WartaNTT.com, LEMBATA –
Pemkab Lembata mendapat 1 unit kapal rede transport KM. Ghanda Nusantara 14,
berbobot 98GT dari PT. PELNI. Kapal tersebut diserahterimakan oleh kepala PT.
Pelni Sub Cabang Lewoleba, Ahmad Syaiful kepada Bupati Lembata, Eliaser Yentji
Sunur., Senin (22/02/2021) di Pelabuhan Ferry-Waijarang.
Bupati
Lembata didampingi unsur forkopimda, pimpinan OPD dan para camat, kemudian
berlayar perdana dari Pelabuhan Waijarang menuju pantai Wulenluo.
Kepada
awak media, Yentji Sunur menjelaskan pasca
launching pelayaran yang akan dilakukan beberapa waktu kedepan, KM. Ghanda Nusantara
14 akan layani rute jarak pendek Deri-Lewoleba (PP).
“Untuk jangka pendek trayek Lembata-Adonara dan kita
pilih ke Deri, kebetulan disana (deri) ada dermaga Ferry sehingga kapal ini
bisa angkut kendaraan, orang dan barang sesuai kapasitas muatannya”.
“Trayeknya menghubungkan Waijarang dan Deri,
rencananya setiap hari, nanti kita akan lihat kembali jadwalnya. Pemerintah
maunya sehari 2x pelayaran, misalnya pagi dari sini sekitar jam 7, kemudian jam
9 tiba di Deri, kemungkinan sore mungkin jam 3 bertolak kembali ke Lembata karena
shelternya ada disini (Pelabuhan Waijarang)”.
“Kemungkinan juga kita akan buka peluang trayek
sampai ke Mananga-Solor” tambahnya.
Ditanya soal tarif angkutan, dirinya menjelaskan “Untuk
tarif, sementara masih gratis namun bagi barang atau kendaraan tidak. Tentu kita
masih akan menyesuaikan dengan Perda kita terkait retribusi”.
“Kapal ini maintenancenya, ABK dan BBMnya ditanggung
negara melalui PT. Pelni. Pelni sendiri punya
kontribusi besar dalam membuka aktivitas, karena akses ini sudah ada sehingga
pelayanan full jalur pendek untuk mobilisasi orang, barang dan sekaligus
mendukung aktivitas pariwisata di Kabupaten Lembata sehingga memudahkan orang
untuk datang berkunjung ke Lembata sehingga jadwalnya akan kita atur”.
Bupati Lembata juga memastikan rute Ghanda Nusantara
tidak akan mengganggu pelayaran kapal rakyat lainnya.
“Kapal regular (Pelra) punya trayek sendiri dan kita
tidak ganggu apalagi selama ini belum ada rute ke Deri, sehingga kita tidak
melayani rute ke Boleng dan Waiwerang. Kapal ini gratis orangnya, namun untuk
kendaraan dan lainnya akan kita atur”.
“Kapal ini milik PT. Pelni yang dikelola oleh
Pemkab. Namun tidak semuanya diserahkan kepada kita. Jika Pelni melihat trayek
ini bernilai positif, ada kemungkinan menambah armada, karena kita juga
rencakan untuk buka rute Baranusa-Kedang” imbuhnya.
Dijelaskannya pula kalau Pemkab akan menyurati
Kemenhub RI berkenaan belum beroperasinya kapal Pelni di pelabuhan Lewoleba.
“Untuk sandarnya kapal Pelni, kita sudah bersurat ke
PT. Pelni dan sudah diiyakan oleh pihak Pelni. Kita akan bicarakan kembali
dengan Dirjen Perhubungan Laut hal-hal apa yang menjadi penyebab hingga saat
ini kapal Pelni belum melayani rute ke Lewoleba”.
“Dengan sendirinya jika mobilisasi lancar tentu akan
meningkatkan pendapatan masyarakat dimana berkorelasi dengan kesejahteraan”.
“Pemerintah menyiapkan fasilitas, inikan tourism
linkage dimana akses ini dibukan bukan saja untuk mobilisasi orang, namun juga
perhitungan bisnis dari orang-orang yang memanfaatkan rute ini berjalan”.
“Kemudian terhadap wacana membuka akses Ferry rute Lewoleba-Maumere-Maropokot,
pak Gubernur sendiri sudah setuju dan sudah mengeluarkan SK terkait rute
pelayaran tersebut, tinggal sekarang kita menunggu Ferry-nya” ujar Bupati Lembata.
(Kris Kris)
KOMENTAR