama (PKU) XII, di Bogor, Jawa Barat, Rabu (8/8/2018) seperti termuat dalam keterangan resmi.

Bukan hanya itu, kini Blok Mahakam yang tadinya dikelola oleh Chevron juga telah diambil alih pemerintah 100 persen, dan selanjutnya pengelolaannya diberikan kepada Badan Usaha Milik Negara (BUMN), yaitu PT Pertamina (Persero).

Presiden Jokowi juga menyebut contoh pengelolaan tambang emas, PT. Freeport Indonesia, di Papua, yang menurutnya sulit sekali. Sebab selama 40 tahun Indonesia hanya diberikan 9,3 persen, dan semuanya diam saja.

“Saya negosiasi, menteri-menteri 3,5 tahun, alot sekali. Jangan dipikir negosisasi seperti itu mudah, sangat alot sekali. Untuk minta, saya sampaikan jangan mundur minta mayoritas 51%. Saya sudah sampaikan, jangan mundur. Ditawar 30%, enggak. Saya sampaikan 51% mayoritas,” ungkap Presiden Jokowi.

Namun saat sudah tanda tangan sehingga bernama head of agreement, kesepakatan, Presiden Jokowi balik mengritisi suara yang sebelumnya muncul yang dinilai segelintir pihak itu malah menilai jelek semuanya.

“Saya enggak mengerti gimana kita ini sebetulnya. 40 tahun 9% pada diam. Begitu ada kesepakatan head of agreement 51% tidak didukung penuh,” ucap Presiden Jokowi.

Seharusnya, kata Kepala Negara, seluruh rakyat mendukung penuh. Hingga nanti betul-betul bisa dikelola bangsa ini.

“(Tapi-red) Begitu (masih-red) dibilang antek asing,” pungkas Presiden Jokowi.