Pemkab SABU RAIJUA Janji Segera Sikapi Kasus Mata Air Loko Eimada-Sabu Timur

WartaNTT.com, Sabu Raijua – Warga asal 2 kelurahan dan 4 desa di Kecamatan Sabu Timur kembali pasrah karena distribusi air bersih dari lokasi loko eimada, diblokir Yoseph Uly Djami.

Dua tuntutan kepada Pemkab Sabu Raijua belum dipenuhi, Yoseph Uly Djami kembali lakukan pemblokiran lokasi mata air loko eimada di kelurahan Bolou-Sabu Timur.

Kepada WartaNTT (15/9/2023), Yoseph sampaikan telah melarang petugas PDAM masuk lokasi mata air sejak Senin pekan lalu (11/9). Dia juga jelaskan penyebab kembali lakukan aksi serupa.

“Saya kecewa dengan tindakan pemerintah, karena sebelumnya pak Camat dan pak Lurah sudah pernah temui saya dan janjikan hasil pembicaraan dengan saya akan disampaikan kepada atasan mereka. Tapi mereka tidak pernah muncul”.

“Baru-baru ini mereka tunjukkan sikap arogan, datang buka ini mesin dan tidak kasih tahu saya”.

“Tuntutan kami agar mengakui saja kalau lokasi ini milik keluarga Uly Djami, karena kami punya nenek moyang yang gali ini”.

Dilanjutkannya “Selain pengakuan, kalau mereka (Pemkab) mau untuk selesaikan ini, zaman sekarang tidak ada yang dapat gratis. Kalau mereka mau kontrak, oke saya kasih kontrak dengan membuat surat perjanjian”.

“Tapi itu juga tidak ada penyelesaian. Mereka hanya datang Camat, Lurah, Wakil kepala dinas PUPR hanya janji-janji saja akan teruskan ke atasan, tapi saya tidak tahu atasan mereka siapa” ujarnya gusar.

Ditanya sikapnya jika diundang pemerintah untuk berdialog, Yoseph sampaikan sangat bersedia.

“Saya sangat bersedia, dimana saja (lokasi pertemuan). Tapi jangan saya diundang untuk dianiaya, karena beberapa waktu lalu saya dengan keponakan saya dikeroyok. Kasus itu juga sudah kita laporkan ke kepolisian tetapi tidak ditindaklanjuti sampai sekarang”.

“Hari selasa kemarin (12/9) air sudah tidak dialirkan lagi ke rumah warga. Kenapa begitu, karena saya masih menunggu surat pernyataan pengakuan lokasi ini milik keluarga Uly Djami” ujar Yoseph.

Sementara itu Lurah Bolou, Denny Victor Lado., kepada WartaNTT (14/9) sampaikan harapannya agar persoalan ini bisa di tuntaskan.

“Harapan kami dari kelurahan Bolou agar masalah ini bisa ditindaklanjuti oleh pemangku kepentingan diatas sehingga masyarakat Bolou serta wilayah lainnya yang tersambung jaringan air ini bisa kembali nikmati pelayanan air bersih dari pemerintah”.

“Memang sudah terlalu lama masyarakat Bolou mengeluh akan keterbatasan air bersih termasuk untuk bercocok tanam guna perbaikan ekonomi. Kebutuhan air bersih untuk mandi dan minum pun, masih harus beli dari mobil tanki”.

“Untuk itu kami sangat berharap agar pemerintah di tingkat atas bisa beri perhatian agar masalah ini bisa cepat diselesaikan” harapnya.

Sekda Sabu Raijua, Septenius M. Bule Logo., yang dikonfirmasi terpisah WartaNTT (16/9) sampaikan Pemkab akan ambil sikap tegas.

“Kami sudah gelar pertemuan yang dihadiri unsur terkait dan kami juga sudah berkoordinasi dengan kepolisian dalam hal ini Polres Sabu Raijua”.

“Kami sementara berusaha selesaikan hal ini, tapi usaha kami tidak bisa sendiri. Kami butuh aparat negara, kami butuh Polri. Kami sudah berkoordinasi dan kami berharap polisi dapat bertindak menurut hukum yang berlaku”.

“Kami juga minta maaf kepada masyarakat pengguna jasa air yang tidak terlayani akibat tindakan dari oknum ini yang telah menghalangi tugas pelayanan air. Pemkab tentunya tidak tinggal diam” kata Sekda. (Ewd)