Bupati LEMBATA : Pemerintah Sedih Tindak Warga Tak Bermasker

 

WartaNTT.com, Lembata – Pemkab Lembata tak henti-henti menghimbau warganya agar punya kesadaran mematuhi protokol kesehatan khususnya mengenakan masker saat beraktivitas diluar rumah. Karena menurut Bupati Lembata jika banyak warga yang terus diberikan sanksi akibat melanggar, hal itu menandakan rendahnya kesadaran warga terhadap kesehatannya sendiri, dan tentu akan semakin menyulitkan pemerintah dalam bekerja memulihkan perekonomian ditengah pandemi Covid-19.

Hal itu diutarakan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, dalam penyaluran Bantuan Sosial Beras (BSB) bagi warga penerima Program Keluarga Harapan (PKH), serta kegiatan Launching penyaluran BLT Dana Desa tahap II sebesar Rp.300.000,- per bulan (Juli-September) se-Kecamatan Nagawutung, Kamis (01/10/2020).

Bersama Bupati, juga hadir Kapolres dan Kajari Lembata. Dalam sambutannya Yentji Sunur menyampaikan pesan Forkopimda agar semua warga selalu ikuti arahan pemerintah mulai dari tingkat Desa untuk selalu mengenakan masker saat beraktivitas diluar rumah, mencuci tangan dengan sabun menggunakan air mengalir, dan menjaga jarak.

“Tugas pemerintah untuk mengawasi dan memberikan sosialisasi, namun yang utama pengendalian Covid-19 berasal dari masyarakat dengan mengendalikan dirinya sendiri (patuhi protokol kesehatan)”.

“Tolong dipatuhi, sehingga tugas pemerintah memastikan aktivitas ekonomi kembali berjalan dengan baik. Sekarang jika kedapatan warga tidak kenakan masker pasti akan diberikan tindakan. Pemerintah tidak senang melihat masyarakatnya diberikan sanksi sosial”.

Dicontohkannya “Sambil pushup ada yang menonton dan tertawa. Pemerintah melihat itu bukannya menjadi senang malah pemerintah menjadi sedih karena tingkat kesadaran warga masih rendah”.

“Saya minta agar kesadaran kita ditingkatkan sehingga pemberian sanksi perlahan-lahan ditiadakan. Jika Pak Gubernur tanya kenapa di Lembata tidak berikan sanksi, yah tidak ada lagi karena masyarakat saya sudah sadar untuk mengendalikan diri sendiri”.

“Percuma kalau kita diawasi terus dan tidak mungkin juga aparat mengawasi warga 24 jam. Tolong disiplinkan diri tingkatkan kesadaran untuk patuhi protokol kesehatan” ujarnya.

Ditambahkannya “Kedepan Kapal Pelni akan kembali beroperasi, karena kita tidak bisa seterusnya melarang kapal Pelni masuk ke Lembata. Namun saya masih menahan sementara sambil melihat tingkat kepatuhan warga terhadap protokol kesehatan, jika sudah tinggi, maka akan kita buka (diizinkan berlabuh). Tolong kita tingkatkan kesadaran masing-masing patuhi anjuran pemerintah sehingga semua aktivitas bisa berjalan dengan baik”. (Kris Kris)