WartaNTT.com, Sumba Tengah – Pemkab Sumba Tengah gelar pertemuan publikasi data balita Stunting, Selasa (25/10/2022) bertempat di aula Bappelitbangda Sumba Tengah, kompleks Makatul.
Publikasi
data balita stunting ini sendiri merupakan aksi ke-7 dari rangkaian 8 aksi
konvergensi stunting yang ditetapkan secara nasional.
Dalam
kegiatan tersebut, dipublikasikan data hasil pengukuran periode Agustus 2022
dimana dari 7.562 anak balita di Sumba Tengah, terdapat 659 kasus balita
Stunting atau 8,71%.
Wakil Bupati Sumba Tengah, ir. Daniel Landa, dalam
arahannya kepada peserta kegiatan baik unsur OPD, para Camat, perwakilan kepala
desa, kepala Puskesmas dan undangan lainnya berharap peningkatan komitmen dan
kerjasama terus terjalin dalam upaya percepatan penurunan Stunting di Sumba Tengah.
Kepada WartaNTT (25/10) ir. Daniel Landa, sampaikan penanganan Stunting menjadi prioritas Pemkab Sumba Tengah sesuai target penurunan yang direncanakan.
“Berdasarkan data yang kita miliki, angka stunting di
Sumba Tengah terus terjadi penurunan hingga saat ini tinggal 8,7%”.
“Dalam pembahasan hari ini kami berharap sesuai
target di tahun 2023 terjadi penurunan sekitar 6 persen, bahkan kami berharap
bisa sampai 4 persen”.
“Tentunya ada upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh
OPD terkait termasuk adanya peningkatan komitmen untuk penanganan stunting
dalam bentuk program kerja di OPD terkait yang mengarah langsung kepada keluarga-keluarga
yang alami Stunting”.
Ditanya lebih lanjut terkait punishment yang
diberikan kepada pimpinan OPD termasuk Camat, Wakil Bupati Sumba Tengah
sampaikan “Selama ini tidak kita berikan, karena hasil kerja mereka dari tahun
ke tahun itu nyata dalam artian terjadi penurunan angka stunting, sehingga
tidak ada punishment yang diberikan. Bahkan ada reward kepada OPD terkait yang sudah
menunjukkan kinerja baiknya untuk penurunan Stunting di Sumba Tengah”.
Daniel Landa juga sampaikan penanganan Stunting menjadi
prioritas Pemkab Sumba Tengah.
“Tentu akan mengarah kesana (percepatan penurunan
Stunting) pada tahun 2023, bahkan kami berharap 2024 bisa zero stunting” ujarnya.
Diakhir kegiatan ini juga diserahkan data by name by adress balita Stunting kepada OPD terkait, para Camat, perwakilan Kepala Desa dan Puskesmas sebagai dokumen pelaksanaan intervensi terhadap sasaran balita stunting
Meskipun terjadi penurunan kasus Stunting periode
Agustus 2022 di Sumba Tengah, namun dari 6 Kecamatan yang ada, terdapat 2
kecamatan yang justru alami kenaikan kasus dibandingkan tahun 2021 yakni
Kecamatan Katiku Tana dan Umbu Ratu Nggay.
Dalam pemaparan yang disampaikan Kadis Kesehatan Sumba
Tengah, Rido Djama Samani., sebaran
kasus balita Stunting per kecamatan tahun 2022, untuk Kecamatan Umbu Ratu Nggay
(118 kasus), Katiku Tana (62 kasus), Umbu Ratu Nggay Barat (109 kasus), Mamboro
(195 kasus), Katiku Tana Selatan (128 kasus), dan Umbu Ratu Nggay Tengah (47
kasus).
Selain itu, Pemkab Sumba Tengah juga telah menetapkan 43 desa menjadi lokus Stunting tahun 2023 mendatang yakni desa Bondosula, Ole Ate, Wee Luri, Ole Dewa, Wendewa Timur, Watu Asa, Susu Wendewa, Cendana, Ngadu Mbolu, Lenang, Tana Mbanas, Tana Mbanas Barat, Tana Mbanas Selatan, Soru, Lenang Selatan, Maradesa Selatan, Maradesa Timur.
Kemudian Desa Bolu Bokat, Weluk Praimemang, Bolu Bokat Barat, Wangga Waiyengu, Sambali Loku, Holur Kambata, Manurara, Waimanu, Wailawa, Konda Maloba, Oka Wacu, Malinjak, Tana Modu, Dasa Elu, Dewa Tana, Daha Elu, Praimadeta, Pondok, Maderi, Matawai Kajawi, Umbu Pabal Selatan, Anajiaka, Anapalu, Umbu Kawolu, Umbu Jodu dan Dewa Jara.
Perkembangan angka Stunting di Sumba Tengah sendiri dalam kurun 5 tahun terakhir sebagaimana dihimpun WartaNTT dalam kegiatan tersebut, tahun 2018, 344 kasus (44,97%) dari 765 balita diukur. Tahun 2019, 1.409 kasus (19,50%) dari 7.225 balita diukur. Tahun 2020, 1.109 kasus (14,93%) dari 7.428 balita diukur.
Kemudian Tahun 2021,
754 kasus (10,24%) dari
7.365 balita diukur dan keadaan Agustus 2022 sebanyak 659 kasus (8,71%) dari
7.562 balita diukur. (Rcd)
KOMENTAR