Kubur 638 Ekor Babi Terjangkit ASF di Lembata, Kanisius Tuak : Batas Waktu Kita Perpanjang

 

WartaNTT.com, LEMBATA – Dinas Peternakan Kabupaten Lembata selesaikan tugas penanganan terhadap bangkai ternak babi terjangkit virus African Swine Fever (ASF) sejak 14 s/d 28 Januari sesuai pengumuman yang disampaikan sebelumnya.

Kadis Peternakan Lembata, Petrus Kanisius Tuak, yang ditemui WartaNTT, Kamis (28/01/2021) menjelaskan hingga akhir batas waktu yang ditetapkan, terdata sebanyak 638 ekor bangkai ternak babi yang dikuburkan dilokasi eks GOR, Kelurahan Lewoleba Timur.

“Sampai dengan hari ini (28/01) ada 638 ekor berasal dari wilayah Kecamatan Nubatukan yang mayoritas tersebar di dalam wilayah kelurahan yang ada”.

“Hingga saat ini juga sudah ada laporan dari 3 Kecamatan yaitu Buyasuri, Omesuri, dan  Ile Ape. Totalnya sekitar 100 ekor lebih. Sampel darahnya sudah kita kirim ke BBLitvet Denpasar dan sedang menunggu hasilnya, namun melihat gejala kematian diduga mengarah kesana (terjangkit ASF)”.

“Kemudian untuk penanganan ternak mati di wilayah Kecamatan lainnya kita himbau agar desa masing-masing tangani sendiri” ujarnya.

Kanisius juga menyebutkan berbagai langkah penanganan yang dikerjakan dinas peternakan mengatasi virus ASF yang merebak.

“Saat ini kita sedang menangani bangkai dan lakukan kegiatan pencegahan berupa edukasi masyarakat agar tidak buang bangkai ternak sembarangan, tidak memotong ternak yang sakit, lalu biosecurity kandang dan biosecurity kita sendiri karena penyebaran virus ini melalui manusia juga (perantara)”.

“Untuk kegiatan penanganan bangkai kita perpanjang lagi 1 minggu kedepan sampai dengan tanggal 4 Februari. Dalam sehari ternak yang kita kubur di lokasi penguburan massal itu rata-rata diatas 30 ekor” katanya menerangkan.

Dirinya juga beri apresiasi atas kepatuhan masyarakat mematuhi pengumuman yang disampaikan pemerintah.

“Tingkat kesadaran warga untuk tidak membuang bangkai babi di sembarangan tempat saya nilai sudah membaik dimana dibuktikan dengan banyak bangkai yang dibawa untuk dikubur di lokasi kuburan massal.

Menurut Kadis Peternakan kendala yang dihadapi saat ini dalam upaya pencegahan penyebaran dimana masih terdapat warga yang membawa ternak ke wilayah lainnya.

“Untuk kendala saat ini dalam pencegahan penyebaran virus. Masyarakat sudah kita himbau untuk tidak membawa ternak dari 1 kecamatan ke kecamatan lainnya namun masih ada yang melakukan”.

“Padahal kita berharap ada wilayah kecamatan atau Desa yang bebas dari serangan virus ASF ini sehingga kita bisa adopsi bibitnya untuk normalkan kembali populasi setelah virus ini berakhir. Kendalanya yah di pencegahan. Masyarakat masih belum memahami dengan baik hal ini”.

“Sejauh ini memang belum ada sanksi yang diberikan. Kita hanya  beri edukasi sehingga mereka paham bahwa ini berkaitan dengan ekonomi dan urusan sosial masyarakat” imbuhnya. (Kris Kris)