WartaNTT.com, LEMBATA –
Bertambahnya kasus baru terkonfirmasi positif virus Corona atau Covid-19 di
Indonesia menjadi perhatian serius Pemkab Lembata ditengah keterbatasan sarpras
pendukung yang ada.
Pemkab
Lembata gelar rapat terpadu antisipasi penyebaran Covid-19, Senin (09/03/2020)
dipimpin Sekda Lembata, Paskalis Ola
Tapobali, AP.,MT yang dihadiri Kepala Dinkes
Lembata, Plt. Kadis PUPRP Lembata, Direktur RSUD Lewoleba, Direktur RS Lepra
Beato Damian, perwakilan RS Bukit, Kabag Sumda Polres Lembata, Pabung Kodim
1624/Flotim untuk Lembata, DanposAL Lembata, Kepala Bandara Wunopito, Kepala
UPP Kelas III Lewoleba, Komandan KP3 Laut Lembata, petugas KKP Kelas III Kupang wilker Lembata dan perwakilan dari 9 Kecamatan yang ada.
Sekda Lembata dalam pembukaan kegiatan tersebut
mengatakan protokol penanganan covid-19 yang diterbitkan pemerintah menjadi
acuan pelaksanaan, dan langkah yang telah dilakukan Pemkab Lembata sejauh ini
telah sesuai dalam rangka antisipasi penyebaran Covid-19.
“Tidak menutup
kemungkinan virus menyebar ke daerah lainnya, karena aktivitas bepergian masyarakat Lembata ke kota-kota besar yang cukup tinggi sehingga perlu antisipasi”.
“Beberapa
waktu lalu ada kapal pesiar berbendera Australia (MV. Coral Adventurer) yang
hendak kunjungan wisata ke Lembata, namun dengan terpaksa ditolak berlabuh
karena persiapan-persiapan di Lembata belum memadai, baik dari sarpras
maupun SDM”.
“Dengan
terpaksa Bupati Lembata larang kapal berlabuh. Kejadian
larangan berlabuh bukan hanya terjadi di Lembata saja namun juga di Alor, serta adanya perlakuan
khusus di Ende. Sehingga kami rasa tidak
salah langkah antisipasi yang dilakukan pemerintah, apalagi sesuai berita di media bahwa penyebaran virus corona
juga terjadi di kapal pesiar”.
“Pintu masuk
utama keluar masuknya orang di Lembata adalah melalui Bandara dan Pelabuhan sehingga perlu segera diantisipasi hal-hal yang tidak
kita inginkan terjadi” ujarnya menambahkan.
dr. Lucia Sandra Gunadi
Anggrijatno, Kadis Kesehatan Lembata yang
diberikan kesempatan pertama untuk bicara mengharapkan komitmen bersama dalam menanggapi hal ini dan dihimbau kepada masyarakat agar tidak panik.
“Belum adanya
ruang karantina bagi pasien terindikasi Covid-19, di RSUD
Lewoleba maupun di 2 RS lainnya hanya ada ruang isolasi namun belum sesuai standar
untuk penanganan Covid-19,
namun tindakan medis dapat dilakukan disana”.
“Masyarakat
tidak perlu panik namun perlu waspada, dimana sudah diketahui cara-cara
pencegahannya dari pola makan yang baik, gaya hidup sehat, hindari bertatap
langsung dengan orang yang sakit flu/batuk”.
“Terhadap
informasi yang beredar di medsos tentang penggunaan tissu basah sebagai pengganti
masker, sangat tidak dianjurkan karena fungsinya untuk membersihkan tangan
bukan untuk menutup hidung dan terdapat kandungan yang tidak baik untuk dihirup”.
“Penularan
Covid-19 saat ini melalui batuk, bersin dan berjabat tangan. Kami juga minta perlu disosialisasikan kepada masyarakat terkait meminimalisir berjabatan tangan, bisa diganti dengan bentuk lainnya”.
“Untuk
mencegah menyebarnya Covid-19, Dinkes dan Rumah Sakit tidak bisa melakukan upaya
sendiri, sehingga perlu penanganan lintas sektor khususnya di pintu masuk
Pelabuhan dan Bandara”.
“Perlu
antisipasi berlabuhnya kapal-kapal dimana banyak TKI dari Malaysia yang datang
ke Lembata; Mungkin mereka datang sebelum 14 hari sehingga perlu antisipasi”.
“Kami akan siapkan 1 unit mobil ambulans yang dikhususkan untuk mengangkut pasien dengan suhu tubuh meningkat” ujarnya.
Sementara itu Ibu Yuni dari perwakilan KKP Kelas III Kupang wilayah
kerja Lembata mengatakan meskipun personil yang sangat terbatas namun
KKP siap melaksanakan tanggungjawab.
“Kesiapsiagaan
petugas kami di
Lembata pada prinsipnya siap,
kondisi saat ini APD penyakit
menular yang tersedia sebanyak 1 set, terdapat ThermoGun 1 unit siap pakai dengan stok baterai
tersedia 2 dos, petugas kami 2 orang, namun belum adanya Thermal Scanner di Pelabuhan Lewoleba”.
“Kami minta agar dalam proses debarkasi penumpang Kapal PELNI KM. Bukit Siguntang
dan KM. Umsini dapat dilakukan pemeriksaan suhu tubuh lebih dini” ujarnya menambahkan.
Diakhir
pertemuan, Sekda Lembata membacakan kesimpulan kegiatan yang akan segera
ditindaklanjuti bersama antara lain, dilakukan sosialisasi pencegahan penyebaran Covid-19 ke sekolah-sekolah dan ke
masyarakat termasuk ASN, dengan materi
yang
disiapkan Dinkes.
Akan diperkuat
dukungan sarpras pintu masuk kedatangan penumpang di Pelabuhan Lewoleba.
Mendorong KKP kelas III Kupang Wilker Lembata membackup surat Bupati Lembata terkait pengadaan Thermal Scanner di
Pelabuhan Lewoleba dan Thermo Gun di Bandara Wunopito.
Memberikan dukungan penguatan
di Pelabuhan Lewoleba, dimana Dinas PUPRP berkoordinasi dengan UPP Kelas III Lewoleba
terkait alur masuk/keluar penumpang melalui ruang tunggu Pelabuhan Lewoleba
guna pengecekan suhu tubuh.
Petugas di 3 rumah sakit (RSUD Lewoleba, RS.
Bukit, dan RS. Damian) agar tetap standby, serta akan dikeluarkan
Surat Edaran penyediaan
tempat cuci tangan/hand sanitizer/hand
scrap di lingkungan kerja OPD
maupun instansi vertikal.
Sementara
itu unsur TNI yang ada di Lembata melalui Perwira Penghubung dan DanposAL
Lembata nyatakan siap
membantu Pemkab untuk sosialisasi ke wilayah sekolah/lingkungan masyarakat
terhadap ancaman Covid-19, serta
perlu dibentuk satgas sinergitas guna antisipasi kedatangan penumpang Kapal PELNI di
Lewoleba.
Senada dengan TNI, Polres Lembata melalui Kabag Sumda, Kompol A.A. Ngurah Surya mengatakan Kepolisian mendukung dalam pelaksanaan tugas jika dibentuk tim terpadu
untuk sosialisasi pencegahan Covid-19 di Lembata.
“Terkait antisipasi kelangkaan masker, Polri sudah gelar operasi dari Pusat sampai dengan tingkat Polres
Lembata. Kita harapkan bersama
agar penyebaran Covid-19 tidak sampai masuk di Lembata” ujarnya menambahkan. (Kris Kris)
KOMENTAR