wartantt.com -- Presiden Jokowi acap mendapat kritik karena tidak selalu
menghadiri sendiri acara-acara resmi kenegaraan di luar negeri.
Dan Jokowi memilih menugaskan wakilnya, Jusuf Kalla,
menghadiri sejumlah acara-acara penting di mancanegara untuk mewakilinya,
termasuk acara yang diadakan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa.
Namun, saat acara KTT G-20 di Osaka, Jepang, Presiden Jokowi
hadir bersama Ibu Negara Iriana Jokowi.
kehadiran Jokowi di acara tersebut ramai menjadi
perbincangan di media di dalam maupun luar negeri, termasuk di media sosial di
Indonesia.
Bahkan foto-foto dan video saat Jokowi bersenda-gurau
dengan sejumlah pemimpin negara lain, viral di medsos.
"Jokowi, saya cinta Anda." Begitulah seorang perempuan yang brdiri di jalan ketika iring-iringan Presiden Joko Widodo di jalanan pedesaan Lombok.
Begitulah secuplik kalimat dari media Amerika Serikat
(AS) The New York Times yang mengulas bagaimana terpilihnya kembali
Jokowi dianggap membawa pengaruh bagi global.
Dalam ulasan jurnalis Hannah Beech serta Muktita Suhartono
itu, Jokowi tidak menggunakan retorika populer dalam setiap pidatonya,
melainkan membahas statistik tentang infrastruktur.
Meski begitu, kemenangan Jokowi dalam pilpres 17 April lalu
dianggap sebagai penyeimbang kuat di tengah pelemahan demokrasi maupun politik
orang kuat yang mendominasi.
"Saya presiden bagi seluruh rakyat Indonesia, dan
demokrasi melindungi pluralisme. Pemerintahan saya adalah tentang harmoni dan
menentsng ekstremisme," ulas Jokowi.
Mantan Wali Kota Solo dan Gubernur Jakarta itu menerangkan, Indonesia harus bergantung kepada budaya yang sangat beranekaragam dan toleran jika ingin tetap eksis.
Selain di The Times, presiden berusia 58 tahun itu
juga menjadi perbincangan di sejumlah media internasional.
Salah satunya adalah majalah Arab Saudi, Arrajol.
Di majalah yang membahas gaya hidup pria itu, Jokowi
menjadi sampul edisi Mei dan diulas sebanyak 14 halaman mulai dari kehidupan
hingga pandangan politiknya.
Dalam prakatanya, pemimpin redaksi Arrajol mengemukakan Jokowi dipilih lantaran dia dianggap sebagai pemimpin yang rendah hati, sederhana, dan bersih.
"Dia dipilih oleh majalah Arrajol untuk
menghiasi cover majalah sekaligus menyoroti perjalanan hidupnya yang
menonjol, baik kehidupan pribadi maupun umum," kata redaksi.
Kemudian profilnya dibahas oleh harian Jepang The
Japan Times sebagai bagian dari para pemimpin KTT G20 yang diselenggarakan
di Osaka pada 28-29 Juni lalu.
Dalam profil itu, Jokowi disebut mendapatkan popularitas
karena sering mengunjungi masyarakat terutama daerah miskin, dan berdiskusi
mengenai masalah kota.
"Dia melanjutkan aktivitas itu sejak terpilih sebagai
presiden. Dia senang mengendarai motor dan mendengarkan musik heavy
metal," ulas The Japan Times. (Ardi Priyatno Utomo)
Jadi sampul majalan Arab Saudi
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendapat kehormatan dengan
tampil di sampul majalan bulanan Arab Saudi yang membahas gaya hidup
pria, Arrajol.
Dikupas sebanyak 14 halaman pada edisi Mei, presiden
ketujuh RI itu dinilai sebagai sosok yang rendah hati sederhana, dan bersih
menurut prakata dari Pemimpin Redaksi Arrajol.
Dalam prakata redaksi, Jokowi yang tidak bermimpi menjadi
wali kota itu berhasil menjadi presiden dan kembali terpilih untuk lima tahun
ke depan.
"Dia dipilih oleh majalah Arrajol untuk
menghiasi cover majalah sekaligus menyoroti perjalanan hidupnya yang
menonjol baik kehidupan pribadi maupun umum," kata redaksi.
Dalam pemberitaan Arrajol, Jokowi disebut sebagai
sosok yang rendah hati, sederhana, dan bersih.
Dia adalah pemimpin yang datang dari luar kalangan politisi
maupun militer.
Jokowi disebut datang dari perkampungan kaum miskin, dari
gubuk-gubuk yang sering terendam air, dan yang setiap hari tercipta mukjizat
untuk dapat bertahan hidup.
Arrajol mengulas berbagai sisi kehidupan Jokowi
dimulai dari sekolahnya di SD Tirtoyoso, kemudian mendirikan perusahaan di mana
pada satu titik, dia hampir bangkrut.
Majalah itu memberitakan bagaimana Jokowi memutuskan berkiprah di politik setelah 18 tahun fokus pada bisnisnya demi mereformasi kota kelahirannya, Solo.
Dia terpengaruh dengan perencanaan pembangunan di beberapa kota Eropa yang disaksikannya sendiri ketika mempromosikan produknya di sana.
"Setelah 18 tahun bergelut dengan bisnis pribadi, saya
berkeputusan untuk memasuki arena politik, dan terpilih sebagai Wali Kota Solo
pada 2005," terang Jokowi.
Saat itu, media memberitakannya sebagai pemimpin yang luar
biasa efektif dalam mengurangi kejahatan, menarik wisatawan asing ke Solo, dan
biasa melakukan inspeksi mendadak ke perkampungan miskin.
Selain itu, keputusannya untuk tidak menerima gaji dari
jabatannya juga mendapat pujian, menambah popularitas, dan berpengaruh dalam
membangun reputasinya. (Ardi Priyatno Utomo)
KOMENTAR