WartaNTT.com, LEMBATA – Bertambah lagi 2 pasien Covid-19
di Lembata meninggal dunia, Rabu (14/07/2021) yakni 1 pasien isolasi di RSUD
Lewoleba dan 1 pasien isolasi mandiri warga asal Lembata berpenduduk Kota Surabaya-Jawa
Timur.
Dengan penambahan
2 kasus ini, total pasien Covid meninggal
dunia di Lembata sebanyak 22 orang, pasien sembuh
640 orang, kasus aktif 822 orang dan
total terkonfirmasi sebanyak 1.484
kasus, berdasarkan update data satgas Covid-19 Lembata keadaan 14 Juli.
MM (pria, 40Thn) warga Kelurahan Lewoleba menjadi pasien
ke-21 yang meninggal dunia hari ini, Rabu (14/07). direktur RSUD Lewoleba, dr.
Bernardus Yoseph Beda, yang dihubungi WartaNTT menjelaskan kronologis perawatan
MM.
“Ini pasien rujukan dari RS. Damian yang masuk ke RSUD Lewoleba
tanggal 9 Juli, dengan diagnosa konfirmasi Covid-19 dimana tanggal 8 Juli,
pasien telah jalani pemeriksaan RapidtestAg di RS Damian, hasilnya
positif”.
“Setibanya di RSUD, pasien langsung dirawat di ruang isolasi-2 Covid, dengan keluhan saat dirawat alami batuk kering, flu, dan sesak nafas”.
“Karena kondisi pasien menurun, tanggal 12 Juli pasien kita pindahkan ke ruang isolasi-1 Covid. Kondisi pasien terus menurun dan hari ini (Rabu, 14/07) Pukul 16.04 WITA pasien meninggal, dengan diagnosa Pneumonia, ARDS, dan konfirmasi Covid-19” ujarnya.
Jenazah MM diusung personil BPBD dan dimakamkan di TPU Wangatoa,
Rabu malam.
Sementara itu PBT (pria, 74 Thn) warga ber-KTP Kota Surabaya, pasien yang jalani isolasi mandiri sejak 7 Juli, ditemukan isterinya (SR) meninggal dunia di kamar penginapannya di wilayah kota Lewoleba, Rabu sore (14/07).
Informasi yang dihimpun WartaNTT, pasutri ini baru saja berkunjung ke kampung halaman PBT di Desa Imulolong, Kec. Wulandoni dan hendak kembali ke Surabaya namun hasil pemeriksaan RapidtestAg keduanya di RS Damian dinyatakan positif, sehingga harus menjalani isolasi mandiri.
Sayangnya PBT harus mengakhiri perjalanannya di Lembata meninggalkan isteri serta 2 orang anaknya yang menanti di Surabaya. Keluarga PBT yang hadir mendampingi proses pemakamanpun ikut bersedih menyaksikan peristiwa yang terjadi. Jenazah PBT dikawal tim pengusung dari dinas lingkungan hidup Lembata untuk dimakamkan di TPU Bluwa-Lewoleba Barat.
Penanganan 2 jenazah pasien Covid di lokasi pemakaman yang berbeda juga menjadi kendala tersendiri bagi satgas Covid khususnya tim penggali kuburan yang berasal dari unsur SatpolPP.
Bagaimana tidak, jumlah personil terbatas yang diakomodir dalam Satgas juga menjadi bahan perbincangan personil SatpolPP sendiri, belum lagi kondisi kuburan yang tanahnya berbatu.
Beberapa personil SatpolPP yang ditemui WartaNTT, Rabu malam (14/07) juga menunjukkan kekesalannya terhadap atasan mereka karena selalu mengiyakan perintah tanpa peduli dengan kondisi fisik personil lapangan.
“Mereka pimpinan hanya tahu bilang Siap, Siap saja. Kita yang setengah mati di lapangan. Ini saja tangan sampai melepuh”.
Ditanya jumlah personil yang terlibat dalam tim, salah seorang anggota SatpolPP yang nampak kelelahan menjawab “Hanya omong bilang tambah personil tapi kita tidak lihat juga Sk-nya seperti apa".
"Minimal ada 2
sampai 3 tim penggali kubur sehingga kita kerja juga tidak kewalahan apalagi
kalau dalam sehari kasus yang meninggal lebih dari 1 kejadian seperti yang
sekarang” ujarnya. (Kris Kris)
KOMENTAR