Bupati LEMBATA Minta TP.PKK Aktif Perangi STUNTING; Kasus DBD Menurun, PHBS Warga Belum Optimal

WartaNTT.com, LEMBATA – Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur minta peran serta kader TP. PKK di 9 Kecamatan terlibat aktif dalam upaya pencegahan Stunting di Lembata. Hal tersebut disampaikannya saat membuka kegiatan Peran PKK dalam pencegahan Stunting melalui pola hidup sehat, Selasa (10/03/2020) di aula hotel Palm Indah-Lembata.

Kegiatan tersebut dihadiri Ketua TP.PKK Lembata, Ny. Yuni Damayanti-Sunur bersama perangkat OPD Lembata, para kader PKK tingkat Kecamatan/Kelurahan/Desa, perwakilan kader Posyandu serta Bidan Desa/Kelurahan pada 32 wilayah sasaran pencegahan.

“Asupan gizi bagi perkembangan anak usia dini perlu menjadi perhatian serius, sehingga generasi Lembata menjadi geneasi yang sehat dan cerdas untuk memikul tanggungjawab kedepan. Saya minta hal ini menjadi perhatian dan disiapkan dengan baik sehingga tidak terjadi lagi kasus kurang gizi”.

“OPD juga harus berinisiatif merancang program, karena TP.PKK tidak punya kewenangan yang luas dan tidak punya anggaran khusus. Harus disiapkan program penanganan stunting, serta harus mendorong produktivitas untuk mencegah stunting”.

“Saya harap Ketua TP.PKK dalam tataran pelaksanaan, fokus pada beberapa program saja, tidak harus banyak sehingga lebih optimal dalam pengawasan” ujarnya.

Dirinya melanjutkan “Kemudian untuk pengolahan pangan bergizi, PKK harus inisiatif menciptakan produk sendiri. Saya ingin ada brand PKK Lembata yang hasil produknya berasal dari Desa-Desa yang ada”.

“Jelang bulan suci Ramadhan kali ini, saya minta keterlibatan PKK untuk pasarkan produk dalam kegiatan Bazar, serta dalam kegiatan MTQ yang akan digelar nantinya.” ujar Bupati Lembata.

Informasi yang dihimpun WartaNTT dari Maria Rosa da Lima Fernandez, Ketua Pokja 4 TP.PKK Lembata terkait angka Stunting di Lembata keadaan Desember 2019 sebanyak 1.635 kasus, dengan baduta Stunting sebanyak 666 kasus yang tersebar di 9 Kecamatan.

Kasus DBD Menurun-PHBS Warga Belum Optimal

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Lembata, Anselimus Asan Ola, AP.,M.Si yang ditemui WartaNTT diruang kerjanya, Selasa (10/03/2020) mengatakan kasus DBD di Kabupaten Lembata mulai berkurang, salah satu faktornya karena perilaku hidup bersih dan sehat mulai membaik diterapkan masyarakat meskipun belum optimal.

“Kami rasa ada perubahan perilaku masyarakat meskipun belum drastis untuk peduli dengan kebersihan lingkungan, sehingga harapan kami kesadaran pola hidup bersih dan sehat (PHBS) dapat diterapkan dengan baik di lingkungan keluarga”.

“Kami juga gencar lakukan pendekatan sebarluaskan informasi melalui mimbar rumah ibadah, lewat sekolah-sekolah dan ke Kecamatan yang ada”.

“Keadaan saat ini dari 253 kasus, yang positif DBD sebanyak 189 orang, meninggal dunia 2 orang. Terdapat 4 orang yang masih dirawat di fasilitas kesehatan dan 247 orang sudah dinyatakan sembuh” ujarnya. (Kris Kris)