Wakil Bupati SBD menabuh gong tanda dibukanya talkshow pendidikan dan gelar karya |
Tambolaka-Wartantt.Com;
Program Inovasi untuk pendidikan Provinsi
Sumba pada Rabu (08/08) kemarin mengadakan Talkshow pendidikan dan gelar karya
sekolah dampingan di Kabupaten Sumba Barat Daya. Talkshow Pendidikan dan Gelar
Karya ini bertema Kreativitas Metode Pendidikan di Tengah Keterbatasan.
Kegiatan ini diadakan oleh INOVASI yang merupakan program kemitraan
pemerintah Indonesia dan pemerintah Aistralia dengan sasaran utama meningkatkan
kemampuan literasi dan numerasi pada siswa kelas rendah. Hadir dalam
kesempatan tersebut Wakil Bupati Sumba Barat Daya Ndara Tanggu Kaha,
Provincial Manager INOVASI Sumba Hironimus Sugi, Kepala Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Kabupaten Sumba Barat Daya Yohana L.Lango, Fasilitator Kabupaten
INOVASI Zainul Fadilah dan para guru mitra serta kepala SD
dampingan.
Program inovasi secara nasional bertujuan
meningkatkan hasil pembelajaran siswa di sekolah yang ada di berbagai kabupaten
di Indonesia terutama dalam hal kemampuan literasi dan numerasi. Di SBD program
dimulai awal tahun 2017 dengan program rintisan Guru BAIK. Di sini guru
diharapkan mampu mengidentifikasikan masalah yang terjadi pada lingkungan
sekolah mereka dan yang berdampak pada kemampuan literasi dan numerasi siswa
kelas awal. Masalah yang ada kemudian dicari solusinya dengan mengoptimalkan
apa yang ada di lingkungan sekitar. Di sini guru dituntut kreatif untuk
menemukan strategi pembelajaran yang unik agar siswa termotivasi untuk belajar
dan mampu menahami informasi yang disampaikan guru.
Provincial Manager Inovasi Sumba Hironimus
Sugi mengatakan bahwa acara talkshow dan gelar karya ini deselenggarakan
setelah melalui satu proses yang panjang yang sudah dilalui sejak tahun
2017. pada saat itu kegiatan dimulai dengan perencanaan dan pengenalan
kebutuhan siswa siswi di kelas rendah pada 12 sekolah mitra. Pengenalan akan
kebutuhan siswa inilah yang melahirkan intevensi program Guru BAIK yakni Guru
Belajar Aktif, Inovatif dan Kreatif.
Selain itu lanjut Hiro ada permasalahan lain
yang dihadapi oleh anak anak kelas rendah yakni penggunaan bahasa. Untuk
persoalan ini Inovasi akan mengundang seorang ahli untuk melatih para guru agar
dapat mengajar dengan menggunakan bahasa daerah namun secara benar. "Bulan
September mendatang di SBD akan didatangkan mitra yang punya keahlian khusus
untuk melatih guru dalam menerapkan metode pembelajaran dengan bahasa daerah,
" janji Hironimus
Dirinya mengajak para guru yang belum menjadi
mitra Inovasi untuk belajar dari para guru yang mitra INOVASI. "Belajar
sebanyak-banyaknya kepada sekolah-sekolah yang selama ini sudah didampingi
inovasi, " serunya.
Wakil Bupati Sumba Barat daya Ndara Tanghu
Kaha mengatakan bahwa masa depan Sumba Barat Daya terletak di tangan generasi
yang saat ini sedang mengenyam pendidikan dan dibawa asuhan para guru ini.
“Apabila kita berpikir jernih maka yang akan menjadi pemilik SBD kedepan adalah
anak anak kita yang saat ini sedang menempuh pendidikan di sekolah sekolah di
mana kita mengajar. Oleh karena kita hendaknya melakukan yang terbaik untuk
mereka agar masa depan SBD menjadi lebih baik” katanya.
Membangun Pendidikan menurutnya harus
dilandasi dengan persepsi yang sama bahwa pendidikan adalah tanggung
jawab kita semua. Tanggung jawab membangun pendidikan bukan hanya milik Dinas
Pendidikan, kepala Dinas Pendidikan, Bupati, sekolah, guru, komite maupun orang
tua siswa namun merupakan tanggung jawab semua pihak. “Saat ini sudah waktunya secara bersama sama seluruh eleman pelaku
pendidikan menggali akar masalah yang mengakibatkan mutuh pendidikan di
Sumba Barat Daya rendah. Selanjutnya kita bersama sama pula mencari jalan
keluar terhadap permasalahan tersebut” katanya.
Dirinya mengapresiasi kehadiran dan sepak
terjang program INOVASI yang telah melakukan penggalian akar masalah di
sejumlah sekolah dampingan sehingga saat ini telah pula menerapkan metode
pembelajaran yang baru untuk keluar dari persoalan yang ada.
Pendidikan menurut Ndara seharusnya diletakan
dalam porsi yang benar. Pendidikan harus mendapatkan tempat dalam tujuan
pembangunan yang akan dipersiapkan dan direncanakan oleh pemerintah SBD lima
tahun mendatang. Para pendidik perlu duduk bersama melakukan diskusi dan
refleksi, meneguhkan hati dan niat untuk tidak asal bekerja dan tidak asal
absen, tidak asal mengajar. Kita harus bersatu padu bersama menjadikan anak
anak SBD menjadi anak anak yang tangguh dan mampu bersaing di dunia yang lebih
luas.
Lena guru SDK Pero kecamatan Wewewa
Barat mengatakan bahwa metode yang diterapkan oleh INOVASI sangat bagus karena
dengan media pembelajaran yang sederhana anak anak dapat lebih mudah memahami
apa yang dipelajari. "Cara inovasi ini sangat bagus karena melalui media
pembelajaran sederhana anak-anak didik bisa cepat mengerti dan punya motivasi
untuk belajar," katanya. Selain itu metode ini memberikan kepuasan
tersendiri terhadap guru yang mengajar karena kerja keras guru terbayar dengan
hasilnya bahwa anak anak mampu memahami secara muda apa yang diajarkan.
Kendala utama yang sering dihadapi dalam
mengajar menurut guru ini adalah kebiasaan penggunaan bahasa indonesia.
Lingkungan di mana anak anak ada dan berasal tidak biasa berbahasa Indonesia
sehingga anak anak sangat sulit memahami apa yang diajakan guru dalam bahasa
Indonesia. Walaupun demikian dengan alat peraga sederhana kendala ini dapat
teratasi.
Hal yang sama disampaikan oleh Margaretha
Ngongo, guru SDI Ndapa Taka, Kecamatan Wewewa Tengah. “Dengan strategi
inovasi, anak kami berkembang dalam penguasaan materi jauh lebih cepat. Dari 25
siswa yang diajar, 23 naik kelas, 2 yang lain karena tidak rajin masuk sekolah
namun sudah ada tindak lanjut dan sudah berhasil naik kelas juga,"
katanya.
KOMENTAR