WartaNTT.com, LEMBATA –
Kejadian tenggelamnya KM. El Hassan 01 yang sedang labuh tambat di Pelabuhan
Lewoleba, dini hari tadi, Rabu (26/08/2020), menjadi tontonan warga kota
Lewoleba yang penasaran dengan musibah yang menimpa kapal penumpang legendaris
rute Lewoleba-Boleng (PP).
Hingga
berita ini diturunkan, proses salvage (penyelamatan) dengan upaya mengapungkan
badan kapal menggunakan drum untuk selanjutnya dipindahkan dari area kolam
labuh masih terus dilakukan.
Ditemui
WartaNTT di area Pelabuhan Lewoleba, pemilik KM. El Hassan, Bpk. Abdul Haris
(44 Thn) asal Desa Boleng, Kecamatan Ile Boleng, Kab. Flotim menguraikan kejadian
yang menimpa salah satu kapal penumpang miliknya.
“Diatas
kapal hanya ada muatan kunyit sekitar 2 ton yang dimuat sejak kemarin sore
untuk dibawa ke Adonara hari ini”.
“Penyebab
utama kecelakaan karena keteledoran ABK dimana saat piket malam mereka
ketiduran sehingga tidak kontrol air”.
Dirinya
melanjutkan “Mereka berhenti pompa itu jam 11 malam, kemudian mereka tidur dan
terbangun sekitar Pukul 03.00 WITA saat air sudah masuk banyak. Karena kapal
ini dimana-mana kami berlabuh tetap pompa air, setiap 3 jam sekali”.
Ditanya soal
kerugian yang dialami, Abdul Haris mengatakan kerugian diperkirakan sekitar Rp.
100 Jutaan.
Dengan kejadian ini
tersisa 3 kapal saja yang melayani rute Lewoleba-Boleng (PP), yakni 2 unit KM. El
Hassan (03, dan 04) serta KM. Rahmat Boleng.
Kepada WartaNTT,
Abdul Haris mengisahkan riwayat KM. El Hassan 01.
“Nama
El Hasan ini diambil dari nama bapak kecil saya, Sahar El Hasan yang saat ini berdomisili
di Jakarta, dimana dirinya yang berinisiatif melanjutkan usaha angkutan milik keluarga
kami secara turun temurun sejak perahu layar sampai dengan kapal motor. Nenek moyang
kami dari Adonara”.
“Bapak
Kecil (Sahar El Hassan) yang beli kapal dari bonerate, kemudian dibuat kamarnya
di Wuring-Maumere dan saya yang jemput di Maumere untuk dioperasikan dengan
rute Boleng-Lewoleba”.
“Atas
inisiatif Bapak saya, maka Kapal tersebut dinamai El-Hassan. Kakek saya bernama
Lapaleng Hassan. Kita bukan perdana,
namun melanjutkan warisan usaha keluarga mulai dari perahu layar sampai dengan
kapal motor”.
“El
Hasan 01 sudah sekitar 11 tahun beroperasi. Selang 2 tahun beroperasinya El
Hassan 01, Bapak Kecil saya membeli lagi kapal yang dinamai El Hasan 02. Kapal tersebut
pernah tenggelam juga ditempat yang sama (lokasi TKP El Hassan 01) tahun 2013
yang lalu dimana bangkai kapal sudah dievakuasi dan telah dibongkar saat itu”.
“Kemudian
sekitar tahun 2015, ada orang yang menjual kapal dan saya beli dan namai
El-Hassan 03. Terakhir sekitar akhir tahun 2017 kami membeli lagi dan
mengoperasikan kapal El-Hassan 04”.
“Untuk
langkah lanjut kedepan, mengingat KM. El Hasan 01 sebagai titik awal yang buka rute
penumpang Boleng-Lewoleba, sehingga saya masih tetap pertahankan untuk
lanjutkan pelayanan penumpang
rute Boleng-Lewoleba” ujar Abdul
Haris. (Kris Kris)
KOMENTAR