Petani Moke SABU RAIJUA Ultimatum, Duduki Lagi Gedung DPRD

WartaNTT.com, Sabu Raijua – Puluhan masyarakat Kabupaten Sabu Raijua yang tergabung dalam Persatuan Masyarakat Petani Moke, lakukan aksi damai pagi ini, Kamis (13/11/2025) di gedung DPRD Sabu Raijua.

Aksi yang dipimpin Herison Kore selaku koordinator aksi, menyampaikan sejumlah tuntutan yang menjadi keresahan petani moke di sejumlah wilayah kecamatan se-kabupaten Sabu Raijua, akibat dari larangan distribusi miras lokal.

Di hadapan Rae Edin Manoe Lado, Ketua DPRD Sabu Raijua, yang hadir menerima masa aksi di dampingi Anindha Alboneh dan Laurens Ratu Wewo, Herison bersama perwakilan petani sampaikan beragam dampak yang dialami petani moke.

"Sudah 6 tahun terakhir masyarakat petani moke di Sabu Raijua sangat bergantung hidup dari hasil usaha moke. Dari hasil usaha ini para petani sudah berhasil kuliahkan anak ke Kupang, kemudian juga bisa membeli kendaraan untuk menopang aktivitas dan juga ikut berkontribusi bagi daerah ini lewat membayar pajak kendaraannya".

"Namun sejak 5 bulan terakhir ini, petani moke dalam kondisi bingung karena tuntutan kebutuhan harian meningkat tapi usaha penjualan moke dihambat".

"Selama ini para petani dan para nelayan di dukung oleh Pemerintah lewat bantuan yang diberikan, namun petani moke justru merintis lapangan pekerjaan ini secara mandiri. Tidak ada bentuk dukungan pemerintah kepada kami tetapi kami tidak pernah lupa untuk selalu berkontribusi bagi daerah ini" ujarnya.

"Jika dalam 2 sampai dengan 3 minggu kedepan, tidak ada solusi oleh DPRD maka kami akan datang lagi ke sini" timpalnya lagi.

Ketua DPRD Sabu Raijua, sampaikan menerima tuntutan para demonstran serta berjanji akan menindaklanjuti.

"Semua tuntutan yang disampaikan, kami terima dan akan kami perjuangkan sehingga legalitas produksi dan distribusinya dapat diatur tanpa ada yang perlu merasa takut".

"Tentu kami perlu waktu untuk berkoordinasi dengan pihak lainnya" ungkapnya.

"Kami akan berkoordinasi dengan pak Gubernur NTT, selanjutnya dengan pak Kapolda NTT dan Pemkot Kupang. Mengingat selama ini distribusi moke asal Sabu Raijua ke sana" ujar Ketua DPRD.

Sementara itu Kapolres Sabu Raijua, AKBP Paulus Naatonis, yang juga hadir di lokasi, beri apresiasi atas pelaksanaan aksi yang berlangsung damai tersebut.

Dalam kesempatan itu, Kapolres juga tegaskan dan meluruskan informasi hoax yang simpang siur ditengah warga, bahwa Kapolda NTT melarang peredaran moke.

Menurut Paulus Naatonis, Kapolda NTT justru sangat menghormati kearifan lokal masyarakat NTT.

"Bapak Kapolda sangat menghormati setiap warisan budaya termasuk minuman tradisional yang digunakan untuk acara adat istiadat di wilayah NTT" ujarnya. (DeW)