WartaNTT.com, LEMBATA –
New Normal ditengah pandemi Covid-19 mewajibkan semua pihak harus beradaptasi
dengan sikap konsisten menerapkan protokol kesehatan wajib bermasker, sering cuci
tangan dengan air mengalir, jaga jarak saat berada diluar rumah atau berada di
fasilitas umum lainnya, serta menjaga ketahanan tubuh dengan gizi seimbang dan
berolahraga.
Dalam kunjungan kerja diwilayah Kecamatan Atadei, Rabu
(17/06/2020) Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, sempatkan diri memantau
aktivitas perekonomian di pasar Kalikasa, Desa Katakeja sebelum dirinya
membagikan simbolis BLT Dana Desa tahap-3 bagi 15 Desa yang ada.
Perketat pengawasan dan pengendalian menjadi pilihan Pemkab
Lembata, dimana Bupati Lembata minta aparatur pemerintah ditingkat Kecamatan
dan Kelurahan/Desa terus memantau aktivitas warganya termasuk terhadap pelaku
perjalanan yang akan datang ke Lembata.
“Kehadiran saya saat ini untuk salurkan BLT tahap-3, dan saya minta para kades siapkan BLT lanjutan 3 bulan ke depan (Juli-September) sebesar Rp.300ribu per bulannya. Memang saat ini kita masih menunggu edaran Menteri Desa PDTT untuk penyalurannya”.
“Saya juga minta warga penerima BLT agar belanjakan uang yang diterima dan bukan untuk
disimpan, sehingga subsidi yang diberikan Pemerintah juga membantu
perekonomian masyarakat yang
lain” ujarnya.
“Dengan
beroperasinya transportasi penumpang
sesuai edaran Gubernur, hari ini mulai
banyak pelaku perjalanan yang datang. Tadi turun ada 70an orang dengan Ferry dari Kupang, hasil Rapid Test yang
kita lakukan di 2 tempat (RSUD dan Dinkes) ada 8 orang yag reaktif”.
“Kemarin saya sudah
tandatangan edaran terbaru yang salah satu isinya meskipun di Kupang para
pelaku Perjalanan tidak di Rapid Test, namun di Lembata akan dilakukan Rapid
Test dan Pemkab tidak lagi mengkarantina terpusat para pelaku perjalanan. Kita sudah punya
alat test Swab namun masih tunggu
cartridgenya dari
Kemenkes RI”.
Ditambahkannya “Saya minta kesadaran bersama untuk terapkan protokol kesehatan, dan menjadi tugas
Camat maupun Kades perkuat pengawasan dan pengendalian
khususnya di fasilitas umum”.
“Linmas pantau warga yang datang di fasilitas umum, kalau
tidak bermasker jangan diizinkan masuk. Kades siapkan masker sehingga
dapat dibeli warga yang tidak
menggunakan masker saat datangi
fasilitas umum” imbuhnya.
Sementara itu Kadis Sosial PMD Lembata, Drs. Aloysius
Buto, yang dikonfirmasi WartaNTT terkait realisasi BLT tahap-2 dan tahap-3
mengatakan sampai dengan 16 Juni untuk tahap-2 sudah terealisasi di 94 Desa,
sedangkan tahap-3 baru 35 Desa.
“Jumlah KPM setiap Desa bervariasi dan tidak
tetap jumlahnya baik untuk BLT tahap-1, tahap-2 dan tahap-3 karena adanya data
penerima sembako diperluas dari Kemensos yang baru kita terima ditengah proses
penyaluran BLT, sehingga dilakukan penyesuaian kembali agar
tidak terjadi pendobelan penerima bansos (bersumber dari Kemensos dan KemenDes PDTT)”.
“Saya sudah
sampaikan kepada para Kades agar warga yang tercatat dobel bansos dari sumber program
berbeda, memilih salah satu saja”
ujarnya menambahkan. (Kris Kris)
KOMENTAR