Warta NTT.com -SBD; Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu menyebut bahwa di
Sumba Barat Daya ada oknum Tenaga Ahli Pendamping desa yang bermain proyek
pengadaan dengan menggunakan dana desa. Hal ini disampaikan Bupati ketika
memberikan arahan dalam kegiatan Rapat Koordinasi dan Sosialisasi program
inovasi Desa (PID) pada Selasa (18/09) yang lalu.
Rapat
kordinasi dan sosialisasi yang digelar di aula hotel Sinar Tambolaka Kabupaten
Sumba Barat Daya tersebut dihadiri oleh Kepala Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa Kabupaten Sumba Barat Daya (Alex S.Kodi), Para Tenaga Ahli
Pendamping Desa,Para Tim Pengelola Inovasi Desa (TPID), Para Pendamping Desa
dan Pendamping Lokal Desa, para Camat dan Pimpinan OPD Lingkup Pemkab Sumba
Barat Daya.
Dalam
kegiatan tersebut Bupati Sumba Barat Daya Markus Dairo Talu mengatakan bahwa
pengelolaan dana desa harus dilaksanakan secara transparan, berpegang teguh
pada asas manfaat dan tepat waktu. Selama ini oleh berbagai faktor maka
pencairan dana desa di Kabupaten Sumba Barat daya cenderung terlambat.
Dirinya
menghimbau para pendamping desa, pendamping lokal desa dan para tenaga ahli
pendamping desa untuk lebih serius lagi mendamping desa agar dapat
melaksanakan proses pencairan dana desa dan Pembangunan desa lebih cepat
lagi. Selain itu tugas pendampung menurutnya adalah mendampingi
pemerintah desa mulai dari perencanaan sampai dengan pelaporan. Dirinya
menyayangkan para pendamping desa yang tidak fokus pada tupoksinya namun
justru bermain proyek dengan dana desa. “Saya amati ada pendamping desa
dan tenaga ahli yang bermain proyek. Memang pakai nama CV tertentu tetapi
mereka ada di belakang CV itu” katanya.
Dirinya juga
menegaskan bahwa pihaknya akan mengambil tindakan tegas kepada para pendamping
dan tenaga ahli yang bermain proyek tersebut. “Saya akan tindak tegas para
pendamping dan tenaga ahli yang bermain proyek itu. Kalau sudah ada buktinya
kita akan tindak tegas karena sudah menyalahgunakan kewenangan” demikian
katanya.
Sementara
itu Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kabupaten Sumba Barat
Daya, Alexander Saba Kodi ketika ditemui media ini secara terpisah membantah
bila ada tenaga ahli Pendamping desa yang diduga ikut bermain proyek.
Dirinya menegaskan bahwa memang ada rumor seperti itu namun pihaknya tidak mau menanggapi rumor tersebut lebih jauh bila tidak memiliki bukti yang cukup. Namun demikian dirinya berjanji akan menelusuri dugaan tenaga ahli desa bermain proyek terlebih dahulu baru memberikan tanggapan lebih jauh nantinya.
“Sebagai pimpinan saya tidak mau berbicara banyak jika tak didukung dengan bukti yang cukup. Apalagi tidak elok kalau pimpinan menduga duga atau menuduh tanpa dasar. Tapi kami akan telusuri informasi itu” katanya.
Gabriel Pira, salah satu tenaga ahli pendamping desa di Kabupaten Sumba Barat daya ketika dikonfirmasi media ini mengenai pernyataan Bupati tersebut mengatakan bahwa dirinya dan teman temannya telah melaksanakan tugas sesuai alur dan koridor peraturan yang ada. Dirinya yakin bahw tidak ada di antara pendaping desa yang bermain proyek tersebut. “Kami sudah bekerja sesuai tupoksi dan peraturan yang ada. Kami juga didukung dengan penghasilan dan operasional dalam bekerja. Jadi tidak mungkin ada teman saya yang bermain proyek” katanya.
Dirinya menegaskan bahwa memang ada rumor seperti itu namun pihaknya tidak mau menanggapi rumor tersebut lebih jauh bila tidak memiliki bukti yang cukup. Namun demikian dirinya berjanji akan menelusuri dugaan tenaga ahli desa bermain proyek terlebih dahulu baru memberikan tanggapan lebih jauh nantinya.
“Sebagai pimpinan saya tidak mau berbicara banyak jika tak didukung dengan bukti yang cukup. Apalagi tidak elok kalau pimpinan menduga duga atau menuduh tanpa dasar. Tapi kami akan telusuri informasi itu” katanya.
Gabriel Pira, salah satu tenaga ahli pendamping desa di Kabupaten Sumba Barat daya ketika dikonfirmasi media ini mengenai pernyataan Bupati tersebut mengatakan bahwa dirinya dan teman temannya telah melaksanakan tugas sesuai alur dan koridor peraturan yang ada. Dirinya yakin bahw tidak ada di antara pendaping desa yang bermain proyek tersebut. “Kami sudah bekerja sesuai tupoksi dan peraturan yang ada. Kami juga didukung dengan penghasilan dan operasional dalam bekerja. Jadi tidak mungkin ada teman saya yang bermain proyek” katanya.
Namun
demikian dirinya mempersilahkan awak media untuk langsung turun ke desa untuk
mencari tau kebenaran informasi tersebut. “Ade ade bisa turun sendiri tanya di
desa. Tentu saja orang desa tau ini proyek siapa yang kerja. Kalau saya bilang
tidak ada sekarang tetapi ternyata ade mereka temukan bahwa faktanya ada; ya
itu lain lagi ceritanya. Jadi sebaiknya ade ade langsung ke desa saja”
katanya. (EB)
KOMENTAR