Presiden Jokowi Serukan ASEAN Tolak Sampah dari Negara Maju

wartantt.com -- Presiden Joko Widodo (Jokowi), menyerukan Perhimpunan Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) menolak dan bekerja sama mencegah masuknya sampah B3 dari negara maju.

Hal itu, terkait dengan kasus masuknya sampah ke sejumlah negara anggota ASEAN melalui pengiriman kontainer, baik dari Amerika Serikat (AS), Kanada, Eropa, maupun Tiongkok, beberapa bulan terakhir.

Seruan untuk menolak sampah B3 tersebut, disampaikan Jokowi, di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Asia Timur ke-14, di Bangkok, Tiongkok, Senin (4/11). Dalam KTT tersebut, negara-negara ASEAN juga menggelar KTT ASEAN Plus dengan sejumlah negara sahabat, antara lain Jepang, Tiongkok, Korea Selatan (Korsel), India, dan Australia.

“Indonesia mengharapkan kerja sama dengan negara-negara di dunia, termasuk negara di kawasan Asia Timur (Jepang, Tiongkok, Korsel, Red) untuk pencegahan pengiriman ilegal limbah B3 sesuai kesepakatan internasional. Law enforcement (penegakan hukum, Red), juga harus dilakukan bagi pihak-pihak di dalam negeri yang terlibat,” kata Presiden Jokowi.

Menurut Jokowi, ASEAN harus mengambil sikap untuk mencegah masuknya sampah berbahaya yang dibuang oleh negara-negara maju karena melanggar aturan internasional. Setiap negara anggota ASEAN juga harus menegakkan hukum secara tegas bagi pihak-pihak yang terlibat di dalam negeri.

Seperti diketahui, beberapa bulan terakhir, pihak bea cukai di sejumlah negara ASEAN menemukan kontainer berisi sampah yang dikirim dari sejumlah negara maju, antara lain Amerika Serikat, Jerman, Kanada, bahkan Tiongkok.

Negara-negara ASEAN yang mendapat kiriman sampah tersebut, antara lain Malaysia, Indonesia dan Filipina. Indonesia mendapat kiriman sampah plastik dari Kanada, dan telah mengembali kontainer berisi sampah tersebut ke Kanada. Hal serupa, juga dilakukan Malaysia dan Filipina.

“Tentunya kita semua tidak ingin kawasan Asia Tenggara menjadi tempat pembuangan limbah berbahaya dan beracun,” ujar Jokowi.

Jokowi mengatakan, sampah harus menjadi perhatian ASEAN karena menjadi persoalan yang tidak hanya merusak ekosistem, tetapi berbahaya bagi kesehatan. Selain limbah B3, kawasan ASEAN juga menghadapi tantangan sampah plastik di laut, yang diduga bukan hanya dibuang oleh masyarakat lokal, tetapi juga pihak luar negeri secara ilegal.

Saat ini, lanjutnya, Indonesia sedang menjalankan strategi nasional untuk menangani sampah laut dari hulu ke hilir. "Saya optimis Indonesia bisa mencapai target pengurangan sampah laut hingga 70% di tahun 2025. Saya berpandangan negara EAS harus dapat mendorong gerakan global anti-sampah plastik," kata Jokowi.