WartaNTT.com, LEMBATA –
Laju kasus transmisi lokal penyebaran Covid-19 yang terus meningkat diikuti
rendahnya kesadaran warga patuhi protokol kesehatan, mengharuskan Pemkab
Lembata kembali ambil sikap tegas dalam penanganan dengan metode high ke low
sebagaimana yang pernah dilakukan.
Hal
tersebut disampaikan Bupati Lembata, Eliaser Yentji Sunur, dalam rapat kerja
bersama para kepala desa se-Kecamatan Omesuri, Rabu (17/02/2021).
Yentji
Sunur bahkan memberi peringatan keras kepada para Kades dan Linmas, jika
kedapatan ada warga yang berkeliaran bebas tanpa bermasker maka sanksi justru
akan diberikan kepada Kades dan Linmas yang merupakan bagian dari Satgas Covid-19
tingkat Desa.
“Covid-19 merupakan pandemi yang sangat
serius. Mencermati kasus transmisi lokal
yang terus terjadi, sehingga kita berencana untuk menutup akses transportasi untuk beberapa waktu. Hal ini akan saya diskusikan
lagi bersama
Forkopimda”.
“Kita akan
kembali pada penanganan Covid-19 skala high ke low. Akan
dikeluarkan edaran jika ditemukan warga yang tidak bermasker maka
Kades atau Linmas yang akan diberikan sanksi
Pushup”.
“Sanksi Pushup juga akan
diberikan kepada Camat jika diketahui terdapat pegawai yang tidak bermasker di
lingkungan kerja. Itu sudah saya sampaikan saat sidak di kantor Camat Atadei, kemarin (16/02)” ujarnya.
Ditambahkannya jika terdapat warga terkonfirmasi positif agar segera diumumkan
oleh Desa dan dilakukan pengetatan.
“Saya minta ibu Kadis kesehatan untuk
umumkan identitas pasien terkonfirmasi
Covid-19 termasuk alamat
RT/RWnya agar memudahkan warga
sekitar ikut memantau isolasi mandiri yang dilakukan sehingga mereka tidak bebas berkeliaran
yang justru dapat merugikan banyak orang”.
Yentji Sunur juga minta peran aktif Babinsa dan Babinkamtibmas untuk bersikap guna memutus laju penyebaran kasus transmisi lokal Covid-19 yang terjadi. Diharapkannya dengan upaya pengetatan protokol kesehatan yang dilakukan, maka warga desa masing-masing dapat kembali beraktivitas sehingga program pemulihan ekonomi tercapai.
Selain
itu dirinya minta sosialisasi vaksinasi terus dilakukan sehingga warga
mengetahui manfaat vaksinasi yang dilakukan pemerintah.
“Seluruh
warga yang sudah terdata (sasaran
penerima vaksin) wajib
menerima vaksin sesuai dengan ketentuan. Sudah ada Perpres 14/2021 sehingga
wajib disosialisasikan kepada masyarakat
oleh Satgas tingkat Desa dan Kecamatan” pintanya.
Sementara itu Kadis Kesehatan Lembata, dr. Lucia Sandra Gunadi Anggrijatno, harapkan peran Kepala Desa bersama jajaran Satgas Covid
tingkat Desa dalam sosialisasikan pentingnya vaksinasi.
“Salah satu
upaya mencegah penyebaran Covid-19 dengan patuhi ptotokol kesehatan 6M yakni memakai masker dengan benar, mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, mengurangi
mobilitas (bepergian) dan menghindari makan bersama diluar rumah”.
“Kemudian untuk percepat
angka penurunan kesakitan dan kematian maka dilakukan vaksinasi, dimana dalam regulasi terbaru
mengatur bahwa vaksinasi dapat dilakukan bagi ibu menyusui dan lansia diatas 60
tahun sesuai kriteria. Oleh karena itu saya minta agar para Lansia diatas 60thn yang punya komorbid (penyakit penyerta) segera mungkin mulai sekarang lakukan
pemeriksaan kesehatan (check up) di fasyankes yang ada”.
“Semua
masyarakat wajib didaftarkan saat vaksinasi, soal layak atau tidak
layak divaksin itu urusan lain. Dengan divaksin maka ikut
membentuk herd immunity. Kami minta peran Kades sosialisasikan kepada masyarakat terkait program
vaksinasi” ujarnya.
dr. Lucia Sandra menambahkan “Pemerintah telah mengeluarkan alur baru melalui Rapid test antigen. Jika
hasil Rapid Antigen positif bagi orang tanpa gejala maka dianggap terkonfirmasi Covid, sedangkan bagi orang
yang bergejala, jika hasil pemeriksaan Rapid
Antigennya negatif, maka akan diulang Rapidtest keesokan harinya dimana jika hasilnya positif akan dinyatakan positif,
namun jika negatif, sesuai anjuran
dokter penyakit dalam disini agar dilakukan Swab dan dikirim sampelnya ke Kupang”.
“Jadi jika Rapidtest antigennya positif maka sudah
dinyatakan positif Covid-19”.
“Untuk diketahui, sejak awal Januari sampai dengan
15 Februari kemarin, jumlah Rapid test antigen positif sebanyak 29 orang dan
itu belum termasuk yang di Rapid kemarin dan hari ini (17/02)”.
“Kita tidak bisa bermain-main dengan Covid sehingga saya harapkan warga tetap patuhi protokol kesehatan” ujarnya menambahkan. (Kris Kris)
KOMENTAR