WartaNTT.com, LEMBATA – Pekerjaan
pembangunan 700 unit Rumah instan sederhana sehat (Risha) bagi warga terdampak
badai Seroja di Kabupaten Lembata hingga saat ini telah mencapai 51% dari 3
lokasi pembangunan.
Pantauan
WartaNTT, Jumat (15/10/2021) pekerjaan di lokasi Podu yang terletak di sisi kiri
jalan menuju Desa Waowala-Kecamatan Ile Ape, nampak beberapa material panel Risha
telah di instalasi meskipun jumlahnya yang terpasang masih sangat minim.
Hal ini nampak
berbeda dibandingkan pengerjaan Risha di 2 lokasi lainnya Waisesa dan Tanah
Merah, dimana mayoritas bangunan Risha telah mencapai tahap pemasangan atap dan
pekerjaan plesteran.
Ditemui WartaNTT
di ruang kerjanya, Jumat (15/10) Plt. Kepala Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan
Permukiman dan Pertanahan (Pera KPP) Kab. Lembata, Ir. Maria Goreti Meti menyampaikan
hingga saat ini progres pembangunan fisik secara kumulatif telah mencapai 51,17%.
“Berdasarkan data yang kami terima dari pihak PT. Adhi Karya untuk
progres realisasi fisik pekerjaan pembangunan RISHA di Lembata secara kumulatif sudah mencapai
51,17%, dimana kontrak waktu pelaksanaannya sampai dengan 30 November mendatang”.
“Untuk lokasi Waisesa progresnya sudah 76,70%, kemudian di Tanah Merah
59,07% dan di Podu 28,54%”.
“Keterlambatan pengerjaan di Podu awalnya kemarin karena lahan yang belum
clear dan ada beberapa hal yang perlu dikomunikasikan kembali. Pasca semuanya
sudah clear and clean sehingga pekerjaan dilanjutkan hingga sekarang”.
“Koordinasi kami dengan pihak pelaksana maupun konsultan perencana dan
konsultan pengawas dilakukan rutin untuk mencari tahu persoalan yang dihadapi
sekaligus mencari solusinya sesegera mungkin” ucapnya.
Maria Goreti juga sampaikan
pihaknya telah mengambil langkah tindaklanjut atas persoalan tenaga kerja yang
sempat mencuat beberapa waktu lalu, dimana sudah ditangani dengan baik.
“Untuk tenaga kerja saat ini lebih banyak dengan memberdayakan tenaga
lokal, sedangkan tenaga kerja dari luar daerah hanya untuk finishing”.
“Kami juga sudah membangun komunikasi dengan pihak PT. Adhi Karya, dimana
beberapa waktu lalu isu yang beredar bahwa banyak tenaga kerja yang keluar
karena persoalan pembayaran upah yang dianggap terlalu rendah”.
“Kami koordinasi dengan pihak Adhi Karya, dimana diketahui persoalannya
karena adanya sub-sub kontrak. Setelah kami sampaikan persoalan akhirnya Adhi Karya langsung ambil
alih supaya tidak ada kesenjangan harga antara Adhi Karya dengan pihak mandor,
maupun mandor dengan pekerja dibawahnya”.
“Kemudian terkait finansial pembayaran oleh PT. Adhi Karya, di minggu
kemarin kami sudah berkoordinasi dengan Direktur Rumah Khusus pada Dirjen
Perumahan di Kementerian PUPR sehingga pekerjaan bisa cepat selesai. Mereka
menanggapi dengan baik” ujarnya lagi.
Diminta himbauannya kepada pekerja lokal yang ada, Maria Goreti harapkan
para pekerja lokal dapat bekerja dengan optimal.
“Saya harapkan para pekerja lokal dalam bekerja harus mempunyai komitmen
moral bahwa mereka bekerja ini untuk Lewotanah, untuk membantu saudara-saudara
kita yang hingga saat ini masih menempati pondok-pondok. mereka membutuhkan
hunian yang layak”.
“Tenaga kerja lokal mendukung pemerintah dengan cara serius bekerja, menambah jam kerja untuk percepatan mengejar target waktu kontrak. Maksud saya mereka mendukung Adhi Karya agar
pekerjaan cepat selesai secara berkualitas sehingga kakak, adik dan keluarga
kita yang saat ini bermukim di pondok-pondok bisa segera menempati Risha. Saya harapkan juga Mandor bisa menambah jumlah tenaga kerja untuk mengejar deadline waktu”.
Dirinya juga meminta kesabaran dari 700 KK yang akan mendiami Risha. “Pekerjaan
masih berlangsung, kita berharap masyarakat yang berhak, dapat bersabar dan
terus mendoakan agar pekerjaan cepat selesai dengan mutu yang baik”.
“Selain itu, kami juga berharap pemerintah pusat dapat memberikan
perhatian kepada 2.016 KK lainnya dalam rencana relokasi Desa di wilayah
seputaran Ile Lewotolok, termasuk juga bagi 38 KK yang saat ini bermukim di
dusun Lewotaa, Desa Seranggorang-Kecamatan Lebatukan. Mereka juga perlu di
relokasi” ujarnya menambahkan. (Kris Kris)
KOMENTAR