Satgas Covid-19 LEMBATA, Periksa 2 Yacht Berbendera Australia di Teluk Lewoleba

 

WartaNTT.com, LEMBATA – Kehadiran 2 kapal jenis Yacht berbendera Australia yang labuh jangkar di teluk Lewoleba sejak Senin sore (28/09/2020) menimbulkan tanda tanya ditengah upaya antisipasi penyebaran Covid-19 di Lembata.

Usai mendapatkan perintah Bupati Lembata, Selasa (29/09) Tim gabungan satgas Covid-19 Lembata yang terdiri dari Kaban Kesbangpol, Camat Nubatukan, Komandan Pos TNI-AL Lembata, Kabid Wasnas, Kabid Pelayaran Dinas PUPRP bersama seorang kepala seksi Dinas Budpar selaku interpreter, bergerak dengan KM. Banawa Nusantara 109 menuju lokasi labuhnya Yacht tersebut sekitar Pukul 18.20 Wita, dilanjutkan dengan pemeriksaan dokumen dan pengambilan keterangan di posko Pelabuhan Lewoleba.

Informasi yang diperoleh WartaNTT, diatas yacht dengan nama ALKINA, berisikan 2 pria an. Steven Carl Felton (43 thn) berkebangsaan Amerika selaku pemilik Yacht, dan Zachary Frank Grech (23 thn) berkebangsaan Australia, yang merupakan rekan seperjalanan Steven sejak berlayar dari Gili-Lombok.

ALKINA yang berlayar dengan rute Batam-Lombok-Saumlaki-Australia, mengalami engine trouble (gangguan mesin) dalam pelayaran Lombok-Saumlaki, sehingga dihari Senin (28/09) memutuskan untuk masuk kawasan teluk lewoleba.

Steven mengatakan malam ini akan memperbaiki kerusakan mesin sehingga esok hari, Rabu (30/09) kapalnya dapat melanjutkan perjalanan kembali. 

Sementara itu, Yacht dengan nama PARLEY berisikan sepasang suami isteri,  an. Raymond George Jones (62 thn) dan isterinya an. Michele Shaunnaugh Jones (58 thn) sama-sama berkebangsaan Australia.

Mereka berlayar dengan rute Thailand-Lombok-Saumlaki. Namun dalam pelayaran dari Gili-Lombok menuju Saumlaki-Maluku pada 26 September, perjalanan mereka dihadang cuaca buruk (angin kencang) sehingga merubah arah. Sayangnya stok BBM menipis sehingga mereka memutuskan menelusuri perairan Flores dan akhirnya tiba di teluk Lewoleba pagi hari ini (29/09).

“Stok BBM di Yacht saat ini ada 30ltr, sehingga kami butuh tambahan sekitar 250ltr lagi, kami berharap mendapatkan BBM di sini. Jika dapat bahan bakar maka kami tidak melanjutkan perjalanan ke Saumlaki, namun akan berlayar kembali ke Australia” ujar Raymond.

Tak berselang lama, nampak kehadiran Kadis Kesehatan, Kalak BPBD dan Kadis Pertanian Hanpangan bersama dengan petugas medis yang melakukan Rapid Test bagi 4 WNA tersebut.

Pasca jalani rapid test dengan hasil Non Reaktif, ke-4 WNA dibawa menggunakan mobil ambulans menuju RSUD Lewoleba guna melanjutkan pemeriksaan Swabtest. Informasi yang diperoleh WartaNTT, hasil Swabnyapun dinyatakan negatif sehingga tim membawa kembali 4 WNA tersebut menuju kapal masing-masing. (Kris Kris)