Dalam rangka mengisi bulan keluarga yang jatuh pada bulan Oktober 2018 dan menyongsong Ulang Tahun GKS Jmaat Mata yang ke- 58, Gereja Kristen Simba Jemaat Mata Waitabula nengadakan basar kuluner di halaman Gereja GKS Mata. Basar kuliner yang digelar mulai tanggal 26 dan 27 Oktober 2018 tersebut diramaikan oleh jajanan penganan khas dari berbagai etnis yang menjadi bagian dari jemaat GKS Mata yakni etnis Sumba, Timor, Rote, Alor, Jawa dan China.
Ayub Kiuk, salah seorang Majelis GKS jemaat Mata ketika dikonfirmasi di sela selah ramainya basar membenarkan bahwa Basar kuliner tersebut dilaksanakan dalam rangka mengisi bulan keluarga. Selain itu basar tersebut juga menjadi salah satu kegiatan menyongsong hari ualng tahun GKS Jemaat Mata yang ke-58 yang akan dirayakan pada tanggal 1 November 2018 mendatang.
Lebih lanjut beliau menerangkan bahwa kegiatan bulan keluarga tingkat GKS Mata selain diisi dengan melaksanakan basar kuliner antar etnis namun juga diisi dengan jalan sehat dan ibadah etnis. Dalam kegiatan ibadah etnis tersebut selain doa dan nyanyian dilaksanakan dalam bahasa daerah, namun juga jemaat yang mengikuti ibadah wajib berbusana daerah yang mendapat giliran. “Kita juga setiap hari minggu ada kegiatan ibadah etnis. Di sini tiap daerah yang mendapat giliran bertanggungjawab untuk ibadah secara keseluruhan mulai dari doa dan nyanyian. Bahkan umat juga wajib pakai pakaian adat” katanya.
Pendeta Irene Takanjanji ketika dimintai keterangan mengatakan bahwa maksud dari kegiatan bulan keluarga yang dilaksanakan secara etnis ini adalah untuk menggambarkan bahwa walaupun umat GKS Mata ini berasal dari suku yang berbeda beda namun tetap merupakan satu kesatuan dalam Kristus. “Pesan moralnya adalah bahwa biar berbeda tetapi kita tetap satu dalam Kristus. Sehingga tidak ada lagi sekat antar suku Sabu, suku Rote, atau Kodi, Wewewa, Loura dan seterusnya. Kita semua satu dalam Kristus” katanya.
Penampilan kuliner dari makanan lokal tiap etnisn dalam kegiatan basar ini menurut Pdt Irene sebenarnya mau menunjukan bahwa kita sangat kaya dalam keberagaman. Selain itu bertujuan juga memperkenalkan makanan khas satu daerah kepada daerah lain agar dapat memperkaya. Dalam hal ini selain ditonjolkan nilai budayanya tetapi juga menonjolkan nilai persaudaraan dalam Kristus.
Dalam kaitannya dengan hajatan politik yang akan dilaksanakan secara nasional Pendeta Irene mengatakan bahwa pesan moral yang hendak disampaikan dalam seluruh rangkaian kegiatan bulan keluarga dan juga HUT GKS Mata ini yakni dalam memilih pemimpin kita tidak perlu melihat suku, agama atau identitas lainnya. Tetapi kita hendaknya memilih orang yang benar benar memiliki hati dan komitmen untuk memperjuangkan aspirasi masyarakat. “Ada pesan moral yang hendak disampaikan dalam seluruh rangkaian acara ini dalam kaitannya dengan pesta demokrasi. Kita adalah berbeda beda dan kita kaya dalam keberagaman. Sebab walaupun berbeda beda tetapi kita tetap satu yakni Indonesia. Oleh karena itu pilih pemimpin jangan lihat sukunya, atau agamanya. Tetapi lihatlah rekam jejak politiknya. Lihatlah keberpihakan, intensi dan komitmennya dalam memperjuangkan aspirasi rakyat. Kalau tidak demikian kita tidak akan maju satu langkahpun sebaliknya kita terus mundur ke belakang” tutupnya.
Sebagai informasi bahwa kegiatan bulan keluarga di GKS Jemaat Mata dibuka pada tanggal 07 Oktober dan akan ditutup pada hari ini tanggal 1 November sekaligus merayakan Hari Ulang Tahun GKS Jemaat Mata yang ke-58 tahun
KOMENTAR