WartaNTT.com, LEMBATA –
Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, ST.,MT terus memastikan bahwa semua tim
gugus tugas percepatan penanganan penyebaran covid-19 Kabupaten Lembata bekerja
optimal dengan mendapatkan dukungan penuh masyarakat dalam memutus mata rantai
penyebaran covid-19.
Dalam
rapat koordinasi pimpinan OPD yang digelar hari ini, Senin (13/04/2020), Bupati
Lembata minta dilakukan pantauan ketat terhadap kedatangan kapal nelayan yang
mengangkut penumpang dari wilayah Kabupaten terdekat.
“Saya
minta Kesbangpol agar berkoordinasi dengan aparat keamanan dan Linmas, pantau semua lokasi Desa-Desa yang menjadi jalur penyeberangan
orang dari
wilayah Flores Timur baik melalui Boleng,
Solor, dan Adonara maupun dari wilayah Kabupaten Alor ke pesisir pantai di Lembata”.
“Mulai hari ini, semua masyarakat yang datang dari luar wilayah, wajib
dikarantina. Saya minta para Camat agar optimalkan deteksi dini lalulintas orang dari wilayah
lain masuk ke Lembata”.
“Camat
agar awasi semua jalur-jalur tikus di setiap Desa. Jika ada
masyarakat yang tidak menginfokan kedatangan
anggota keluarganya di Lembata, maka seluruh anggota
keluarga tersebut juga akan ikut dikarantina. Tidak boleh kita bermain-main karena resikonya bagi
semua masyarakat Lembata, jadi kita harus ambil langkah segera” ujarnya tegas.
Usai
gelar rapat bersama pimpinan OPD, Bupati Lembata didampingi Kadis Kominfo, Markus Labi, S.Sos meninjau lokasi posko Covid-19 di areal Pelabuhan Lewoleba.
Kedatangan
Bupati Lembata ke posko Pelabuhan Lewoleba diterima oleh DanposAL Lembata, Letda Pelaut (POM) Triawan didampingi personil satgas dari unsur TNI-Polri, KPP Pelabuhan Lewoleba, UPP kelas III Pelabuhan
Lewoleba, BPBD dan Puskesmas Lewoleba.
“Saya sampaikan bahwa setiap ABK yang Kapalnya bongkar logistik, tidak diperkenankan keluar
dari wilayah Pelabuhan Lewoleba tanpa seizin Satgas Posko Pelabuhan”.
“Bagi kapal
penyeberangan antara Pulau, semula dibatasi jadwal beroperasi 1X dalam 2 minggu, dimana rencana kapal akan beroperasi lagi pada 20 April mendatang, namun diperpanjang masa tidak berlayar sampai batas waktu yang belum
ditentukan”.
“Perlu kita akui bahwa fasilitas kesehatan di Kab. Lembata masih minim dan beberapa
APD sementara diorder serta perlu waktu untuk
tiba, sehingga jika pasien banyak maka pemerintah akan
kewalahan, sehingga diharapkan langkah antisipasi bersama”.
“Saya mendengar beberapa waktu yang lalu sempat terjadi kecolongan akibat kedatangan
masyarakat dari jalur-jalur penyeberangan tidak resmi ke Kab. Lembata, sehingga perlu penanganan yang cepat agar penyebaran wabah Covid-19 dapat diisolir” ujar
Bupati Lembata.
Dirinya menambahkan “Pemkab sedang pesan 10.000 masker kain yang sedang dijahit tersebar
dalam Kota Lewoleba. Hari ini kita mulai kumpulkan para tukang jahit.
Rencananya 7.000 masker kain akan dibagi ke seluruh Desa dan 3.000 akan disebar
di Kota Lewoleba, tentu belum cukup untuk akomodir semua masyarakat. Kita tetap akan minta dukungan para donatur dalam penyediaan masker dan bantuan lainnya”.
“Saya minta Dinas PUPRP agar berkoordinasi dengan pihak PT. USSSINDO Marine, segera pindahkan bangkai KM. SHINPO
16 dari area Pelabuhan Lewoleba sehingga Kapal barang dapat memanfaatkan area
Pelabuhan” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR